Eps 6: Berdua

1.6K 62 0
                                    

Selamat membaca~

"Aku telah mendapatkan seluruhnya, bahkan yang mustahil pun sudah
berada di genggamanku"
Calansha A.

Sore ini, di taman yang sangat indah. Calansha dan Aarav menikmati waktu bersama setelah perpisahan cukup lama.

Tidak akan ada lagi perpisahan. Aarav tak akan membiarkan itu. Ia sudah cukup lama tersiksa karena hal itu. Kini tidak lagi.

Mereka berdua bermain bersama, berbincang, berlarian dengan rasa kebahagiaan yang terpancar.

"Aarav! Awas ya kamu! Lihat nih bibir aku belepotan semua," Aarav sudah kabur duluan takut dengan Calansha yang sudah mengamuk karena ia telah menjahilinya.

Calansha mengejar Aarav dengan langkah kakinya, namun tetap tak bisa.

"Udah, Aarav! Capek banget, huh...huh..." Aarav pun menghampiri Calansha yang sudah terduduk diatas rumput hijau.

"Capek ya?"
"Iya! Ih ngeselin banget tau," Calansha mengerucutkan bibirnya kesal.

"Maafin Aarav ya? Nggak lagi deh, kamu nyeremin kayak singa." Ucapnya sambil bergidik ngeri menatap Calansha.

Calansha memukul lengan Aarav dengan kencang, "Ashh, sakit."

"Kok dipukul sih? Sakit tau," adu Aarav kepada Calansha yang sedang menatapnya mengejek.

"Dih, gede badan doang, dipukul gitu aja bilangnya sakit." Aarav hanya menatap Calansha dengan malas, bisa-bisanya dia diejek seperti itu. Hanya Calansha yang berani mengejeknya seperti itu.

"Aku laper," selepas itu Aarav langsung mengajak Calansha untuk mencari makanan.

🌻🌻

"Jangan lupa ganti baju dulu, habis itu istirahat ya, aku mau pulang dulu."

Karena jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, Aarav mengajak Calansha pulang setelah makan.

"Kamu juga, hati-hati di jalan. Beneran nih nggak mau mampir dulu?" Tanyanya kepada Aarav yang sedang berdiri didepannya.

"Kapan-kapan aja, yaudah kamu masuk gih!"
"Yaudah deh kalo gitu, emm-" sebelum masuk, Calansha mengecup pipi kiri Aarav dengan cepat dan langsung ngibrit ke dalam rumah.

Aarav mematung seketika, jantungnya berdetak sangat kencang. Ia memegang pipinya yang barusan dicium oleh gadisnya. Senyum kecil terukir di wajahnya, setelah itu ia masuk ke dalam mobil dan pulang.

🌻🌻

Pagi hari yang indah menyambut gadis cantik yang masih tertidur, padahal sudah jam enam pagi, tapi ia masih juga belum bangun.

Tok tok

"Sayang...bangun yuk, udah jam enam loh. Nanti telat loh." Ibu Calansha menggoyang-goyangkan lengan anaknya.

"Hoamm...lima menit lagi, aku masih ngantuk banget," Calansha kembali tertidur setelahnya.

"Nggak ada lima menitan lagi, udah ditunggu sama nak Aarav di bawah. Kamu nggak malu apa? Gadis kok belum bangun jam segini." Calansha yang mendengar nama 'Aarav' pun langsung bangun dan berlari ke kamar mandi.

"Dasar anak muda." Ibunya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan pergi ke bawah.

"Hai, selamat pagi." Sapa Calansha yang baru saja turun saat melihat Aarav duduk di ruang tamu.

"Hei, pagi. Lama banget," godanya sambil mengedipkan matanya.

"Ihh apaan, namanya cewek juga."
"Iya-iya, cewek selalu benar."

"Kamu udah sarapan belum?" Calansha bertanya pada Aarav dan dibalas anggukan.

"Yaudah ayo berangkat," saat ingin menggandeng tangan Aarav, ia dihentikan oleh Aarav.

"Kamu nggak sarapan? Sarapan dulu," dibalas gelengan oleh Calansha.

"Sarapan nanti aja di sekolah, ini udah jam berapa Aar..." Rengek Calansha.

"Yaudah, ayo berangkat." Setelah itu mereka berpamitan kepada orang tua Calansha dan pergi ke sekolah.

_
_
_
_
_
_
_

Who Is She? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang