³². tigapuluh dua

7.5K 1.2K 444
                                    

Jangan lupa vote sebelum membaca ❤️

Ah iya, bagi yang belum follow aku silakan difollow dulu ya sebagai bentuk apresiasi kalian🥀 satu follow dari kalian aja bikin aku bahagia 😉

Mohon maklum kalo ada typo, ini baru pulang ke rumah, masih pusing, mana hari pertama pms, lengkap penderitaan😊

Happy reading 💗







Hal paling sulit yang pernah Shareen lakukan di sekolah adalah meraih buku di rak teratas. Perpustakaan di sekolahnya cukup besar, termasuk menerapkan sistem rak ke atas. Lemari itu menjulang tinggi beberapa tingkat. Kebanyakan buku-buku ilmiah kuno, kali ini Shareen sedang membutuhkannya.

Dia mengambil tangga yang selalu tersedia, mengkoordinasikan letaknya di tempat yang ingin ia tuju.

Berjuang hampir sepuluh menit, ia dapat menggapai buku bersampul abu-abu tua itu. Dia perlu satu buku lagi untuk dibagikan pada Jungwon. Tangannya kembali terjulur. Alih-alih mendapatkannya, kakinya tergelincir, dia terjatuh dengan tubuh menabrak kursi membuat kepalanya bertubrukan dengan meja.

"Awh," ringisnya, menutupi kepalanya yang darahnya hampir membeku itu.

Buku-buku di atas ikut berjatuhan menimpa kepalanya. Dia melindungi kepalanya dengan tangan walau itu percuma. Mulutnya terbuka setengah menyadari satu buku tergelincir masuk ke kolong rak yang kecil.

Melupakan rasa sakit di kepala, dia berjalan cepat, menjulurkan tangannya ke rak kecil itu.

Nihil. Tangannya tidak masuk ke dalam. Dia bisa gawat jika pengawas perpustakaan mengetahui hal tersebut.

Entah dia tidak peka terhadap sekitar, dia tidak sadar ada seorang cowok berjongkok di dekatnya dan mengumpulkan buku-buku di lantai.

Dia baru sadar saat menegakkan badan. Bola matanya melotot menyadari siapa itu.

Jay juga tampak terkejut. "Jadi lo sekolah di sini juga?" Pertanyaan itu pertanyaan terbodoh yang pernah ada, kemarin Shareen mengenakan seragam kala bertemu dengannya. Seharusnya dia tahu, bukan?

Pada dasarnya Shareen tidak berfokus pada pertanyaan, dia hanya tersenyum kaku. "Iya."

"Dari kelas sepuluh gue di sini, tapi gue kok gak pernah ngeliat lo, ya? Beda setahun, kan? Padahal gue sering ke perpustakaan juga."

"Aku pindahan tahun lalu. Kamu sering ke perpus?"

Jay tersenyum mendengar panggilan manis yang tidak pernah dia dengar sebelumnya. "Aku-kamu?"

"Ah, aku biasa pake sapaan aku-kamu, maaf kalau kamu ngerasa gak nyaman."

"Enggak, sih. Santai aja." Dia berdiri sambil meletakkan buku-buku yang dia kumpul di atas meja. "Ngapain masih duduk di situ?"

"Ada satu buku yang masuk." Shareen mengintip ke bawah. "Tapi tangan aku gak masuk."

"Coba diri."

Shareen bingung tapi dia menurut.

Jay berjongkok dan mengintip ke bawah. Dia kembali bangkit, hendak mendorong lemari yang besar itu.

"Kalau jatuh gimana?"

"Tenang." Mendorong perlahan, luar biasa karena lemari dipenuhi buku yang pasti sangat berat itu bisa bergeser. Buku di bawah rak itu mencuat keluar, Shareen segera mengambil sebelum masuk kembali. Jay kembali menggeser lemari ke tempat semula. "Selesai." Dia menepuk-nepuk telapak tangannya membersihkan debu.

"Makasih banget, Kak." Shareen memeluk tumpukan buku itu untuk ia bawa ke kelas.

"Sama-sama. Aku anterin ke kelas mau gak?"

Psychopatic Guy✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang