"Phi, aku sudah berusaha untuk tidak terlalu jatuh cinta padanya. Tapi, dia semakin tampan!"
Gulf menjauhkan gawai dari telinganya, setelah sang adik mengeluh dan merengek di seberang telfon
"Phi tidak akan menerima alasan apapun. Jatuh cinta secukupnya saja" Jawab Gulf sembari memeriksa site plan di laptopnya. Selalu seperti ini, ketika dia ingin fokus bekerja, adik manjanya itu malah mengganggu
"Harus bagaimana aku menghadapinya? Aku takut dia mulai menyadari perasaanku"
"Lebih baik jika dia yang mengakui perasaannya lebih dulu. Usahakan untuk membuatnya tunduk padamu terlebih dahulu" Gulf membagi fokusnya semaksimal mungkin. Untuk memeriksa denah rencana, juga pada masalah adiknya
"Bagaimana aku bisa membuatnya tunduk sementara aku sendiri belum mengetahui persis perasaannya itu seperti apa padaku"
"Kalau begitu fokuslah pada kuliahmu dulu. Dapatkan gelar sarjana dan buat dia terkesan" Gulf akhirnya mencetuskan ide ini
"Astaga, apa-apaan?!" Win berteriak frustasi. Namun, buru-buru memperbaiki nada bicaranya lagi "Maaf. Aku lepas kendali"
"Aku punya teman yang lebih tampan darinya. Kamu mau?" Tanya Gulf
"Tidak. Aku hanya menginginkan yang satu ini!"
"Terserahmu" Gulf mematikan sambungan secara sepihak, meletakkan handphonenya dan fokus bekerja lagi
Namun, sepertinya jam ini memang jam terburuk dalam hari ini dimana Handphonenya tak bisa diam. Kali ini panggilan datang dari Fah
Gulf lebih bersemangat mengangkat panggilan yang ini, karna merasa sang kakak selalu membicarakan hal penting
"Halo?"
"Apakah panggilanku mengganggu? Ini jam kerjamu, yah?"
"Tidak" Gulf menjawabnya dengan kebohongan
"Ayah bilang, Zena pulang ke Thailand hari ini"
Zena... Sepupu perempuan Gulf yang berjarak dua tahun di bawahnya. Mereka tidak terlalu dekat, meskipun perempuan itu selalu mengunjungi rumahnya saat masih SMA dulu. Zena hanya dekat dengan Win. Jadi, menurut Gulf sendiri ia tidak penting untuk menerima informasi ini
"Lalu?" Gulf bertanya dengan jujur
"Akan ku beritahu saat kita bertemu. Yang ini hanya sekedar pemberitahuan saja"
Sikap Fah jelas aneh. Tapi Gulf hanya menggumam "Um" dan meminta izin untuk menutup telfonnya
Pikiran Gulf bahwa handphonenya terlalu sibuk hari ini kembali terbukti. Saat memutuskan sambungan, satu pesan tampil di bilah notifikasinya
Mew: Hari ini aku yang jemput
..☼︎..
Yang Gulf kerjakan di sebelah pengemudi hanyalah menatapnya, menatap ke depan dan ke luar jendela secara bergantian. Bingung, harus melakukan apa
Ternyata, suasananya menjadi canggung dan buruk ketika Mew menolak bersuara
Mew yang masih kesal karna merasa tertolak tetap diam. Gulf tidak tau apa maksud pria ini menjemputnya, padahal jelas-jelas tadi pagi Mew mengatakan akan pulang larut
"Kamu memang sudah pulang, atau hanya meluangkan waktu?" Tanya Gulf. Membuka pembicaraan sedikit demi sedikit
"Pekerjaanku selesai dengan cepat" Jawab Mew, tanpa terdengar minat sedikitpun pada nadanya, dan caranya menjawab tanpa melirik Gulf sedikitpun
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Marriage
Fanfiction"Aku menginginkan seorang bayi" Gulf menatapnya dengan berani, bersama keseriusan yang begitu banyak dimatanya Mew tak dapat berkutik selama beberapa saat. Bukankah ini sebuah pemberitahuan bahwa Gulf mengizinkannya menyentuhnya? __ Gulf Kanawut, pe...