Ending

8.1K 937 136
                                    

Bagian ending bisa yuk putar lagu 💫

Jangan lupa vote sebelum membaca ❤️🥀







Saat ini Shareen sudah mendapatkan pekerjaan yang tidak jauh dari sekolahnya. Sebuah toko kue yang sering dikunjungi anak-anak muda atau wanita paruh baya. Dia bekerja di sebuah toko kue yang baru buka. Pemiliknya seorang bibi yang sangat baik, Shareen bekerja dengan hati penuh tanpa beban sedikit pun. Dia juga bisa bersekolah tanpa memusingkan shift kerja yang bisa saja jika di tempat lain akan merepotkan. Kehidupan Shareen kembali seperti semula, menjalani hari-harinya dengan netral. Tapi, ada suatu alasan yang membuatnya sebahagia itu.

"Jangan diabisin semua Kak, huwaa!" Dua anak sepantaran yang sepertinya anak smp keluar dari toko kue bersama orangtuanya. Shareen jadi teringat Yura yang dulu sering berkunjung ke kafe.

"Nak Shareen bisa pulang, ini udah jam 9 malem, loh. Bukannya besok kamu ada ujian?"

"Ah, iya, Bi. Setelah nyapu Shareen bakalan pulang."

"Jangan lama-lama, Nak. Bibi tahu sepulang dari sini kamu belajar lagi. Kalau gini terus kamu bisa cape duluan, loh."

"Iya, Bi, ini Shareen cepetin kerjaannya hehe, Bibi pulang duluan aja."

Wanita paruh baya itu bergeleng-geleng, "Anak muda zaman sekarang sangat berbeda. Dikasih waktu istirahat lebih malah disia-siakan. Ya sudah, kalau begitu Bibi pulang duluan, ya."

Baru pergi, Bibi itu kembali lagi. "Nak, jangan lupa lampunya dimatikan ya karena Bibi belum membayar listrik untuk bulan ini."

Shareen memberikan senyum kecil. Menyapu bagian dalam ruangan sampai bersih kemudian mengumpulkan sampah. Setelah selesai, dia mematikan semua lampu sesuai perintah lalu mengunci pintu.

Ting!

Shareen membuka ponselnya. Pesan dari Jungwon.

Jungwon
| Kamu mau lihat hasil kerajinan aku?

Udah selesai? |
Kok cepet banget? |

Dia berjalan di gelapnya malam menyusuri lorong menuju rumahnya.

| Send a picture

Sontak Shareen terkekeh.

Kok dari tungkai strawberry? |

| Bagus gak?
| Atau aku ulang?

Bagus kok, Won |
Buatin aku juga dong |

Langkah Shareen terhenti, dia menoleh pada lorong gelap yang berjarak dua puluh kaki di hadapannya. Sebelum itu, dia bersembunyi di balik tembok agar tidak terjadi kejadian yang tidak diinginkan, lagi.

Betapa terkejutnya Shareen melihat Heeseung lah yang ada di sana, tengah menghajar beberapa orang berbadan besar. Yang paling membuat Shareen kaget, pisau di tangan Heeseung, dengan mudah dia ayunkan senjata tajam itu.

Shareen hampir menjerit kala sang lawan melempar batu besar kepada Heeseung, mengenai kepala cowok jangkung itu dan membuatnya jatuh tidak berdaya. Shareen berusaha mencari cara menyelamatkan Heeseung. Cepat-cepat dia membuka ponselnya lagi, membuka aplikasi YouTube kemudian memutar suara sirine polisi.

"Sialan lo manggil polisi? Bodoh! Lo sendiri yang bakal kena tangkap! Abis lo!" Sisa dari mereka berlari menerjang tembok tinggi, meninggalkan Heeseung yang meringis kesakitan di atas trotoar.

"Kak Heeseung," Shareen membekap bibir melihat darah segar mengalir begitu banyak di sekitar.

"Lo manggil polisi?"

Psychopatic Guy✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang