²⁵. duapuluh lima

8.1K 1.3K 622
                                    

Jangan pelit kasih votenya dong guys💛 bisa yuk vote dari chap awal 🥀

Kalau kalian suka ceritanya bisa direkomendasiin ke temen kalian, biar ceritanya makin rame, bisa yuk🤸🤸

Once again, jangan lupa vote manteman!! Sayang kalian buat yang selalu nunggu, vote, dan komen!

Kalian komen "lanjut" aja udah buat aku seneng, boleh dong tinggalin jejak lainnya, okay? 😊







Shareen menghabisi lima bungkus strawberry sebagai lampiasin perasaannya. Sedaritadi dia tidak berhenti mengunyah, membiarkan lidahnya menikmati rasa manis bercambur asem dari buah merah pekat tersebut.

"Kamu dari tadi makan itu, nanti sakit perut, loh." Jungwon yang sedang membersihkan kacamata menyahut. Sudah 2 jam mereka bersama dan yang dilakukan Shareen hanya mengunyah strawberry.

Shareen menggeleng tidak peduli.

Mereka berada di sebuah food court pinggir jalan, untungnya hari ini Shareen dapat pulang sendiri setelah mendapat pesan dari cowok psikopat yang belakangan ini terus menghantuinya, bahwa dia memiliki suatu urusan. Selama berhari-hari, Shareen terus-menerus menghabiskan waktunya dengan cowok itu. Sudah seperti permen karet yang menempel pada Shareen.

"Kamu tahu? Aku bener-bener frustasi." Dia menjambak rambutnya tidak peduli kedua tangannya lengket. "Aku udah ngelakuin hal paling salah yang pernah ada."

"Hal paling salah atau enggak, yang paling salah itu kamu sengaja bikin perut kamu sakit."

Merasakan perutnya memual, Shareen setuju dengan perkataan Jungwon. Dia membersihkan sisa-sisa strawberry-nya.

"Kamu tinggal menjauh dari cowok itu."

Shareen mengerti arah pembicaraan Jungwon. Tapi Jungwon tidak tahu apa yang terjadi padanya. Dia menyarankan sesuatu yang tidak mungkin bisa dilakukan.

"Seandainya itu bisa, itu mustahil."

"Kenapa mustahil? Kamu tinggal cari cara yang pas." Dia merapikan semua bukunya. "Aku harus pulang. Udah jam segini, ada les matematika. Kamu gak pulang juga? Bukannya kerja?"

"A-Ah ... aku masih di sini, kamu duluan aja."

"Oke, aku duluan."

"Hati-hati."

Cowok berkacamata itu berlalu meninggalkan Shareen seorang diri.

Terlalu larut melamun, Shareen tidak sadar sudah memakan waktu setengah jam. Arlojinya menunjuk pukul lima sore. Dia memandang langit yang mulai gelap dan mengeluarkan suara gemuruh pertanda hujan akan turun.

Bergegas, dia mengemas barang-barangnya, segera pergi usai membayar.

Baru berjalan keluar, rintik hujan sudah turun setitik demi setitik, dia pun berlindung di bawah ruko kosong. Dia tidak sempat mencapai halte karena hujan semakin deras.

Di depannya ada jalan raya yang kosong melompong, tidak banyak kendaraan melewati jalanan itu karena dipenuhi perumahan mewah. Shareen dan Jungwon mengunjungi food court di sana karena Jungwon memiliki voucher diskon. Shareen yang terus melamun menyetujui ajakan Jungwon apalagi mendapat pesan dari Sunghoon bahwa dia memiliki urusan. Untuk mengobati frustasinya, dia pikir akan bagus menghabiskan waktu bersama seorang teman, sekaligus membeli strawberry.

Tidak dia sangka, sore ini hujan. Padahal perkiraan cuaca tidak begitu. Perkiraan itu tidak selalu dapat dipercaya.

Lima belas menit menunggu, bus tidak kunjung datang.

Psychopatic Guy✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang