Happy reading ❤
***
Bed rest selama 2 hari membantu Nirbana memulihkan diri dengan cepat. Terlebih Auriga yang sering bolak-balik ke rumahnya untuk sekadar mengecek keadaan Nirbana dan mengantarkan segala kebutuhan yang diperlukan Nirbana.
Dalam 2 hari itu juga Nirbana harus mengawasi Razan agar tidak membuka mulutnya tentang peristiwa pertemuannya dengan Irene. Ia hanya tidak ingin Auriga mencemaskan hal yang tidak penting. Auriga sudah cukup disibukkan dengan masalah pekerjaan—juga dirinya yang sakit ini.
Dua hari ini Nirbana juga berhasil melupakan pertemuannya dengan Dito. Dito masih terkadang mengiriminya pesan peringatan, tapi Nirbana tidak meresponnya. Nirbana sengaja tidak bermain ponsel ketika Auriga berada disekitarnya—berjaga agar Auriga tidak mengetahui hal ini.
Nirbana akan memberitahukan semuanya pada Auriga, tapi nanti, setelah semuanya kembali tenang.
Hari ini Auriga harus absen terlebih dahulu karena ia harus melakukan perjalanan dinas yang tidak bisa ditunda lebih lama lagi. Hari ini adalah kepulangan Ragha dari perjalanannya. Razan yang bertugas menjemputnya kali ini.
Ragha tidak terlalu terkejut saat mendengar kabar hubungan Nirbana dengan Auriga. Pasti ia sudah mengetahuinya dari Nizam dan Razan. Tapi Ragha juga tidak memberikan respon yang positif. Ia hanya berekspresi datar.
“Mas...” panggil Nirbana saat ia menemukan Ragha sedang bersantai di dekat kolam.
Ragha menoleh, ia menunjuk kursi kosong disebelahnya agar Nirbana duduk di sana.
“Aku dengar kamu dan Auriga bersama?” tanya Ragha.
Nirbana mengangguk, “ya. Beberapa hari yang lalu.”
“Kamu juga sudah ke rumah Auriga,” konfirmasi Ragha.
Nirbana tidak mengelak. Ia mengiyakannya.
Ragha menghela nafas panjang, “apa kamu benar-benar yakin dengan pilihanmu yang sekarang? Kamu tidak ingin memikirkannya lagi. Kamu masih punya banyak waktu. Aku dan Nizam tidak memaksamu untuk langsung menjalani hubungan yang lain setelah pertunanganmu saat itu.”
Nirbana menggeleng, “aku tau. Aku tidak sedang terburu-buru, Mas. Aku paham apa yang mas-mas inginkan. Tapi kalau itu bukan Auriga, aku tidak tau apakah perasaanku akan seyakin ini.” Nirbana meremas tangannya karena gugup.
“Kamu tau yang kamu sukai ini bukan orang biasa?” tanya Ragha. “Bukan maksud Mas untuk menjatuhkan mentalmu. Tapi dirinya sendiri bukan orang biasa. Belum lagi asal keluarganya. Mas tidak akan membandingkan keluarga kita, karena bagaimanapun, keluarga kita juga tidak semenyedihkan itu. Mas masih bisa menanggung semua maharmu, berapapun yang kamu mau. Tapi tetap saja, mereka berada di tempat yang berbeda dengan kita.”
Nirbana terdiam cukup lama.
“Mas hanya takut kalau kamu tidak akan terbiasa dengan kehidupan mereka. Auriga akan selalu dikelilingi orang-orang yang jauh ada diatas kapasitas kita. Mas nggak meragukan kemampuan kamu, kamu juga pantas mendapatkan orang semacam Auriga. Hanya saja Mas tidak cukup yakin apakah nantinya Auriga bisa memperhatikanmu saat ia sendiri membawa begitu banyak tanggung jawab.”
Ragha menggenggam tangan Nirbana dengan hangat, “Mas hanya ingin kamu bahagia, Nir. Mas tau kamu pantas bahagia dan mendapatkan yang terbaik dari yang terbaik. Mas tidak mau, Mas kembali lengah dan membiarkan kamu terluka bersama orang berengsek semacam Dito. Mas nggak cukup percaya diri untuk mempercayakan kebahagiaanmu pada orang lain lagi.”

KAMU SEDANG MEMBACA
Better Together [END]
ChickLitNirbana Jenar Kalingga memutuskan pertunangannya satu bulan sebelum sahabatnya menikah. Alasannya karena mantan tunangannya, Dito Firnando, yang sudah gila! Mungkin dia yang gila karena sudi untuk betunangan dengan biang keladi perusak rumah tangga...