Jujur saja, Gulf tidak bisa mengabaikan eksistensi putranya yang berdiri di belakangnya dengan mata yang gelisah. Hayden pasti sedang mempertimbangkan apakah ia harus bercerita atau tidak, sehingga Gulf memberinya ruang
"Mommy, bolehkah aku meminta untuk dibelikan buku?" Hayden akhirnya bersuara setelah sekian lama. Dari suaranya sangat jelas bahwa ia tengah menekan kegugupan sehingga Gulf langsung paham bahwa ada yang tidak beres dari permintaannya "Aku ingin mengganti buku perpustakaan yang telah aku hilangkan" Suara Hayden merendah di akhir
"Dimana kamu terakhir kali melihat buku itu?" Tanya Gulf
"Saat pulang sekolah, aku masih melihatnya di tasku tapi, setelah aku pergi membeli ice cream dengan Dean dan Karyl..." Hayden tidak melanjutkannya
Gulf menyimak ceritanya. Awalnya, Gulf khawatir bahwa itu bukan kesalahan Hayden sepenuhnya. Namun mendengar hanya nama Dean dan Karyl, Gulf percaya bahwa Hayden kehilangan bukunya tanpa campur tangan siapapun
Dean dan Karyl adalah sahabat Hayden sejak Hayden masih berusia 5 tahun. Dan Gulf sudah benar-benar membaca karakter anak-anak itu, hingga mendapatkan jawaban bahwa Hayden sangat pandai dalam memilih teman. Ketiganya adalah anak-anak berprestasi dan saling memberikan pengaruh positif satu sama lain
"Apa yang selalu Mommy ajarkan padamu?" Tanya Gulf
"Maaf" Ucap Hayden
"Apa yang selalu mommy ajarkan, Hayden?" Ulang Gulf. Nadanya jelas santai, tidak meninggi sama sekali, namun tetap terasa tegas
"Jika kita mengambil keputusan, maka kita juga harus siap menerima konsekuensi"
Gulf mengangguk mendengar jawaban Hayden dan bertanya kembali "Lalu siapa yang memutuskan untuk meminjam buku dan lengah menghilangkannya?"
"Aku"
"Jadi?"
"Baiklah. Aku minta maaf"
Gulf mengelus kepala Hayden dan menjawab "Jangan lupa untuk meminta maaf pada pengurus perpustakaan, yah?"
Hayden mengangguk
..
"Jadi, Phi menyuruhku pergi ke perpustakaan sekolah Hayden dan memeriksa buku apa yang telah ia hilangkan?" Tanya Mark, yang sedikit tidak paham dengan tugasnya kali ini
Gulf mengangguk
"Dan setelah itu aku harus membeli buku yang sama untuk dikembalikan ke perpustakaan?" Tanya Mark lagi, merasa kurang yakin dengan kesimpulan yang ia tarik sendiri
"Um"
"Kenapa tidak langsung menyuruh Hayden saja untuk mengembalikan bukunya jika memang Phi ingin menggantinya?" Tanya Mark frustasi, namun Gulf terlihat lebih frustasi oleh protes Mark
Gulf tetaplah Gulf yang menjadikan wajah dingin sebagai nafasnya
"Hayden harus merasakan menanggung resiko atas segala perbuatannya sendiri. Aku tidak ingin Hayden tumbuh menjadi anak yang menyepelekan semua tindakannya karna berfikir orang tuanya akan menyelesaikan semua masalahnya"
Mark terdiam sejenak, memahami betapa Gulf menekankan pembelajaran dan tanggung jawab pribadi. Meskipun awalnya ia bingung, Mark akhirnya mengerti bahwa hal ini adalah bagian dari cara Gulf mendidik Hayden
"Tugasku hanyalah membantu Hayden belajar dan tumbuh dari pengalamannya, bukan membantunya lari dari tanggung jawabnya"
Mark mulai mengapresiasi Gulf saat ia perlahan-lahan mengerti
Saat Gulf dan Mark tengah sibuk mengenai pembicaraan yang serius tentang pendekatan mendidik Hayden, pintu rumah terbuka dengan tiba-tiba. Gulf dan Mark menoleh dengan heran melihat ibu Mew berdiri di ambang pintu, sorot matanya menusuk tajam. Hubungannya dan Gulf tak kunjung membaik, namun sebaliknya
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Marriage
Fanfiction"Aku menginginkan seorang bayi" Gulf menatapnya dengan berani, bersama keseriusan yang begitu banyak dimatanya Mew tak dapat berkutik selama beberapa saat. Bukankah ini sebuah pemberitahuan bahwa Gulf mengizinkannya menyentuhnya? __ Gulf Kanawut, pe...