⁴⁴. empatpuluh empat

5.3K 888 192
                                    

Lagi-lagi up nya ngaret:"(( i'm so sorry 💛 makasih buat yang nungguin story ini🍓

Jangan lupa vote sebelum membaca yaa💗

Happy reading 🥀






Shareen menelungkupkan kepalanya di atas meja, memandangi foto Sunghoon yang semakin hari semakin membuat dadanya bergemuruh.

"Sha," panggil Jay dari balik pintu.

"Hm?"

"Jangan ngelamun terus, kamu udah selesai? Ayuk kita mulai."

"Oh, udah selesai." Dia menegakkan badan, merapikan pakaiannya. Wajahnya begitu sedih, tidak tahu rasanya sangat sedih.

"Kamu kenapa? Ngerasa ini gak bakal berhasil?"

Shareen menangis. Biarlah dia disebut cengeng. Dia sendiri rasanya lelah, "Aku cuma butuh pelukan Sunghoon lagi, aku ketakutan dan ngerasa ini gak akan pernah berhasil." Dia jatuh dan menutupi wajahnya. "Ini cuma buat dia semakin marah."

"Kamu punya tujuan selain Sunghoon?"

Shareen menggeleng.

Jay berjongkok lalu mengusap kepala Shareen, "Kalau gitu apa pun itu coba dulu, ini udah cara terbaik."

"Gak tahu kenapa tapi dari pagi aku ngerasa gak tenang, apa aku bakalan mati hari ini?"

Jay tersenyum tipis. "Gak mungkin. Jangan mikir yang aneh-aneh dulu, okay? Kita pasti bisa ngelakuin ini, cuma pancingan doang kok, kalau gitu yuk?" Dia menggenggam Shareen. Sementara Shareen tidak bisa menghentikan dentuman jantungnya yang tidak tenang.

Jay mengendarai motornya dan Shareen memeluknya dari belakang.

Sesampai di rumah Jay, Shareen ragu lagi, tapi dia mengenyahkan perihal itu.

Dia mengangguk.

"Setelah yang satu ini, aku yakin dia bakal dateng ke kamu."

Jay menutup dan mengunci pintu itu, lalu menyeringai lebar. Terjadilah apa yang mereka rencanakan.


°°°


Sunghoon yang suka menyendiri dan menghabiskan waktunya dengan memuaskan keinginannya, adalah Sunghoon yang menyedihkan. Di balik kata menyedihkan, dia lebih dari sekadar itu. Tidak berdaya. Mungkin itulah dia sebenarnya.

Akan tetapi, melihat sesuatu yang baru saja masuk ke ponselnya, dia mengenyahkan semua anggapan itu. Dia begitu marah. Bahkan bisa menghancurkan apa pun yang ada ada di sekitarnya.

Rahangnya mengeras dengan emosi yang siap meledak-ledak, napasnya memburu dan matanya memerah.

Apa pun itu, sanggup membangunkan singa yang tertidur dalam dirinya. Apalagi saat melihat sebuah video yang juga ada di antaranya.

"Anjing, sialan!"

Dia melempar ponsel itu sampai hancur dan segera menghampiri motornya.

Persetan dengan lainnya. Rasanya dia ingin menghancurkan semuanya.

Dibanding marah kepada Jay, dia lebih marah pada Shareen. Dan itulah tujuan Jay sebenarnya.


°°°


"Udah cukup." Shareen mendorong Jay, dia kembali mengancing kemejanya dengan tangan bergetar.

"Oke, Sha." Jay tersenyum miring, dia melihat hasil video tersebut, lalu mengirimnya dengan seringaian. "Kok jadi nangis?"

Shareen sudah menangis sambil menutupi wajahnya.

"Aku cuma nyium kamu, gak ngapa-ngapain lagi, loh."

Shareen menggeleng, dia memukul-mukul dadanya yang tiba-tiba sesak.

Psychopatic Guy✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang