"Jadi, apakah buku gambar yang aku berikan telah kamu gunakan?" Senyuman itu, memicu detak jantung aneh pada sang penatap
Pemuda yang ditanyai menggeleng "Tidak"
"Kenapa?"
"Aku akan memakainya saat terdesak saja. Buku itu, harus bertahan lebih lama"
"Apakah kamu sudah memutuskan untuk memperjuangkan cita-citamu?" Tanyanya, sedikit khawatir
Pemuda manis itu tersenyum dan menggeleng... Jujur saja, senyumannya tidak alami. Matanya terlihat tengah menyembunyikan sesuatu "Aku akan menuruti keinginan ibuku untuk menjadi desainer. Setelah aku pikir-pikir, itu tidak buruk"
Senyuman itu runtuh, digantikan dengan wajah kecewa yang samar "Oh"
.
.Pada keheningan ini, hanya ada detak jarum jam yang membantu rungunya terus terisi... Beberapa ketukan pulpen di atas meja juga sedikit membantu, mencoba membuang jauh-jauh keheningan yang selalu ingin merampas, mengambil alih
Meskipun kepalanya tengah ribut, Gulf terus menatap gambar proyeksi di hadapannya, bersama dengan garis-garis yang belum ia bersihkan.
Kacau, adalah satu kata yang pasti akan terlintas di benak seseorang saat melihat kerjaannya hari ini
Entah mengapa, kekacauan yang ada di pikiran dan benaknya malah mengalir sampai ke pekerjaan. Kejadian ini, tidak menunjukkan keprofesionalannya sama sekali
Entah sehebat apa Mew Suppasit itu hingga mampu mengguncang diri Gulf sekuat ini, hanya dengan perlakuan ambigunya yang hanya semakin membuatnya cemas
Gulf menatap kembali sebuah foto yang telah lama terselip di antara handphone dan silikonnya. Gambarnya telah memburam, meskipun kenangannya masih begitu segar di kepala
"Phi, jika sesuatu terjadi di antara kita, dan mengharuskan kita untuk berpisah, apakah kamu akan mencari orang baru?"
"Tentu tidak. Karna, orang itu harus kamu"
Ucapannya, terekam jelas di kepala
Seseorang yang Gulf pikir hanya akan pergi selama satu minggu, rupanya pergi begitu lama, hingga dia nyaris melupakan sebagian besar kenangan, atau mungkin keseluruhan
"Kamu hanyalah salah satunya. Jika kamu memang penting, harusnya dia benar-benar mengingatmu di hari kalian bertemu kembali"
Ucapan Force, ikut terngiang
Dari perilakunya, Gulf telah sadar bahwa hari itu, ia benar-benar hanya salah satu dari sekian banyak
Hubungan mereka di mata Mew, hanya bahan lelucon
Jadi apapun yang akan dia katakan di hadapan Gulf, apapun yang akan dia korbankan untuk membuktikan cintanya, Gulf tidak akan tergerak lagi...
Gulf tidak akan menjadi bodoh hanya karna cinta lagi
Jadi, ia memutuskan untuk tidak mencari perkara, dan menegaskan pada dirinya untuk 'jangan lagi patah hati'
Flashback
Gulf POV
Dengan tubuh yang lelah, aku terus membawa ransel hitamku yang menyimpan buku-buku yang cukup tebal ke arah bangku yang terdapat di bawah pohon flamboyan
Cabang-cabang pohon ini memang luas menyebar, membuat teduh yang menyenangkan. Terlebih, bangku di sini berhadapan persis dengan air mancur, yang terus mengeluarkan bunyi gemericik.... Tentu, suasana di sini sangat hidup. Itulah mengapa aku dan 'dia' sangat menyukai tempat ini. Hampir setiap hari pada jam sekolah berakhir, kami bertemu di sini
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Marriage
Fanfiction"Aku menginginkan seorang bayi" Gulf menatapnya dengan berani, bersama keseriusan yang begitu banyak dimatanya Mew tak dapat berkutik selama beberapa saat. Bukankah ini sebuah pemberitahuan bahwa Gulf mengizinkannya menyentuhnya? __ Gulf Kanawut, pe...