³⁴. tigapuluh empat

7.3K 1.1K 783
                                    

Mau up nanti malem lagi gak?

Syaratnya komen sampe 500 yuk!!💗

Happy reading 🥀




"Nanti kamu bolos lagi?" Di sela Shareen mengunyah makanan, Sunghoon sedang memakai kemeja sekolahnya di depan cermin.

Karena Sunghoon lebih dulu menyiapkan makanan dan membawa makanan itu ke atas, Shareen tidak punya pilihan menghabisi sarapannya di kamar cowok itu, sedangkan cowok itu bersiap-siap.

Shareen sudah rapi dengan seragamnya memandang Sunghoon yang kini menata rambutnya.

"Nanti kamu bolos?" tanya Shareen, lagi.

"Lihat nanti."

"Kok lihat nanti?"

"Bisa aja gue tiba-tiba males terus ngebolos."

"Kamu pernah gak ikutin satu mata pelajaran full?"

"Ya pernah. Gue gak seburuk itu kali."

"Pelajaran aja?"

"Sistem reproduksi."

Melihat ekspresi Shareen, Sunghoon tertawa. "Gak, gak. Gue pernah bilang, gue lebih tertarik yang lain, kan, dibanding itu."

"Jadi pelajaran apa?" Daripada menggubris penjelasan itu, Shareen lebih peduli pada pelajaran.

"Cara ngambil bintang." Jawaban itu semakin ngawur.

"Mana ada pelajaran cara ngambil bintang?"

"Ada. Coba liat di roster pelajaran lo."

Alis Shareen tertaut jelas.

Sunghoon kembali tertawa, entah mengapa ekspresi Shareen menjadi hiburan tersendiri baginya. Orang-orang yang melihat bisa-bisa menganga tak percaya. Seorang psikopat ganas seperti Sunghoon bisa tertawa hanya karena ekspresi seorang gadis anti sosial yang tidak terlalu dikenal masyarakat.

Jika mereka lihat sendiri, juga akan merasa gila menganggap itu hal paling mustahil. Yang bisa membuat Sunghoon tertawa hanya target dan koleksinya saja. Ah, itu menjadi mungkin, jika Shareen termasuk koleksinya.

Naasnya murid-murid di sekolah sudah menyaksikannya sendiri. Sunghoon yang dua bulan lalu adalah seorang singa lapar yang berkeliaran dengan tatapan setajam pisau, kini sedikit berbeda, mereka yang sering mengintip dari kejauhan bisa melihat cowok itu sesekali tertawa. Walau tawanya masih belum dikatakan tulus, tetap saja dia tertawa, ah itu hanya terjadi jika bersama Shareen. Sayangnya, setiap kali dia muncul selalu ada Shareen di sebelahnya. Itulah yang membuat murid-murid frustasi, Shareen tidak pernah mau membuka mulut.

Shareen berjalan terhuyung-huyung, sebelumnya saat berkendara Sunghoon hampir menabrak seekor kucing yang sedang tiduran di tengah trotoar. Untungnya Shareen menyadari hal itu dan langsung membanting stir. Untuk pertama kalinya Shareen tidak melihat amarah Sunghoon tersulut, padahal bagian depan mobilnya rusak tertabrak pohon.

"Lo kenapa, sih, jadi sempoyongan gini?" Sunghoon memegang lengannya yang hampir bertubrukan tiang besi.

"Perut aku mual." Shareen menutup mulutnya yang akan muntah.

"Perasaan gue belum ngapa-ngapain lo?"

"Kamu nyetir gak liat-liat, hampir aja kucing tadi kelindas."

"Masih hampir. Harusnya gue majuin dikit biar kelindas beneran."

Shareen melotot lalu berjalan cepat merasa tidak nyaman berada di antara keramaian.

"Jangan ngomong kayak gitu kalau kamu mau sembuh."

Psychopatic Guy✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang