Happy reading!
Sorry for typos 🤪
And let's meet in another story ❤
Thank you 😍***
“Adek, makananya jangan dibuat mainan dong itu,” peringat Nirbana pada putra sulungnya yang asik mengacak-acak makanannya di high chairnya. Nirbana menghampiri balita itu, membantunya agar cepat menyelesaikan makan siangnya. “Nanti kalau belum selesai makannya, kita nggak jadi main lho,” ancam Nirbana pada Aslan balita berumur delapan belas bulan yang merenggut di kursinya.
“Kakak Gia, jangan lari-lari. Makannya dihabisin dulu, nanti kalau Papa datang kakak belum siap, nggak jadi berangkat lho.”
Nirbana dibantu dua orang pengasuh untuk mengurus dua anaknya karena ia sendiri sedang hamil tua. Auriga bersungguh-sungguh saat bilang kalau dia mau memiliki banyak anak. Sekarang saja Nirbana sudah memiliki 2 orang anak, Gia dan Aslan, yang masing-masing berusia lima tahun dan delapan belas bulan. Ia juga sedang menunggu kelahiran anak ketiganya.
“Nanti kalau Papa pulang, kita main ke rumahnya Varel ya, Ma?” tanya Gia dengan mulutnya yang penuh makanan.
“Ditelan dulu kakak, makannya,” kata Nirbana dengan sabar, “iya, nanti kakak sendiri yang bilang ke Papa.”
“Kata teman aku, Varel itu ganteng lho Ma! Dia mau jadi pacarnya Varel karena Varel ganteng. Ganteng itu apa sih ma?”
Nirbana hampir menyemburkan susunya ketika Gia bertanya dengan wajah super polosnya. Ia mengusap pipi gembil putri sulungnya itu, “ganteng itu laki-laki yang wajahnya cakep.”
“Cakep kayak Papa?” tanya Gia polosnya lagi.
Nirbana mau tidak mau terkekeh dan mengangguk.
“Tapi Varel nggak mirip Papa. Varel kan mirip Om Arga!”
Nirbana tertawa geli, “ya memang Varel itu mirip Om Arga karena Varel anakanya, Gia.”
“Jadi Varel juga ganteng kayak Papa?” tanya Gia lagi masih menuntut jawaban.
Nirbana mengangguk, “bisa jadi.”
Gia masih tampak bingung, tapi saat mendengar suara mobil di garasi, anak itu langsung beranjak dari tempatnya, berhambur untuk menghampiri Papanya.
“Kakak, jangan lari, makannya dihabisin dulu lho ini!”
Tidak lama Gia sudah kembali dalam gendongan Auriga yang masih berpakaian kerja. Tangannya melingkar di leher laki-laki itu, “Mama, kata Papa Varel itu nggak ganteng. Masih gantengan Papa!” lapor Gia. Wajah anak itu lebih berseri ketika mendapatkan jawaban itu dari Papanya, membuat Nirbana geleng-geleng kepala.
“Kamu yang ngajarin gitu?” tanya Nirbana tersenyum keki pada Auriga. Auriga mengangguk lalu mencium Nirbana dengan kilas.
“Mana bisa dia tanya soal cowok lain di depan Papanya gini,” jawab Auriga menggerutu.
Nirbana menggeleng melihat kelakuan kekanakan suaminya itu. “Bentar lagi pas dia beneran tau definisi ganteng, siap-siap kamu turun tahta lho ya. Jangan nangis.”
“Nggak ah, aku masih ganteng kok ini,” puji Auriga pada dirinya sendiri. Auriga mencuci tangannya kemudian menghampiri anak laki-lakinya, “what’s up my hero? Makan apa tuh?” tanyanya sambil merusuhi Aslan yang sedang makan.
“Ayam! Enyak! Nyam nyam nyam!” balas Aslan.
“Good job! Makan yang banyak biar cepet gede, bantuin Papa jagain Kakakmu sama Mama, sama adik, ok?”
“Oke!” seolah tahu saja apa yang dikatakan Auriga, si balita kecil itu hanya membeo ucapan Papanya yang terakhir saja.
“Pa, papa! Nanti kita main ke rumah Varel ya?”
![](https://img.wattpad.com/cover/260181648-288-k410748.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Better Together [END]
Chick-LitNirbana Jenar Kalingga memutuskan pertunangannya satu bulan sebelum sahabatnya menikah. Alasannya karena mantan tunangannya, Dito Firnando, yang sudah gila! Mungkin dia yang gila karena sudi untuk betunangan dengan biang keladi perusak rumah tangga...