¹⁸. delapanbelas

8.9K 1.3K 148
                                    

Jangan lupa vote sebelum membaca guys 💛



Shareen mengumpulkan sampah-sampah yang berserakan di atas mejanya. Ulah siapa lagi jika bukan teman sekelasnya? Sudah biasa baginya, dia juga tidak terlalu memusingkannya.

Usai membuang ke tong sampah di depan kelas, dia hendak kembali tapi seseorang yang ditarik paksa oleh beberapa troublemaker dari arah lobi menarik perhatiannya.

Tanpa pikir panjang dia langsung mengikuti mereka. Arah langkah mereka menuju belakang sekolah. Dia terus mengikuti hingga mereka tiba di taman yang jarang dikunjungi orang-orang. Shareen mengerutkan dahi saat adiknya—Ayden—didorong kasar ke tembok. Salah satu dari mereka meletakkan kakinya di pundak Ayden yang dibiarkan berlutut.

"Gue nyuruh lo nakutin dia bukan nyakitin dia, bangsat!"

"Dia sendiri yang mau."

"Maksud lo?"

"Lo bilang dia suka sama lo, nyatanya dia godain gue, bodoh."

Bugh!

Shareen melotot saat mereka mengeroyoki Ayden. Tanpa babibu dia berlari menghampiri adiknya dan berdiri sebagai tameng.

"Kalian ngapain?! Jangan pukul Ayden!"

"Kalian ngapain, jangan pukul Ayden!" beo salah satu dari mereka sambil tertawa mengejek. Dia memperhatikan penampilan Shareen dari atas ke bawah. "Lo siapanya dia? Suka lo sama dia?"

Shareen menggeleng, dia akan mengatakan kalimat yang menjelaskan hubungan 'kakak-adik', lengan Ayden lebih dulu mencegatnya.

"Gak tahu, gue gak kenal," jawab cowok itu.

"Beneran bukan siapa-siapa lo?"

Shareen menatap Ayden tak percaya mendengar kalimatnya selanjutnya.

"Bener, cuma cewek genit."

Satu di antara troublemaker itu mendekati Shareen. Dari yang seharusnya terfokus untuk menghabisi Ayden, kini mereka terus memperhatikan Shareen. Di saat-saat seperti itu, Ayden memanfaatkan diri untuk kabur.

"Ayden!" teriak Shareen begitu Ayden menghilang di balik tembok, meninggalkannya yang disuduti ketiga cowok itu ke tembok.

"Mangsa yang dateng sendiri, bakal gue lepas gitu aja?"

Shareen menatap cowok bertindik itu. Kata-kata itu, langsung mengingatkannya pada cowok psikopat yang menyita pikirannya sejak kemarin, Sunghoon. Gadis itu juga teringat kejadian semalam di mana cowok itu berdiri bagai makhluk tak kasat mata di depan tempat kerjanya.

Tanpa sadar Shareen mencoba memahami kata-kata itu. Dia memposisikan dirinya sebagai seseorang yang menemukan seekor kucing menggemaskan di tengah jalan, kucing itu muncul dengan sendirinya. Bukan dia yang ingin kucing itu di sana, tapi situasi itu membuatnya ingin memiliki sang kucing.

Apa situasinya sama? Tidak sadar Shareen malah memikirkannya.

Tangan yang mendarat di pundaknya menyadarkannya, dia yang terkejut menepisnya cepat. Tidak sampai di situ, cowok troublemaker itu juga menyentuh pipinya yang langsung ditepisnya.

"Cewek manis kayak lo kenapa bisa kenal Ayden yang brengsek, deh? Lo salah satu korbannya? Dibanding Ayden yang modelan bego, mending sama gue aja, sayang." Dia hendak menyentuh pinggang Shareen, belum sempat melakukan itu, sebuah pukulan keras mendarat di kepalanya.

"Brengsek, siapa—" teriakannya terhenti digantikan cekat mendapati sosok paling menyeramkan di sekolah tengah berdiri tak jauh darinya. "K-kak Sunghoon?" Raut wajahnya pucat pasi layaknya ikan yang siap menemukan tanggal kematiannya. "A-da urusan apa di sini, Kak?" Dua temannya sudah menghilang dari sekitarnya. Dia mengumpat, bersiap kabur, sayangnya Sunghoon lebih dulu menarik kerah seragamnya.

Psychopatic Guy✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang