³⁶. tigapuluh enam

6.5K 1K 427
                                    

Jangan lupa vote sebelum membaca ❤️

Happy reading 🥀







"Gak usah kasih tahu, gue udah tahu."

Baru saja Jay datang dan menghempaskan tubuhnya ke sofa, Heeseung berbicara sembari menahan tawa.

"Ekspresi lo udah menjelaskan semuanya. Udah gue bilang, Hoonie tuh tertarik sama dia!" tekannya dalam-dalam. "Artinya tuh cewek emang beda dari yang lain. Gue yakin seratus persen lo nahan emosi lahir batin ngadepin dia." Tampak bahagia memprovokasi Jay.

Jay mengambil bantal dan menekan wajah Heeseung agar dia berhenti tertawa.

Terjadi pergelutan di antara mereka, Jay menimpa kedua kaki Heeseung, masih menekan wajahnya dengan bantal, sedangkan Heeseung berusaha meninju perut Jay. Perkelahian itu terus berlanjut, hingga keduanya sama-sama berbaring di lantai.

"Gila lo, leher gue hampir copot." Heeseung meregangkan otot-otot lehernya.

"Lo kira lo dong, perut gue juga bukan samsak woi."

Mereka saling tertawa. Lalu hening mengambil alih.

"Lo salah," ucap Jay.

"Salah apaan?"

"Justru gue makin penasaran buat deketin dia. Lucu banget malah." Dia terkekeh kecil. "Awalnya yah gue agak kaget, ada cewek modelan begitu, lebih kagetnya lagi, gue sadar dia berhasil bikin Sunghoon tertarik."

Dia mengambil guling, memeluknya dengan mata berbinar, "Bayangin gimana serunya kalo tuh cewek jadi milik gue."

"Mimpi aja dulu. Sampe kapan pun lo gak akan berhasil ngerebut punya Sunghoon." Heeseung menyinggung kejadian tiga hari lalu, saat Jay mencuri koleksi Sunghoon. Sunghoon tidak menggubrisnya sama sekali.

"Jadi lebih seru, dong! Gimana sih lo, ini dia yang kita tunggu-tunggu, bakal jadi apa tuh singa belagu setelah ngeliat semua orang yang dia sayang ninggalin dia. Termasuk Shareen yang bakal jadi milik gue." Dia terkikik-kikik, betapa senangnya melihat wajah penuh penderitaan Sunghoon. "Soal koleksi itu, lo juga tahu sekarang dia gak mau ladenin gue, bakal gue pancing dulu dong sedikit demi sedikit." Dia menyengir lebar, membayangkan wajah Shareen yang berseri-seri kala naik motor bersamanya.

"Kali ini lo bakal abis sama gue, Hoon. Gue gak bakal kasih lo kesempatan ngelakuin sesuatu buat cewek lo."

Bugh!

Sebuah bantal mendarat di wajahnya.

"Lo ngomong gitu di depan gue. Inget gue pengikut setianya Hoonie, bro!" celetuk Heeseung.

"Gue mainnya jujur, kali. Mana ada gue sembunyi-sembunyi." Sebelah kakinya menendang paha Heeseung. "Lagian lo bakal berterima kasih ke gue, kejadian kayak gini gak bisa dilakuin siapa pun, cuma sekali seumur hidup. Kejadian yang bener-bener menyenangkan ngeliat hewan buas lepas kendali." Tatapannya mengilatkan sesuatu yang tentu saja tidak baik. Heeseung yang melihatnya bahkan tahu, Jay sudah menggali kuburannya sendiri. Biar begitu, Heeseung akan dengan senang hati menikmati apa yang terjadi.


°°°


Shareen sedang membuat daftar kegiatan yang harus dia lakukan, salah satunya mencari rumah dan mencari pekerjaan. Tanpa bekerja, dari mana dia akan mendapatkan uang. Walau dia memiliki sejumlah uang dari tabungan orangtua lamanya, yang jumlahnya membuat dirinya sendiri kaget, Shareen tidak bisa menggunakannya. Ada perasaan berat dalam hatinya.

Shareen berhenti menulis, memikirkan kondisi Papa dan Ayden. Kira-kira bagaimana kondisi mereka sekarang? Dia tidak pernah melihat Ayden di sekolah setelah kejadian malam itu.

Psychopatic Guy✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang