Langit siang yang bersih mulai menampakkan sinar matahari, menciptakan refleksi warna-warni di setiap genangan di taman yang masih lembab setelah hujan ini.
Hayden dengan riang bermain bersama beberapa teman laki-laki yang baru dikenalnya satu jam yang lalu. Mereka melompat-lompati genangan air yang tersisa. Seiring mereka bermain, tawa riang mereka menggema di udara, mengisi taman dengan keceriaan
Sampai saat dua anak perempuan sebaya mendekat dengan senyuman malu-malu di wajah mereka. Mereka tampak tertarik dengan kegembiraan yang terlihat dari kelompok kecil tersebut
"Halo... bolehkah kami belgabung?" Tanya seorang anak dengan rambut kepang itu
Teman-teman Hayden dengan cepat setuju untuk mengajaknya bergabung, namun Hayden sendiri memberikan ekspresi yang kurang antusias
"Aku akan kembali ke Daddy ku saja" Ujar Hayden tanpa ekspresi
"Kenapa?" Tanya teman-teman Hayden, bingung
Saat Hayden hendak pergi melaluinya, sebuah tangan yang lebih kecil dari tangannya menahan lengannya
"Tunggu. Tetap disini, kami ingin belmain denganmu" kata salah seorang anak perempuan dengan lembut, mencoba membujuknya.
"Siapa namamu?"
Di sini, ada beberapa orang anak laki-laki, namun kelihatannya dua anak perempuan ini hanya tertarik pada Hayden
"Eiden" Ucap Hayden
"Aku Liana" Gadis kecil itu memperlihatkan senyuman termanisnya, hingga anak perempuan lain yang masih memegang tangan Hayden ikut memperkenalkan diri
"Dan aku Elise"
Sebelum Hayden sempat merespon kembali, sebuah bayangan dari tubuh seorang pria dewasa datang dan menutupi mereka. Hayden sudah tau hal ini akan terjadi, jadi ia tidak terkejut
Wajah Ayahnya muncul dengan ekspresi serius
Mew melihat dengan tajam pada anak perempuan yang memegang tangan Hayden. "Lepaskan tanganmu dari putraku" desis Mew dengan nada yang jelas tidak menyukai situasi tersebut
Elise menarik tangannya dengan cepat dan meminta maaf atas tindakannya
"Hayden, apakah kamu risih?" Tanya Mew, meminta pendapat putranya
Hayden, merasa sedikit canggung untuk menjawab, jadi ia hanya mengucapkan "Aku tidak tau"
Mew menyampaikan pesannya secara tegas "Kalian harus menjaga jarak, khususnya dengan sentuhan seperti tadi lagi" Wajah Mew yang tegas menciptakan atmosfer yang agak tegang di tengah taman yang masih basah setelah hujan, seakan cahaya matahari yang tadinya begitu cerah, kini tertutup banyak gumpalan awan hitam
..☼︎..
Dengan penuh rasa bingung, Gulf menatap wajah putranya yang kembali dengan cepat. Padahal, ia melihat beberapa menit yang lalu Hayden terlihat bersenang-senang dengan beberapa anak yang baru ia kenal, jadi Gulf pikir putranya tidak akan kembali dengan cepat
"Ada apa?" Gulf bertanya dengan heran
"Seperti biasa" Mew duduk di sebelah sang istri, diikuti oleh Hayden
"Tapi, Hayden terlihat murung. Jangan bilang kamu sebenarnya memaksanya berhenti bermain hanya karna ada anak perempuan lagi?" Tanya Gulf pada sang suami, namun kali ini Hayden menyangkal dengan cepat
"Daddy tidak memaksa Eiden, tapi menyelamatkan Eiden"
"Menyelamatkan bagaimana?" Tanya Gulf
"Anak tadi memegang tangan Eiden, Eiden tidak suka"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Marriage
Fanfiction"Aku menginginkan seorang bayi" Gulf menatapnya dengan berani, bersama keseriusan yang begitu banyak dimatanya Mew tak dapat berkutik selama beberapa saat. Bukankah ini sebuah pemberitahuan bahwa Gulf mengizinkannya menyentuhnya? __ Gulf Kanawut, pe...