⁴⁵. empatpuluh lima

6.1K 865 41
                                    

Guys, lama banget ya? Seriusan aku sibuk banget ㅠㅠ, BUT udah aku up sampe ending hehe! Oleh sebab itu!👇

Jangan lupa vote yaa!! Sebelum membaca ! 🥀

Tapi ini nulisnya buru-buru udah kayak dikejar deadline aja:"(

Happy reading 💗








Mengerjapkan mata secara perlahan. Buram. Kepalanya berputar-putar seperti bumi mengalami guncangan hebat, dia sadar bukan bumi yang berguncang, kepalanya pusing berat. Dia terlelap dengan posisi duduk hingga punggungnya terasa sakit. Dia pikir begitu. Tapi tidak. Dia merunduk ke bawah, sebuah tali mengikat sekujur tubuhnya hingga dia tidak bisa bergerak. Mulutnya pun ikut diikat sudah seperti tawanan mafia.

"Udah bangun?"

Suara tersebut langsung mencuri seluruh perhatiannya. Dia menengadah, seorang cowok duduk berhadapan dengannya, melayangkan tatapan tajam yang tidak dapat Shareen elakkan.

Cukup beberapa detik air mata Shareen terjun, dia menangis sesenggukan.

Cowok yang tidak lain adalah Sunghoon itu mendekat, wajahnya yang sudah tidak asing lagi bagi Shareen tidak berjarak, menatap dengan intens membuat atmosfer lebih menegangkan.

Shareen menggerakkan bibirnya yang diikat, memberi tanda agar Sunghoon mau melepas ikatan tersebut.

Tidak mendapat yang dimaksud, Shareen malah memejamkan mata tatkala pisau ditodongkan ke wajahnya.

Seperkian detik itu begitu cepat kala Sunghoon mencekik lehernya, Shareen tercekat sebelum menatap dua bola mata Sunghoon yang berkilat.

"Lucu ya lo," bisiknya teramat pelan di sebelah telinga Shareen.

Bukannya takut, bulu kuduk Shareen meremang mendengar suara yang sudah dua minggu tidak dia dengar.

Dia sangat rindu suara itu.

Air matanya kembali menitik, tidak henti-hentinya membalas tatapan Sunghoon yang menusuk.

Shareen kembali menggerakkan mulutnya berharap Sunghoon melepas ikatan itu. Dan keinginannya itu terwujud.

"Maafin aku," adalah kalimat pertama yang keluar dari bibir merah muda Shareen yang saat ini terlihat pucat.

Lagi, cengkeraman di leher kembali dia terima.

"Kabar kamu gimana? Apa selama ini ... baik-baik aja? Kamu bisa tidur? Kamu makan ... teratur?" cicitnya dengan senyum pedih walau napasnya mulai habis dan lehernya akan putus beberapa menit lagi. "Aku sayang sama kamu, aku bisa bilang itu berjuta kali kalau kamu mau, dan aku gak bakal menyesal mati sekarang juga," lirihnya.

Sunghoon berjongkok dan menyeringai. "Oh, ya? Kenapa lo sayang sama gue?"

"Sayang. Apa sayang butuh alesan? Shareen emang suka strawberry, tapi Shareen lebih suka kamu. Kamu sendiri sayang, kan, sama Shareen?"

Cowok itu meliriknya dengan tatapan tajam, "Lo siapa nanya-nanya begitu?"

"Jung Shareen."

Air muka Sunghoon kembali mengeras. Tidak berselang lama, dia kembali menyeringai. "Lo tahu seberapa bencinya koleksi seseorang disentuh? Apalagi orang itu gue?"

"Itu semua biar kamu pulang," cicitnya dengan isak tangis.

"Gak ada yang kayak gitu." Lalu menyeringai lagi, "Lo denger? Gak ada yang kayak gitu!"

"Aku tahu aku salah dan aku bener-bener minta maaf, tapi itu semua gak benar. Kamu cuma lagi diselimuti amarah, aku mohon tenangin diri kamu dulu."

"Tenangin apa kalau gue udah tenang," Dia semakin dekat saja dengan Shareen.

Psychopatic Guy✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang