9. Pudar

1.6K 251 47
                                    

"Kamu tau? Keluargaku sangat menyukaimu"

Gulf melirik suaminya yang membuka pembicaraan saat mereka hampir kehabisan topik di dalam ruang kamar "Itu melegakan"

"Kamu bersikap dengan sangat baik"

"Sebenarnya mengambil hati mereka bukan tujuanku" Jawab Gulf dengan jujur "Aku hanya ingin menjaga sikap supaya orang-orang bisa memujimu"

"Kenapa seperti itu?"

"Aku hanya tidak ingin terlalu terikat dengan mereka"

Mew mendengus dingin. Pandai sekali Gulf mengubah suasana hatinya "Masalah perceraian lagi?"

Gulf mengangguk "Bagaimanapun, tujuanku untuk pernikahan ini hanya untuk seorang anak"

Mew berusaha agar mereka tidak bertengkar dengan terus mengatur emosinya. Jadi, ia hanya berucap dengan tenang "Jawab pertanyaan ini, apakah kamu pikir aku juga tidak ingin memiliki anak?"

"Aku tau. Jadi, dia bisa bebas pergi padamu dan padaku. Aku akan membagi waktunya seadil mungkin"

"Gulf, kamu sadar dengan isi pikiranmu sekarang?"

"Kamu harus kembali pada Phi Fah"

"Lalu kenapa kamu harus memilihku untuk menjadi ayah dari anakmu?"

"Karna Phi Fah tidak bisa mengandung" Gulf akhirnya melepaskan apa yang menjadi beban pikirannya selama ini. Dan reaksi Mew tiba-tiba berubah terkejut, kemarahannya pudar begitu saja

Melihat Mew yang tak dapat berkata-kata, Gulf mengambil bagiannya lagi, untuk bersuara "Itulah sebabnya dia memutuskanmu hari itu, meskipun dia masih sangat mencintaimu. Dia tidak ingin kamu menikah dengan orang yang tidak bisa memberikannya keturunan. Setidaknya, saat kamu bersamaku, kamu bisa mendapatkan seorang anak"

Gulf berbicara begitu panjang dan membingungkan. Hingga Mew masih tidak tau harus mengeluarkan apa sebagai jawaban. Kata-kata banyak bermunculan di otaknya, namun tak kunjung membentuk suatu kalimat

"Aku harap kamu berhenti berfikir buruk tentang Phi Fah"

"Sudah larut. Tidurlah" Ucap Mew setelah melirik jam

__

Pada sebuah kamar yang terasa kosong, pada pandangannya menatap langit-langit kamar, Gulf hanya dirambati gusar pada hatinya. Dirinya lepas kendali saat berbicara dengan Mew tadi...

Apakah ini terlalu cepat untuk memberitahu Mew kenyataannya?

Pria itu belum kunjung kembali ke kamar. Juga, tidak ada tanda-tanda kehadirannya di luar

Gulf mulai berspekulasi, namun ada satu asumsi kuat yang dipertahankan dalam benaknya. Yaitu bahwa Mew sedang pergi menemui Fah dan berbicara dengannya

Gulf menutup matanya, berharap akan ada hal baik di hari esok, termasuk pada hubungan dua orang itu

Meskipun rasanya sedikit aneh. Sepertinya Gulf meragukan Mew jika harus pergi pada Fah sekarang. Masalahnya, Gulf masih menemukan kesalahan pada sikap arogan Mew terhadap karyawan

Gulf ingin mengatasinya terlebih dahulu, hingga sikapnya berubah menjadi pribadi yang baik dan segan pada bawahannya

Fah tidak bisa tegas. Jadi, ia yakin kakaknya itu tidak bisa menegur sikap Mew yang seperti ini

Meskipun isi kepalanya masih ribut karna bercabang kemana-mana, Gulf memaksa untuk tetap memejamkan matanya dan tidur

..☼︎..

Gulf terbangun pagi-pagi sekali, mandi, bersiap dan merapihkan tempat tidur. Hari ini ia harus datang pagi ke kantornya, dikarenakan proyek baru sedang berjalan dan timnya terkejar waktu. Namun alih-alih mengerjakan semuanya secara terburu-buru, Gulf malah mengulur-ulur waktu agar tidak keluar dari kamar dengan cepat

Our MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang