³⁵. tigapuluh lima

6.9K 1K 291
                                    

Makasih banyak buat yang udah komen! Ngga nyangka bakalan nembus 500🤭

Jangan lupa vote sebelum membaca ❤️🔥


°°°

"Selama ini gue berusaha mempelajari banyak hal karena gue gak ngerti diri gue sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selama ini gue berusaha mempelajari banyak hal karena gue gak ngerti diri gue sendiri. Anehnya kok lo bisa langsung ngerti?" —Sunghoon.

°°°





Seumur hidup Shareen tidak pernah menginjakkan kakinya di kantin. Tidak separah itu, tetapi dia sungguh-sungguh tidak pernah mengisi perutnya dengan jajanan kantin. Hanya strawberry yang dia makan saat istirahat. Hari ini ada sebuah keajaiban. Dia membulatkan tekad memasuki pintu kantin.

"Shareen adik guee!" Para kakak kelas langsung memblokir jalannya, memeluk dan mengusap-usap rambutnya. "Ini pertama kalinya gue liat lo di sini? Mana pacar lo? Oh gak ikut, ya, terus ngapain lo di sini sendirian?"

"Permisi, Kakak-kakak, Shareen mau beliin sesuatu buat Kak Sunghoon."

"Apa?! Lo dijadiin babu?"

Shareen berusaha terlepas dari kukungan mereka, hingga akhirnya dia berhasil setelah berpura-pura menelepon Sunghoon. Dia terbatuk-batuk merasa sesak. Segera memesan satu set es buah.

Hal itu agar Sunghoon tidak merokok. Dia harus cepat sebelum cowok itu menyalakan pemantik dan menyesap nikotin itu.

Ah iya, sudah tiga hari berlalu sejak Sunghoon mau mengikuti kelas full. Shareen bersyukur cowok itu mau mendengarkan kata-katanya. Entah bagaimana, tapi Sunghoon benar-benar menuruti ucapannya! Di sisi lain, cowok itu masih merokok, kali ini Shareen punya rencana agar kebiasaannya itu juga dapat diubah.

Pesanannya sudah selesai, dia berlari tergesa-gesa keluar dari kantin. Belum sempat, kakinya tersandung oleh sesuatu membuatnya terjatuh dengan posisi tengkurap. Satu set es buah yang dia pesan pecah bertumpahan di lantai.

Murid-murid di sekitar ramai-ramai menyaksikan apa yang terjadi.

Gadis itu meringis, mengusap sikunya yang tergores sisi meja. Berbekas. Dia merunduk menyadari lututnya ikut terluka, tiba-tiba sepasang sepatu berhenti tepat di depannya. Dia menengadah kepala. Jay sudah berjongkok di hadapannya.

"Shareen, kamu jatuh?" Dia memeriksa siku Shareen. "Gak parah-parah banget sih. Tapi...." Cowok bertindik itu melirik ke kanan, tepatnya pada 3 gadis yang menahan senyum, "Tetep harus ada yang minta maaf."

Ketiga gadis itu memucat, bertanya-tanya sejak kapan Jay datang. Mereka berdiri dengan raut wajah menyesal. "Kayaknya tadi kena kaki kita ya? Kita sama sekali gak tahu, Jay. Maaf."

"Kenapa minta maaf ke gue." Jay menunjuk Shareen menggunakan dagunya. "Minta maaf yang bener, buruan."

Salah satu dari mereka mendekati Shareen untuk membantunya bangkit, Shareen lebih dulu menolak.

Psychopatic Guy✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang