Chapter 33

3.8K 413 30
                                        

Sorry for typos
Happy reading ❤

***

Nirbana menghentikan langkahnya sebelum mereka benar-benar mencapai tempat acara. Karena ia berhenti melangkah, Auriga terpaksa ikut berhenti. Ia menoleh pada Nirbana yang bergeming.

“Tapi tetap saja, aku merasa aku nggak seharusnya kesini, sekarang,” kata Nirbana dengan penuh keraguan dalam sorot matanya. Auriga mendekatinya, menatap Nirbana lamat-lamat.

“Ini tuh keluargamu, Ga. Kamu sendiri tau, aku belum waktunya untuk kembali ke hal-hal yang seperti ini. Orang-orang bakalan menjugdge ini itu. Aku tidak mau orang lain akan menilai hal yang sama untuk keluargam,” kata Nirbana tanpa henti.

You still have another choise, Ga. The better one, not me. Aku hanya wanita yang baru saja memutuskan hubungan pertunanganku. I had a bad track, it can impact your future,” ucap Nirbana dengan frustasi.

I got my best choice, Nir. It was you. Always you. If you’re not the best, then you wouldn’t said all of that damn word. You can stick on me, and never let me go,” jawab Auriga dengan tatapan tenang yang seolah meyakinkan Nirbana.

I hate you, Ga.”

But I love you to the hell, Nir,” Auriga membalas ucapan Nirbana dengan seringaian.

“Walaupun kamu bilang begitu, tapi apa kamu pernah mempertimbangkan opini keluargamu? Apa yang akan mereka pikirkan tentangku, Ga?”

Auriga tersenyum tulus, “aku akan menceritakan semua pada mereka. Don’t worry. I’ll be on your side. Oh, maybe, Rigel too. It seems that he likes you.”

“Aku nggak tau lagi, kamu bener-bener nggak pernah mau mendengarkan aku.” Nirbana melepaskan tangan Auriga dan berniat untuk melangkah pergi, tapi Auriga segera menghadangnya.

“Ini masalah apalagi, Nir?”

“Aku tau ini salah. Kamu bahkan nggak dapat ijin dari keluargaku, dan kamu malah membawaku kemari,” Nirbana masih mencoba untuk berkilah agar ia bisa lolos dalam acara ini.

Auriga memiringkan kepalanya, “kata siapa aku tidak mendapatkan ijin untuk mengajakmu kemari? Aku sudah ijin sebelumnya pada Mas Nizam. Kamu bisa cek sendiri.” Auriga memberikan ponselnya pada Nirbana.

Nirbana masih belum percaya, ia hendak memeriksa bukti yang dikatakan Auriga saat ia mendengar seruan suara anak kecil yang memekik memanggil nama laki-laki itu, “Om Ga!!!”

Nirbana menoleh, mendapati seorang anak kecil perempuan dengan gaun cantik berwarna merah muda cerah yang rambutnya diikat mirip bidadari memegang sebuah light stick, berlari ke arah mereka.

Anak itu melemparkan tubuhnya yang langsung ditangkap sigap oleh Auriga. Auriga mengangkat tubuh mungilnya, kemudian menerbangkannya ke udara, membuat tawa ceria kedua manusia beda usia itu langsung memenuhi sekitar.

“Kok kamu disini, mana yang lain?”

“Potong kue!”

“Nggak dicariin Mama?”

Anak itu menggeleng kemudian Auriga segera menggelitikinya.

“Oh, kenalan dulu sama Aunty, Aunty Nirbana,” kata Auriga saat berusaha mengenalkan keponakannya pada Nirbana yang hanya diam mengamati keduanya.

Anak itu menggeleng karena merasa asing dengan keberadaan Nirbana. Ia malah merangkulkan tangannya yang mungil di leher Auriga sebelum menenggelamkan kepalanya di lehernya.

Better Together [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang