⁴¹. empatpuluh satu

6K 937 409
                                    

Finally bisa up aaaa soriii kelamaan yaa??

Mau cerita minggu ini belum bisa up soalnya aku ujiannya tanggal 5 huhu:"(( mohon doanya manteman♥

But, setelah itu janjii double up kalau komenannya rame 😁 makanya ayuk komen yu! 🔥

Putar lagu di mulmed kajjaaa💛 salah satu lagu fav aku ❤️

Happy reading 🥀






Cowok berjaket hitam itu menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Satu tangannya merogoh saku celana mengambil benda pipih yang sedaritadi tersimpan di sana. Membuka satu aplikasi pesan yang menampilkan roomchat paling atas.

Raut wajahnya hanya datar, dia mengetikkan beberapa kalimat untuk kemudian mengirimnya. Lalu melempar ponsel itu ke sebelahnya, memandang langit-langit kamar yang temaram.

"Udah cukup bercandaannya, Jay. Time for the cruel game to begin." Jay tersenyum miring. Dia bangkit, mengambil salah satu gambar di atas nakas.

Seorang gadis yang tersenyum cerah dengan permen kapas di tangannya. Matanya berbinar begitu indah.

"Hasrat gue jadi lebih besar buat ngelakuin ini. Kira-kira kenapa, ya? Ada yang tahu nggak? Yak, benar. Selain seru main-main sama Hoonie, ini didorong juga sama lo. Gue kira lo tipe yang gue dribel dikit, langsung masuk ke ring. Ternyata enggak, ya?"

Dia mengangkat panggilan yang masuk, memperbincangkan apa yang sudah ia rencanakan.

Setelah panggilan terputus, senyum miringnya tercetak jelas. Dia kembali memandangi foto Shareen, "Lo terlalu manis, sih." Kemudian menggores foto itu menggunakan cutter, tepat di bagian kepala Shareen hingga foto itu tersobek. Tidak berselang lama dia tertawa lagi. "Jung Shareen, gue suka sama lo."

°°°

Shareen terdiam memandangi spanduk yang menempel di dekat mading sekolah. Dia memiringkan kepala merasa bingung mengapa ada namanya di sana. Tiba-tiba sebuah konfeti ditembakkan ke arahnya.

"Surprise!"

"Kak Jay?"

"Selamat karena kamu juara satu lagi!"

"Hasil ujian udah keluar?" Shareen melotot, segera memastikan mading. Dia semakin melotot mendapati namanya di urutan pertama dari murid-murid seangkatannya. "G-gak mungkin. Ini aku? Atau di sekolah ini ada nama Jung Shareen selain aku?"

"Jelas-jelas kamu." Jay sudah berdiri di hadapannya sambil menyandarkan sebelah bahu. "Kalau gitu harus ada traktiran, dong? Selama ini kita udah belajar bareng, kan."

Mata Shareen hampir saja berbinar sebelum teringat sesuatu, "Sunghoon gak dateng sekolah. Dia tiba-tiba ada urusan." Shareen jadi ingat kejadian tadi pagi, Sunghoon tidak memberitahu apa pun, dia langsung pergi setelah sarapan bersama Shareen.

Sang lawan bicara mangut-mangut seraya mengusap dagu. "Kalau gitu berdua aja gimana? Itung-itung bayaran ice cream yang selama ini aku kasih free ke kamu."

"Berdua doang? Traktir apa?"

"Iya, berdua. Aku dan kamu. Ice cream lagi? Enggak deh, bosen, iya gak?"

Shareen hanya mengangguk kecil.

"Kalau gitu ... sushi?" Mata Jay berbinar.

Shareen kembali berpikir, "Ya udah, pulang sekolah aja, oke?"

"Kenapa gak sekarang?" Wajah Jay keberatan, "Lagian udah selesai ujian, dateng cuma ngabsen doang, gak cuma kita kok yang nantinya dateng langsung pergi."

Psychopatic Guy✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang