Saat mobil meluncur dengan tenang di jalan yang lengang, Book duduk di sebelah kursi kemudi dengan pandangan ke depan. Bibirnya membentuk senyuman tipis, sementara kepalanya bersandar di bahu lebar sang suami. Force duduk dengan santai, satu tangan terletak di belakang kepala Book, dan yang lainnya memegang setir dengan mantap.
"Jadi, trik apa lagi yang kamu gunakan terhadap Mew supaya kamu bisa pulang cepat hari ini?"
"Aku memprovikasinya" jawab Book dengan wajah bangga
"Memprovikasi?"
"Aku mengatakan bahwa istri tercintanya itu sedang digoda oleh kontraktornya yang sekarang"
"Pfft" Force menahan tawanya "Astaga, kamu ada-ada saja"
Book sedikit mengangkat kepalanya dan menatap Force dengan bersemangat "Kamu harus tau bagaimana reaksi iparmu itu. Matanya menyala, tapi dia berpura-pura tenang di hadapanku. Aku sangat menikmatinya"
Force mengelus kepalanya lagi "Tapi, apakah kamu memprovikasinya murni karna ingin pulang cepat?"
Book menggeleng "Sebenarnya, Daniel memang terlihat agak mencurigakan. Aku pernah bertemu dengannya, dan tatapannya pada Gulf adalah jenis tatapan yang sangat mudah didefinisikan"
Force mengangguk paham "Daniel memang tertarik pada Gulf"
"Benarkah?!"
"Um"
"Astaga, seharusnya aku memprovikasi Mew lebih jauh agar dia melakukan lebih banyak antisipasi" Book meringis dan mengusap dahinya
"Ayolah sayang, hentikan"
..☼︎..
Setelah memarkirkan mobil, mereka berjalan beriringan memasuki rumah. Ada saja candaan yang terselip pada pembicaraan di antara keluarga kecil ini, meskipun ada hal yang cukup tidak biasa dari Hayden saat ia tidak begitu banyak berbicara, dan bahkan setelah turun dari mobil, ia berjalan lebih cepat memasuki rumah
Namun, mereka pikir Hayden hanya kelelahan
"Haruskah berbicara dengannya?" Tanya Mew, sedikit bingung
Gulf menggeleng "Beri dia waktu dulu. Aku yakin, ini tidak separah yang kita bayangkan"
"Ini bukan masalah antara dia dengan kita, kan?" Mew meragukan apa yang ada di kepalanya, namun lagi-lagi Gulf menghentikan asumsi negatif itu
"Ini pasti hanya tentang dia dan dirinya sendiri. Aku bisa melihatnya"
Mew menatap istrinya dan memberi sebuah senyuman "Kamu sangat baik dalam segala hal"
"Aku harus seperti itu"
"Kamu tau? Aku merasa sangat beruntung memiliki partner sepertimu"
Gulf mengangguk "Aku rasa, kita saling menguntungkan"
"Karna kerja sama tim kita begitu hebat, aku ingin terus memperpanjang kontraknya sampai detak jantungku berhenti"
Gulf terkekeh dan menyikut lembut perut Mew sebelum berjalan lebih cepat memasuki rumah
__
Gulf dan Mew duduk di ruang tamu bersama Hayden. Namun karna ekspresi yang ditampilkan di wajah Hayden terlihat canggung, Mew dan Gulf akhirnya bertukar pandang, mencari tau alasan dari ekspresi putra mereka. Sepertinya dia berusaha keras untuk terlihat normal, tetapi kekhawatiran dan kecemasan masih dapat dibaca oleh kedua orang tuanya dengan begitu mudah
"Ada apa, sayang?" Tanya Gulf pelan
Ketika Hayden akhirnya sadar bahwa orang tuanya tengah memperhatikannya, Hayden memainkan jemarinya, mengulum bibirnya sesaat sebelum permintaan maaf keluar dari bibirnya dengan begitu pelan "Sebelumnya... Aku minta maaf"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Marriage
Fanfiction"Aku menginginkan seorang bayi" Gulf menatapnya dengan berani, bersama keseriusan yang begitu banyak dimatanya Mew tak dapat berkutik selama beberapa saat. Bukankah ini sebuah pemberitahuan bahwa Gulf mengizinkannya menyentuhnya? __ Gulf Kanawut, pe...