2. Ajakan menikah

2.1K 231 37
                                    

Hari libur yang seharusnya tenang, malah sedikit dibuat kaku oleh seorang pemuda yang tengah menampilkan wajah dinginnya bersama handphone yang menempel di telinganya. Aura gelapnya disebarkan ke seluruh ruang bersantai

"Kalian bertiga dipecat" Nada yang tenang, namun begitu menusuk diucapkan seorang Gulf Kanawut

Sebelum suara pembelaan muncul di seberang lain, ponsel seketika dimatikan Gulf. Ia menggelengkan kepalanya, mengingat kembali betapa tidak becusnya orang-orang itu bekerja

"Wow, seharusnya kamu memberikan mereka kesempatan terlebih dahulu. Dasar kejam!" Wanita cantik pemilik nama Fah mengomentari adik laki-lakinya dengan lucu

"Tidak ada yang bisa dipertahankan dari orang-orang seperti mereka"

Fah menyenggol lengan Gulf "Sepertinya keputusan Ibumu untuk membantu mengelola bisnisnya sangat salah. Kamu asal memecat orang-orang tanpa belas kasihan"

Alih-alih menjawab, Gulf malah dibuat salah fokus oleh kata 'Ibumu'. Sebuah decakan tercipta "Jangan berbicara seperti itu lagi. Kita adalah saudara"

Meskipun begitu, Fah hanya membalasnya dengan tersenyum. Berapa kalipun Gulf dan Win menyuruhnya untuk tidak bersikap seperti orang lain, Fah tetap sadar. Bahwa dirinya tidak pernah diinginkan di sini

"Tidak perlu memikirkanku, Gulf. Kamu hanya harus mensyukuri apa yang telah ada pada dirimu sekarang. Kesempurnaan tengah memihakmu" Fah menepuk-nepuk kepala pria yang lebih muda

Gulf hanya diam dalam beberapa saat

"Ngomong-ngomong, kamu tidak berniat mengecek ponselmu? Sepertinya ada pesan penting?"

Gulf menoleh pada ponsel pribadinya. Sangat jarang sebuah notifikasi masuk di sana. Ketika ia meraih handphone dan menatap isi pemberitahuan, ia termenung menyadari kesalahannya

Ia lupa mengeluarkan akun Instagramnya dari ponsel pribadinya-ponsel yang tidak bisa dikaitkan oleh pekerjaan

"Baiklah, aku duluan. Hari ini ada pemotretan" Fah beranjak pergi

"Ini hari libur" Gulf bergumam

Mata dan otaknya tengah meneliti lebih serius. Setelah lama mencerna, ia akhirnya sadar. Jelas ajakan pertemuan ini bukan sebuah pertemuan formal, atau akan menjadi pertemuan pembahasan proyek

Jika ini ajakan pertemuan formal, mereka harus mengirimkan pesan lewat email. Atau setidaknya diwakilkan oleh asistennya, bukan sebuah ajakan yang terkesan begitu sopan dan ramah dari seorang Mew suppasit jongcheveevat

Gulf memeriksa kembali jadwal kerjanya. Tepat sekali, malam ini ia tak memiliki kesibukan apapun

Karna penasaran dan berhubung Mew adalah kliennya, Gulf memutuskan untuk menerima ajakan pertemuan ini

..☼︎..

"Sebelumnya, terimakasih telah bersedia memenuhi ajakan makan malamku"

Cara bicara Mew tidak terkesan seformal kemarin. Ini menyadarkan Gulf bahwa pembicaraan mereka bukan tentang antara pemilik perusahaan dan seorang Arsitek lagi

"Ini bukan pembicaraan tentang bisnis"

Gulf mengangguk

Our MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang