Pensil mekanik terjatuh dari meja gambar, mematahkan tintanya ketika benda tipis itu menyentuh lantai. Gulf berdecak, dan memprotes
"Kamu mengejutkanku"
Mew tidak menggubris keluhan istrinya. Tangannya memang melingkari pinggang sang istri dengan sangat tiba-tiba. Namun, untuk apa istrinya terkejut oleh sesuatu yang telah membuatnya terbiasa?
"Kamu bisa melanjutkan gambarmu lain kali"
"Tidak bisa" Tolak Gulf dengan cepat
"Hey, ini hari libur. Bisa-bisanya kamu meninggalkan kami berdua untuk bekerja?"
"Ide itu, selalu datang dengan tak terduga. Aku tidak akan menunda apapun saat otakku menemukan desain baru"
"Jangan keras kepala" Ucap Mew
"Jangan mengganggu" Jawab Gulf, tak mau mengalah
"Jangan menjawab" Mew menegaskan nadanya
"Jangan melarang"
"Jangan berbicara lagi"
"Jangan jadi suamiku lagi" Ucap Gulf dengan nada rendah
"Jangan mengada-ngada!"
"Jangan beytengkal" (Jangan bertengkar)
Suara yang menyela mereka membuat sepasang suami istri itu menjatuhkan pandangan ke bawah, dan menemukan anak laki-laki yang tengah memegang mobil mainannya
Gulf menatap Hayden dengan heran, bergantian dengan suaminya "Sejak kapan Hayden ada di sini?"
"Aku kemari bersama Hayden" Jawab Mew
Gulf melepaskan pelukan suaminya di pinggangnya, dan membungkuk untuk menggendong putranya, lalu bertanya "Mommy tidak sadar bahwa anak menggemaskan ini ada di sini"
Hayden terkekeh "Eiden mau panggil Mommy belmain belcama"
Gulf mengangguk "Begitu, rupanya?"
"Mommy belcedia main cama Eiden?" (Mommy bersedia main sama Hayden?)
Gulf mengecup pipi putranya sebelum menjawab dengan senang hati "Tentu saja... Ayo kita keluar untuk bermain"
Mew menggeleng samar "Kamu begitu mudah memenuhi permintaan Hayden. Tapi, aku? Kamu bahkan tidak memberiku kesempatan untuk membujuk"
"Karna kamu bukan putraku" Ucap Gulf
"Tapi, aku adalah alasan mengapa kamu bisa menggendong seorang putra saat ini"
Jawaban Mew yang luar biasa menimbulkan ketidak puasan untuk Gulf. Ia tidak suka saat seseorang menjawab lebih baik darinya. Hingga akhirnya ia hanya merespon dengan kalimat "Kamu diam saja"
"Kamu saja yang diam. Bukankah itu kebiasaanmu?"
Gulf berdecak, menatap suaminya antara resah dan marah "Apa yang salah denganmu hari ini?"
"Kesalahannya ada padaku?" Tanya Mew "Coba renungkan lagi"
"Jika aku menjawab lagi, apakah akan terjadi masalah selanjutnya?" Tanya Gulf, Mew menganggukinya
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Marriage
Fanfiction"Aku menginginkan seorang bayi" Gulf menatapnya dengan berani, bersama keseriusan yang begitu banyak dimatanya Mew tak dapat berkutik selama beberapa saat. Bukankah ini sebuah pemberitahuan bahwa Gulf mengizinkannya menyentuhnya? __ Gulf Kanawut, pe...