Happy reading 😆❤
***
Laki-laki itu terlihat santai, berdiri dihadapan lautan pengusaha yang kini tengah mendengarkan saksama presentasi yang sedang ia lakukan. Keberadaannya cukup untuk membuat 100 jajaran direksi dalam ruangan megah ini terdiam dan terkesima tentang hasil kerja yang ia lakukan. Strategi yang ia bawa kali ini bertujuan untuk mengurangi biaya—resiko dengan probabilitas tinggi yang akan membuat perusahaan terancam. Selama meeting berlangsung, semua orang terfokus padanya, juga strategi baru yang ia jabarkan lengkap dengan opportunity, dan risk yang tak kalah besarnya. Para direksi yang semula rewel dengan segala kemungkinan yang ada dibuatnya tutup mulut dan tidak banyak protes.
“Saya tidak menyangka kalau hanya dengan satu malam kamu berhasil menemukan solusi yang terbaik, Pak.” Kata Frans—asistennya sambil mengikuti langkahnya lebar keluar dari ruangan setelah berhasil mendapatkan mayoritas suara pemegang saham perusahaan mega group tersebut.
“Yang menjadi masalah kita sekarang adalah perusahaan China menuntut penggantian mitra akusisi. Kita harus segera menemukan solusi yang tepat untuk mengatasinya.” Kata laki-laki itu dengan langkah pasti menuju depan gedung dimana petugas valet sudah menunggu bersama mobilnya. Ia menghadap ke arah Frans, “oh ya. Saya lupa bilang, bulan depan saya akan cuti. Sahabat saya menikah. Kalau saya tidak datang, saya cemas kalau dia akan terbang kesini dan meninggalkan pengantinnya sendirian.”
Frans mengacungkan jempolnya tinggi-tinggi, “masih bulan depan, Pak. Saya akan melonggarkan jadwal, Bapak.” Kata Frans tersenyum manis.
“Ya. Buat selama mungkin. Saya sudah lama tidak mengunjungi orang tua saya. Saya sedikit cemas dengan keadaan mereka.” kata laki-laki itu sebelum tenggelam dibalik mobil sport mewah berwarna hitam legam. Frans membungkukkan badannya sedikit saat mobil itu melaju meninggalkan halaman depan gedung mewah perusahaan.
***
Auriga berjalan lenggang keluar gate penerbangan domestik. Pertemuannya di Jakarta selesai siang tadi. Karena padatnya jadwal meeting, kini ia sudah harus terbang menuju Surabaya untuk mengurus rapat pemegang saham disana. Auriga harus menyelesaikan permasalahan terakait issue retail yang sedang santer berhembus. Ia sedikit merasa kesal karena adiknya, sama sekali tidak berniat untuk mengurusi bisnis besar keluarga mereka—dan malah bahagia menjadi karyawan kantor biasa. Auriga sudah berniat dalam hati, sebentar lagi ia akan merekrut adiknya, membuatnya agar ikut merasakan beban tanggungjawab yang kini ia rasakan sendirian.
Saat berada di depan terminal, ia menemukan Wina—manager tim yang sudah menunggunya lengkap dengan kacamata hitam yang bertengger di atas hidung. Auriga menghampiri wanita yang telah menjadi pegawai terpercayanya selama lebih dari 5 tahun itu.
“Bagaimana dengan laporan perkembangannya? Apakah ada masalah?” tanya Auriga berjalan beriringan dengan Wina yang kini telah memberikan tablet berisi laporan selama Auriga menjalankan dinas di luar Surabaya.
“Seperti yang tertera. Risk transfer yang bisa kita lakukan hanya sepertiganya. Yang lainnya harus dilakukan perombakan total.” Kata Wina.
Auriga membuka pintu kemudi yang seharusnya dinaiki Wina, “saya saja yang nyetir.” Kata Auriga.
Wina mengangguk, mereka berdua masuk ke dalam mobil. Wina kembali memegang tablet yang tadi sempat dibaca Auriga. Biasanya laki-laki dingin itu suka bekerja—bahkan selama dalam perjalanan. Tidak heran kalau diumurnya yang masih cukup muda, Auriga sudah memiliki banyak pengalaman dalam bidang bisnis—dan sudah diangkat sebagai komisaris muda. Selain keluarga Auriga yang Wina yakin kekayaannya mampu untuk menghidupi keluarga 11 turunan, Auriga yang menjadi temannya sejak sekolah di luar negeri ini memang memiliki otak encer dan kepribadian yang dinamis. Auriga mampu untuk beban pekerjaan yang sulit, dan karena itu Wina tau meskipun Auriga berasal dari keluarga yang biasa dia akan tetap bisa menjadi komisaris muda seperti sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Better Together [END]
ChickLitNirbana Jenar Kalingga memutuskan pertunangannya satu bulan sebelum sahabatnya menikah. Alasannya karena mantan tunangannya, Dito Firnando, yang sudah gila! Mungkin dia yang gila karena sudi untuk betunangan dengan biang keladi perusak rumah tangga...