Eps 32: Markas dan Diculik

446 20 0
                                    

Selamat membaca~

"Perlahan, perasaan yang hadir ini akan jatuh dalam kegelapan"
Aluna D.

Stasya kini berada di sebuah markas atau basecamp  tempatnya dan yang lain berkumpulnya.

Ini bukan sebuah markas seorang mafia ataupun gangster yang berjumlah banyak, melainkan hanya berisikan tiga orang.

Salah satunya adalah pria paruh baya yang selalu disebut Stasya dengan panggilan ayah.

"Bagaimana?" Pria paruh baya itu menaikkan satu alisnya bertanya.

"Sepertinya dia sangat bingung." Jawab Stasya sambil duduk di samping pria paruh baya itu.

"Dimana Al?"

"Aku disini, Om."

Stasya dan pria paruh baya itu menoleh pada seorang gadis dengan rambut sebahu yang masih saja memakai seragam sekolah.

"Kemarilah..." Gadis itu berjalan santai menuju tempat Stasya dan pria itu duduk.

"Gue kalo liat lo rasanya pengen gue tabok aja." Ujar gadis itu dengan terkekeh kecil pada Stasya.

"Gue tau gue cantik, Aluna." Aluna Dafiza, dia merupakan anggota lain dari markas ini.

"Gimana akting gue?"

"Bagus." Aluna mengibaskan rambutnya dengan sombong, setelah itu ia tertawa bersama dengan Stasya.

"Om, beliin makanan dong. Aku laper..." Pinta Aluna pada pria paruh baya itu.

"Pesen aja." Dengan cepat Aluna memesan makanan untuk mereka bertiga.

"Rencana selanjutnya apa?" Pertanyaan itu membuat Stasya menoleh menatap pria paruh baya  yang sedang menyesap rokoknya.

"Kita liat dulu, apa yang akan dilakukan dia."

"Dan lo, Aluna. Jangan sampai Kak Aarav deket lagi sama dia." Diangguki dengan cepat oleh Aluna, itu merupakan tugas yang mudah baginya karena ia bisa selalu berdekatan dengan Aarav.

"Dan...lo, mau sampai kapan kayak gini?" Tanya Aluna pada Stasya

"Sampai dia benar-benar merasakan namanya penyesalan dan kesengsaraan."

"Kenapa lo nggak bunuh aja?" Stasya menoleh menatap tajam Aluna, apa dia bilang? Membunuhnya? Dia tidak bisa melakukan itu, meskipun Stasya memiliki dendam pada dia tapi ia tidak akan membunuhnya. Karena hanya Tuhanlah yang berhak mengambil nyawa manusia.

"Gue kembali bukan untuk membunuhnya melainkan hanya membalaskan dendam." Stasya mengatakan sambil menekan-nekan satu persatu kata, setelah itu ia pergi.

"Om, aku salah ya?"

"Salah besar. Stasya tidak seburuk itu, apalagi jika Stasya membunuhnya, maka Stasya akan ikut mati."

Aluna mengerutkan keningnya bingung, "Kenapa? Kok bisa gitu?"

"Waktu yang akan menjawab semuanya."

Aluna semakin dibuat bingung, apakah ada rahasia yang disembunyikan darinya? Aluna tau, Stasya bukanlah seorang gadis cupu melainkan memiliki paras yang cantik di balik topengnya itu. Tunggu....ia belum pernah sekalipun melihat Stasya tanpa make up apapun, apakah ada sesuatu yang disembunyikan?

Gue harus cari tau, batin Aluna.

🌻🌻

Calansha, gadis itu masih saja terduduk di taman belakang sekolah dengan termenung. Ia memikirkan semua yang terjadi padanya, mulai dari sebuah kalung, fotonya dan 'dia' saat terakhir kali dan inisial AD.

"Stasya, apa dia juga tau semuanya? Sebenarnya Aluna atau Stasya sih?!"

"Tapi....kalau inisial AD berarti Aluna Dafiza. Apa mereka berdua merupakan komplotan?"

"ARGHH!! GUE BINGUNG!!" Calansha beranjak pergi dari sana dan menuju pulang. Karena hari sudah menjelang sore.

Sesampainya di rumah, Calansha langsung masuk ke dalam kamarnya dan memasukkan barang-barang di brankas. Ia sekali lagi mengecek kalungnya namun nihil tidak ada.

Ia mengambil sebuah foto, itu adalah fotonya dan 'dia' saat di pinggir sungai. Siapa yang mengambil foto ini?, batin Calansha.

"Apakah dia adalah inisial AD?"

"Untuk apa memotretnya? Kenapa dia tidak membantu 'dia'?"

Berbagai pertanyaan muncul dari otak Calansha. Semua ini terlihat membingungkan, apakah usahanya akan berakhir dengan sia-sia?

"Shit! Gue nggak tau apa-apa."

🌻🌻

Malam ini seorang gadis akan melaksanakan rencana yang ia sudah susun tadi siang. Ia harus cepat-cepat melaksanakannya sebelum semuanya terlambat.

Calansha, gadis itu berencana untuk menculik Aluna dan Stasya untuk mencari informasi. Jika mereka berdua tidak ingin memberikan informasi, maka keduanya akan berpindah tempat. Tepatnya berpindah alam

Kalian sudah tau kan apa yang dimaksud Calansha?

Calansha, menyuruh beberapa bodyguard-nya untuk mengawasi mereka berdua.

Jam sudah menunjukkan pukul tengah malam, tapi Calansha kini berada di sebuah gubuk di tengah hutan. Ia sedang menunggu kehadiran seseorang.

"Semuanya aman?" Tanya Calansha pada seseorang dibalik telepon itu, yang tak lain adalah bodyguardnya.

"Aman."

"Oke. Lakukan tugas kalian masing-masing sekarang!!"

Beberapa menit kemudian, terdengar suara mobil yang memasuki tempatnya. Calansha tersenyum miring mendengarnya, itu tandanya mereka sudah kembali dan membawa targetnya.

Calansha bergegas untuk menuju tempat mereka berdua alias Aluna dan Stasya di sekap.

Calansha tersenyum lebar melihat bodyguard-nya bekerja sangat baik. Ia berjalan menuju dua seorang gadis yang kepalanya tertutup oleh karung hitam kecil.

"Kalian boleh pergi."

Calansha berjalan mendekat kedua gadis itu, ia membuka penutup kepala itu dan....

_
_
_
_
_
_
_

Who Is She? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang