¹⁵. limabelas

9.9K 1.4K 118
                                    

Yang paling membingungkan dari semua kejadian yang pernah dia alami seumur hidupnya adalah sekarang.

Dulu, Shareen ditemukan hilang di dalam hutan dengan kondisi kedua tangan terikat di pohon, anehnya Shareen tidak ingat mengapa dia bisa hilang di sana, dia pikir kondisi itu menjadi hal paling membingungkan dalam hidupnya. Ternyata ada yang lebih parah dari itu.

"Lo agak jauhan dikit bisa, gak? Jangan deket-deket."

Perhatian Shareen terambil oleh dua orang gadis yang duduk tidak jauh darinya. Lokasi mereka sedang berada di perpustakaan. Shareen sedang merapikan buku-buku yang telah dia baca. Untuk beberapa menit ke depan dia menunda pekerjaannya karena ada beberapa murid yang memiliki keperluan untuk mengambil buku praktik.

Mendapat perintah seperti itu, Shareen segera berpindah ke tempat lain sambil membawa beberapa buku untuk dibaca.

"Jadi itu ceweknya?"

"Iya, dia." Terdengar bisikan dari mereka. Shareen sempat menoleh sekilas, setelah itu duduk di sudut jendela. Cahaya matahari yang menyeludup masuk lewat celah-celah menyinari kulitnya yang putih pucat.

"Gak cantik sama sekali, cuma menang di putih. Paling suntik."

"Gue akui lumayan manis, matanya bulat, pertama liat ya lumayan lah. Tapi tetep aja kalau disandingin sama Sunghoon. Langit dan bumi."

"Kamu udah baca buku ini?"

Kepala Shareen terdongak ke sebelah. Jungwon berdiri sambil menyodorkan satu buku bersampul biru tua padanya.

"Belum." Shareen menerima buku tersebut.

Hutan dan Bulan Penyihir.

"Kamu ketagihan baca dongeng?"

"Kemarin kamu rekomendasi Cahaya Kegelapan, jadi aku cari tahu dongeng lainnya." Cowok itu duduk di sebelah Shareen, dia menunjuk sampul buku itu. "Yang paling menarik ini, menurut aku."

Shareen membaca sinopsis di bagian belakang buku. "Hmm, sedikit menarik."

"Bukan sedikit, emang menarik."

Shareen tertawa mendengar nada suara Jungwon.

"Iya, iya. Emangnya kapan, sih, pilihan Yang Jungwon pernah salah?"

Cowok berlesung pipi itu ikut tersenyum.

"Uwoah, apa itu? Kamu senyum?"

Dia langsung mendatarkan wajah. "Enggak?"

"Kamu baru aja senyum! Eh, kalau dipikir-pikir, selama setahun temenan, aku bisa hitung berapa kali kamu senyum, loh. Ada berapa ya, eum...." Shareen memutar bola matanya sambil mengetuk-ngetuk dagunya, kebiasaannya saat berpikir. "Satu, dua, tiga? Berapa kali, ya?"

"Sering, kok. Kamu aja yang gak pernah liat."

"Masa, sih?"

"Iya. Kamu suka fokus ke yang lain. Kalau ada ular di depan kamu juga, kamu gak bakal nyadar."

Shareen meringis seraya menggarut kepala belakangnya. "Gitu, ya? Aku emang jarang perhatiin sekitar."

"Lain kali harus perhatiiin sekitar, gak tahu celaka datengnya kapan aja."

Shareen tersenyum tipis.

Jungwon itu, memiliki wajah yang tampan, hanya saja tertutupi oleh sikapnya yang menjauh dari keramaian atau anti sosial. Ya, tidak jauh berbeda dari Shareen. Mereka cocok.

"Kalau ada waktu luang kamu bisa baca buku ini. Ceritanya menarik, sesuai selera kamu."

"Kalau kamu yang rekomendasiin pasti aku baca, mah." Shareen terkekeh.

Psychopatic Guy✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang