Eps 27: Akhir Stasya?

519 23 0
                                    

Selamat membaca~

Stasya Azalea, gadis itu telah kembali. Gadis yang dianggap remeh oleh orang lain. Dia bukan gadis biasa, dia kembali masuk ke dalam lingkaran kehidupan seseorang untuk mendapatkan keadilan.

"Gue nggak sudi nganggap dia. Manusia serakah kayak dia harus mendapat imbalan yang setimpal dengan perbuatannya."

"Calansha... Calansha...nama yang indah."
Ia melihat foto Calansha sambil tersenyum manis. Jujur, dia sangat rindu dengannya. Stasya ingin memeluknya dan menghabiskan waktu bersamanya.

"Apa kamu tidak rindu dengan putraku?"

"Dia pasti akan sangat kecewa karena mencintai penjahat seperti dia."

"Come on, baby girl. Dia adalah separuh dari dirimu." Stasya berdecak pelan, ia ingin mengakhiri semuanya secepatnya namun tidak semudah itu.

Stasya sudah sangat dibutakan oleh api amarah yang bergejolak di hatinya.

"Apakah kamu akan tega membunuhnya?" Stasya beralih menatap seorang pria paruh baya didepannya, ia langsung diam tidak mengatakan apa-apa. Bahkan, matanya menyorotkan kesedihan.

"Kamu adalah gadis yang baik. Kamu boleh membalaskan dendam tapi, tidak dengan membunuh. Ingat, nyawa dia adalah nyawa mu juga."

Stasya tidak akan bisa membunuhnya, tidak akan pernah. Jika dia mati, maka Stasya akan ikut mati.

"Apa rencana kamu selanjutnya?"

"Aku akan membuatnya merasa dihantui dan tidak akan aku biarkan dia bernafas dengan tenang. Dia juga yang mengambil jati diriku dan keluargaku."

"Mungkin, dia bisa hidup tanpa diriku. Tapi tidak denganku."

🌻🌻

Gadis dengan rambut dikepang dua dan kacamata bulat yang menempel di matanya sedang berjalan untuk pergi ke minimarket.

Ia bersenandung kecil, jalanan yang ia lewati selalu sepi. Sangat jarang ada orang yang lewat sini. Namun kini tidak, dari jauh terdapat lima laki-laki dengan motor sportnya yang sedang berjalan ke arahnya.

Sepertinya Stasya mengenal mereka berlima, apalagi lelaki yang tengah memimpin di depan, dia adalah Aarav.

Stasya tidak memperdulikan itu, ia melanjutkan perjalanannya untuk menuju ke minimarket. Namun, keadaan tidak berpihak padanya. Mereka berlima malah berhenti menghadang Stasya.

Stasya yang tidak tau apa-apa pun hanya diam menunduk.

Aarav turun dari motornya dan menghampiri Stasya. Stasya tau kalau ada orang yang menghampirinya, namun ia tidak mau menatap orang itu.

"Stasya," Stasya mengangkat kepalanya dengan perlahan dan beralih menatap Aarav.

"Kenapa?" Ia sungguh tidak tau, kenapa mereka malah berhenti disini.

"Lo ada urusan sama gue. Ikut gue!" Stasya ditarik oleh Aarav secara tiba-tiba membuat badannya sedikit terjungkal ke belakang. Namun hal itu dihiraukan oleh Aarav. Ia terus menarik Stasya dan menyuruhnya untuk naik ke motornya.

Aarav memberhentikan motornya didekat sungai yang mengalir dengan sangat deras, terdengar sangat jelas di telinga Aarav suara air yang mengalir.

Aarav menyeret Stasya dengan sangat keras, entah apa salahnya? Dia tidak tau apapun.

"Lepasin." Stasya mencoba untuk melepaskan genggaman tangan itu namun yang ada Aarav malah mengencangkan pegangannya.

Setibanya di pinggir sungai, ia menatap takut ke arah sungai. Air itu mengalir begitu derasnya, ingatan Stasya tiba-tiba teringat pada masa lalu.

Aarav tiba-tiba mendorong Stasya sama seperti Calansha yang mendorongnya dulu.

"AAA!!"

Stasya terbangun dengan napas tersengal-sengal, keringat membasahinya seluruh wajahnya.

"Mimpi doang." Stasya menenangkan dirinya sendiri, sejak ia ditabrak truk. Ia sering memimpikan hal itu. Stasya sangat takut.

Stasya trauma dengan sungai sejak kejadian itu. Ia dihantui selalu dengan peristiwa menyedihkan itu.

🌻🌻

Pagi ini, Stasya sudah berada di sekolah tepatnya di kantin. Ia melihat Calansha sendiri sedang duduk disana, tanpa ada temannya dan Aarav. Tumben, pikir Stasya.

Stasya menghampiri Calansha, Calansha belum menyadari akan kehadiran Stasya.

"Calansha." Calansha terlonjak dan menatap Stasya.

Calansha menaikkan satu alisnya, "Tumben kamu nggak sama yang lain."

Meskipun Stasya yang menolongnya dulu, tapi ia tetap akan membenci gadis itu. Seperti itulah sifatnya..

"Bukan urusan lo."

Tanpa perizinan Calansha, gadis dengan kepang dua itu duduk di samping Calansha.

Kesabaran Calansha sudah habis, ia ingin menikmati waktunya sendiri namun Stasya menghalanginya.

Brakk

Calansha menggebrak meja dengan sangat keras, membuat Stasya terlonjak kaget. Murid yang sedang berada di kantin pun menoleh ke arah Calansha berada.

"Pergi lo."

"Ta-"

"Meskipun lo pernah bantuin gue, tapi lo nggak bisa seenak jidat lo gangguin gue. Lo pikir lo siapa hah?!! Lo itu cuma cewe cupu yang masuk ke sekolah milik ayah gue karena beasiswa. Jadi jaga sikap lo baik-baik." Setelah mengatakan itu semua, Calansha pergi dari kantin. Mood-nya sudah benar-benar hilang.

Sedangkan, Stasya gadis itu hanya diam dan menunduk. Banyak cibiran-cibiran terhadapnya.

_
_
_
_
_

Who Is She? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang