7. Ulah

1.7K 203 40
                                    

Klo ada typo, kabarin


Di tengah ruangan yang menyimpan banyak barang berkilauan, Gulf berdiri dengan tangan terlipat, memandangi Mertua dan suaminya dengan wajah datar

"Cincin ini adalah pusaka keluarga, Mew" Nyonya Jongcheveevat mencoba menjelaskan dengan hati-hati agar tidak membuat putranya kesal "Terlalu dini untuk memberikannya pada Hayden"

"Putraku menyukainya. Ibu tidak melihat mata Hayden yang berbinar saat melihat cincin ini?"

"Kita harus menunggu sampai Hayden dewasa untuk memberikannya"

"Hayden harus memilikinya sekarang. Dia sangat menyukainya"

Nyonya Jongcheveevat memijat pelipisnya. Pasalnya, ini bukan cincin biasa. Bahkan cincin ini sangat jarang diperlihatkan dikarenakan keistimewaannya yang luar biasa. Sebuah cincin yang diberikan secara turun temurun di keluarga mereka

Dan sekarang, Mew meminta cincinnya untuk diberikan pada Hayden dengan enteng seperti memberikan sebotol susu untuk bayi?

Setelah lama mempertimbangkan, Nyonya Jongcheveevat akhirnya menghela nafas dan menjawab "Baiklah kalau begitu"

"Hayden... Apakah Daddymu sudah tidak waras?"

Setelah menggumam, Gulf berbalik pergi meninggalkan mereka. Cukup merasa resah oleh sikap suaminya

Hanya karna Hayden menatap cincin itu dengan kagum, bukan berarti Mew boleh memberikannya begitu saja, bukan?

Ketika keluar, Gulf mendapatkan notifikasi dari handphonenya. Sebuah notifikasi yang harus membuatnya mempertimbangkan secara matang dengan sangat tiba-tiba

Dirinya terdiam cukup lama di depan ruangan untuk menunggu suaminya datang

Ketika telah lama menunggu, Mew akhirnya keluar dan menatapnya yang kebingungan "Ada apa?"

"Sepertinya kita harus kembali ke rumah"

"Apa?" Suara Ibu Mew ikut terdengar "Bukankah kalian harusnya menginap?"

Pertanyaan kecewa dari Ibu Mew benar dimaklumi oleh Gulf. Pasalnya ibu mertuanya mengharapkannya menginap, dikarenakan Ayah Mew yang tengah berada di swis untuk perjalanan bisnis

"Maaf, Ibu. Tapi, sepertinya istriku memiliki sesuatu yang mendesak"

Gulf mengangguk dengan rasa bersalah "Aku minta maaf"

Melihat reaksi sang menantu Ibu Mew buru-buru memperbaiki ekspresinya dan tersenyum "Jangan memasang wajah seperti itu, sayang. Tidak apa-apa. Kalian bisa menginap di sini lain kali"

Gulf tersenyum tipis "Aku berterimakasih atas pengertian Ibu"

"Um, lagipula Min akan datang untuk menemani Ibu. Dia senggang akhir-akhir ini"

Gulf mengangguk "Phi Min memang sangat senggang. Dia selalu datang ke rumah untuk membantuku"

"Nah, kan. Sepupu Mew juga memiliki manfaat rupanya"

Candaan Ibu Mew membuat sepasang suami istri itu tertawa

Setelah tawa mereka mereda, Ibu Mew mengelus pundak menantunya dan melanjutkan "Sayang, ngomong-ngomong... Kamu harus banyak beristirahat, yah? Jangan memaksakan jika kamu kelelahan menjaga Hayden"

Senyuman Gulf berubah menjadi sebuah eskpresi tanya "Ada yang salah, Bu? Aku baik-baik saja"

"Kemarin, setelah kalian merayakan ulangtahun Fah, Ibu masuk ke kamar Hayden"

Gulf mendengarkannya dengan seksama, sambil mengingat kembali dimana nyonya Jongcheveevat datang setelah acara ulangtahun Fah dirayakan

"Suhu ACnya diatur terlalu tinggi dan membuat Hayden sampai berkeringat"

Our MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang