Dengan keanggunan, tangan Gulf melingkar indah di leher Mew. Sentuhan yang penuh kelembutan itu menciptakan ikatan yang tak terucapkan, menggambarkan kemesraan yang tumbuh di antara mereka.
Gulf memejamkan matanya, membiarkan setiap sentuhan dan tindakan suaminya meresap dalam keberadaannya. Di keadaan terbuka sepenuhnya, mereka terhanyut dalam keintiman dengan penuh kesadaran, membangun kedalaman hubungan mereka melalui sentuhan
"Pelan-pelan..." Gulf merintih di tengah-tengah aktivitas mereka
"Maaf, sayang" Mew berbisik mesra di samping telinganya, mengecup lehernya dan menuruti permintaan sang istri
"Ah..." Gulf mendesah, merasakan keintiman yang mendalam saat Mew menyapanya dengan penuh hasrat
Mata Mew terpejam, menikmati bagian tubuhnya yang terhisap habis. Ekspresi kenikmatan melintas di wajahnya, mencerminkan kesenangan yang meluap-luap
Dalam suasana yang penuh gairah, Gulf meremas rambut Mew dengan penuh hasrat. Jari-jarinya yang kuat menjelajahi helai rambutnya. Keinginan itu memang tak terucapkan, namun dipahami dengan jelas di antara mereka berdua
Hasrat yang membara memenuhi setiap serangkaian keintiman mereka, dan cinta yang berkobar-kobar menjadi alasan yang sulit untuk ditolak. Dalam kungkungan Mew, Gulf menyerahkan diri sepenuhnya pada kehangatan cinta, merasakan nafas yang bersatu dalam keharmonisan yang dalam
..☼︎..
Setelah aktivitas mereka selesai, Gulf memejamkan matanya dan memunggunginya, seakan hal yang mereka lakukan tadi tidak pernah terjadi
"Kamu benar-benar hanya menyukai tubuhku?" Tanya Mew
"Iya" Gulf menjawab singkat
Mew menarik lengannya dengan lembut "Berbalik, jangan bersikap seolah orang asing"
Gulf menghela nafas, mengikuti perintahnya dengan wajah datar "Kenapa kamu sangat melebih-lebihkan ucapanmu?"
"Memang begitu adanya"
Tatapan Mew menjadi sedikit tak ramah, pengaruh pikiran yang ribut. Tidak bisakah Gulf setidaknya bermanja-manja padanya? Mengapa ia hanya melihat kedewasaan yang sama sekali tidak berguna di saat-saat seperti ini?
Mew menarik tangan cantik itu, meletakkannya di pinggangnya. Namun meskipun kelihatannya Gulf sudah memeluknya, itu tetap saja kaku
"Apa yang harus aku lakukan padamu?" Tanya Mew geram
"Tidak perlu menanyakannya padaku. Jawaban itu sudah ada di kepalamu"
Mew mendesis frustasi "Aku selalu memiliki rencana yang matang untuk hari esok. Tapi denganmu, aku bahkan bingung apa yang harus aku lakukan satu jam kedepannya"
"Apa lagi, selain tetap menjadi suamiku?"
Mew mengernyit, mencoba mencari tahu lewat tatapannya. Sayangnya, Gulf memejamkan matanya kembali dan menggumam
"Bagaimanapun sikapku, tetap disini"
"Apa?"
"Aku tidak ingin bercerai" Jawab Gulf lagi, tanpa memberikan penjelasan yang rinci pada Mew
"Jangan membuatku emosi. Memangnya siapa yang ingin bercerai denganmu?!"
"Aku hanya memperingatkan"
Hening...
Keheningan benar-benar mengganggu Mew untuk saat ini. Saking tenangnya Gulf, Mew bahkan sulit membedakan saat ia tertidur atau masih terjaga. Jadi, ia dengan nada pelan bertanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Marriage
Fanfiction"Aku menginginkan seorang bayi" Gulf menatapnya dengan berani, bersama keseriusan yang begitu banyak dimatanya Mew tak dapat berkutik selama beberapa saat. Bukankah ini sebuah pemberitahuan bahwa Gulf mengizinkannya menyentuhnya? __ Gulf Kanawut, pe...