Pada saat Mew menendang pintu, suara keras pecah, dan sepasang suami-istri itu masuk dengan cepat untuk memeriksa keadaan.
"Asshole!"
Suara Mew menggema dalam ruangan, mencerminkan kemarahannya
Staf pria yang terlihat mencengkram lengan Fah, kini terkejut dan melepaskannya. Mew dengan cekatan memanfaatkan situasi itu, meraih tangannya, membalikkan keadaan, menghajar orang yang ia tau bekerja sebagai stafnya di sini
"How dare you fucking touch her?!"
Pekikan Fah dan suara Gulf yang menegur Mew memperkeruh situasi hingga orang-orang berkerumun. Situasi ini sungguh sulit, Gulf berusaha menenangkan Fah, namun pemandangan yang sungguh di luar kendali tersuguhkan di hadapan mereka. Dan yang membuat Gulf geram adalah orang-orang yang hanya menonton tanpa ada keberanian untuk menghentikan Mew
"Phi Mew, cukup!" Gulf berusaha meneriaki Mew yang menghajar pria itu dengan membabi buta
Gulf menatap frustasi orang-orang, namun di tengah-tengah kerumunan itu, ia menemukan seseorang yang paling bisa ia andalkan. Setidaknya, beban itu berasa sedikit berkurang. Dan dengan cepat, Gulf memanggilnya "Mark, bawa Phi Fah pergi"
Mark langsung meresponnya, mengantar Fah yang masih berada dalam keadaan shock
"Jangan khawatirkan aku, dan tolong hentikan suamimu" Fah menepuk pundak adiknya sebelum pergi bersama Mark
Gulf memijat kepalanya dengan frustasi. Ia berusaha menjaga kata-katanya terdengar sopan di hadapan orang-orang "Aku mohon dengarkan aku!"
Karna tak kunjung melihat tanda-tanda Mew akan berhenti, Gulf akhirnya berteriak dengan marah
"Fck, Mew! Kamu akan membunuhnya!"
Mew menghentikan serangannya dan menatap Gulf yang telah memasang wajah dingin dan mata yang menggambarkan emosi yang jelas
Gulf meraih tangan Mew, dan membelah kerumunan untuk membawanya pergi dari sana
"Tangani pria itu, dan pastikan dia masih hidup" Ucap Gulf pada orang-orang
Langkah Gulf tergesa dan cengkramannya cukup kuat di lengan Mew. Ia tak mengucapkan apapun sampai mereka menemukan tempat yang benar-benar sepi
Gulf melepaskan tangan Mew dengan pandangan penuh emosi "Tidak bisakah kamu mengendalikan diri?! Apa yang membuatmu bersikap idiot seperti ini?!"
"Ada apa denganmu, Gulf?! Kenapa kamu bersikap seperti ini? Fah adalah saudaramu"
Kekacauan emosional semakin terbentuk, dan kata-kata tajam mulai menusuk udara
"Ini tidak ada hubungannya dengan Phi Fah, tapi aku mempertanyakan tindakan dan kontrolmu"
Mew tertawa sarkas dengan mata yang masih menyimpan emosi "Tidak ada hubungannya, katamu? Lalu apa yang membuatmu semarah ini? Hingga kamu berani meneriakiku di hadapan staff-staffku?"
"Itu sangat tidak profesional, Mew! Apakah kamu pikir tindakanmu tadi membuat orang-orang terkesan?!"
"Dan apakah kamu juga pikir cemburumu ini membuatku terkesan?"
Rangkaian kalimat yang telah siap di benak Gulf kini tercekat di tenggorokannya
Cemburu...
Cemburu, kata Mew?
Gulf juga tidak akan menjadi bodoh menahan Mew hanya karna kecemburuan, dirinya cukup tau menempatkan diri pada situasi. Terlebih, yang menjadi korban tadi adalah Fah, kakak Gulf sendiri
Ini bukan tentang rasa cemburu, Gulf memiliki alasan lain! Tapi mengapa Mew melihatnya sebagai orang yang sebodoh itu? Gulf tidak akan dibutakan cinta sama sekali
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Marriage
Fanfiction"Aku menginginkan seorang bayi" Gulf menatapnya dengan berani, bersama keseriusan yang begitu banyak dimatanya Mew tak dapat berkutik selama beberapa saat. Bukankah ini sebuah pemberitahuan bahwa Gulf mengizinkannya menyentuhnya? __ Gulf Kanawut, pe...