²⁶. duapuluh enam

8.4K 1.2K 97
                                    

Jangan lupa vote sebelum membaca ❤️

Spill dong lagu kesukaan kalian di sini! Biar aku dengerin pas nulis ini💗🥀

Kalau aku (biar samaan kayak doi) tuh sukanya ghost justin bieber, selain itu aku suka dependent keenan te, siapa tahu kalian butuh req lagu🤭

Happy reading ♥







Pagi yang menyenangkan dengan intensitas penyinaran matahari yang tidak berkurang 1 cm/menit pun. Jika saja itu menyenangkan, Shareen sangat bersyukur.

Gadis berkuncir dan berponi itu sedang duduk di sebuah kursi yang letaknya di dalam sebuah mall. Dia menyesap milkshake strawberry di genggamannya dengan pandangan lurus ke lantai. Seperti biasa, dia melewati waktunya dengan melamun.

Berkedip di setiap menit, dia juga teratur dalam mengambil napas, tidak ada yang membuatnya cemas sampai saat ini. Itu cukup membuatnya tidak overthinking.

Cowok jangkung yang begitu tampan duduk di hadapannya, dengan kemeja kotak-kotak hitam, membalut kaos abu-abu yang dia kenakan, juga memakai kalung berbandul jangkar. Kulit putihnya tidak terlalu mencolok, melainkan wajahnya yang bernetra abu, hidung mancung, bibir tipis, dan rahang tegas mencuri perhatian para pengunjung. Dia sempurna untuk ukuran remaja. Orang-orang tak percaya cowok itu benar-benar manusia.

Bahkan Shareen, dia sendiri tidak menyangka cowok di hadapannya itu sungguh-sungguh sosok yang tengah menjalin hubungan dengannya? Cowok itu sangat tampan. Tidak terdefinisi penggambarannya, dengan aura yang melekat dalam dirinya, dia terlihat seperti seorang malaikat? Mungkin orang-orang akan berpikir seperti itu. Dalam sekejap Shareen juga menyetujuinya, di detik berikutnya dia menggeleng dan merapatkan bibirnya yang terbuka setengah.

Sunghoon menyugar rambutnya setelah menyodorkan buku tipis sambil menyandarkan punggungnya di kursi. "Lo mau nonton apa?"

"Kamu sendiri?" Shareen membaca buku yang diberikan Sunghoon itu, berisi daftar film yang sedang tayang.

Seperti janji yang sudah Shareen berikan seminggu lalu, mereka akan pergi menonton. Dan itu dilakukan hari ini. Mereka sudah berada di lokasi selama satu jam, mengelilingi mall kemudian menghampiri salah satu kafe. Untuk melihat daftar film, Sunghoon memutuskan mengambil sendiri. Dia baru kembali sepuluh menit kemudian.

"Hari ini film yang lo suka aja."

"Jadi pilihan aku?"

"Udah gue bilang yang lo suka, kan, artinya pilihan lo."

Shareen mengetuk-ngetuk dagu memperhatikan daftar judul. "Aku jarang nonton film. Aneh ya kalau aku gak tahu jenis-jenis film?"

"Harus gue kasih tahu semua genre-nya? Di situ udah tertera jenis-jenisnya. 17 tahun lo hidup ngapain aja sampe gak tahu begituan?"

"Sekolah," jawabnya santai tanpa menoleh. Dia masih memilih film apa yang sesuai. "Film ini aja, action," tunjuknya.

"Doctor Strange? Yakin? Gak mau romance aja?"

"Gak tertarik," ucapnya tersenyum manis.

"Emang lo gak takut?"

"Kenapa harus takut? Bukan adegan pembunuhan." Dia seolah menyindir. Tapi sebenarnya Shareen mengatakannya tanpa maksud tertentu. Gadis itu bahkan tidak sadar apa yang dia ucapkan.

Sunghoon berdengus lucu, dia segera memesan tiket lewat ponsel.

Shareen kembali menyesap milkshake-nya, tidak melepaskan pandangan dari Sunghoon.

Psychopatic Guy✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang