Selamat membaca~
Hari sudah cepat sekali berlalu, hari ini merupakan hari Senin. Semua murid sudah bertebaran dimana-mana pagi ini. Padahal jam baru saja menunjukkan pukul enam. Mungkin....karena ada kegiatan upacara.Sama halnya dengan kedua sejoli yang asik bercengkrama di kantin menunggu kegiatan upacara mulai, mereka adalah Calansha dan Aarav. Sejak mereka berdua sudah berganti status, Calansha dan Aarav sangat lengket dan Calansha juga sudah tidak pernah bertemu dengan Danesh.
Keduanya dengan ditemani teman Aarav dan Calansha asik mengobrol satu sama lain. Tapi tidak dengan Trita dan Farzan, mereka berdua malah cekcok hal yang tidak jelas.
"Tarzan, kenapa sih lo dari tadi ngomong-ngomong nggak jelas." Trita jengah rasanya mendengar Farzan yang sedari tadi mengoceh tidak jelas. Entah mengapa itu sangat mengganggu Trita, padahal yang lain baik-baik aja.
"Sewot amat neng. Terserah gue lah dan nama gue Farzan. Inget itu!!" Tegas Farzan di kalimatnya yang terakhir. Enak saja orang tampan gini dibilang tarzan.
"Serah gue juga, gue anggap lo tarzan kok." Ucap Trita dengan angkuh sambil mengibaskan rambutnya.
"Bacot." Entah kenapa Farzan sangat kesal dengan manusia di hadapannya sekarang, padahal mereka tidak begitu akrab tapi....
"Yeyeyeye....lebih baik ngeliatin pangeran gue. Ganteng amat sih." Farzan rasanya ingin muntah saat melihat ekspresi gadis itu.
"Astaga....kenapa ganteng banget sih? Pengen gini aja." Gibran yang merasa diperhatikan langsung menoleh pada sang pelaku. Disana Trita sudah senyum-senyum tidak jelas dengan kepalanya bertumpu pada tangannya.
Gibran yang melihat itu hanya geleng-geleng, ia sudah tau jika Trita mengaguminya. Tapi...Gibran tidak. Kasian, cinta Trita bertepuk sebelah tangan😭
"Woi!!" Trita terperanjat saat dikagetkan oleh Nay. Ia menatap Nay dengan tatapan menusuk sedangkan Nay hanya cengengesan.
"Kenapa sih? Ganggu orang liat pangeran ganteng aja."
"Nanti aja, bentar lagi dah mau upacara. Ayo ke lapangan." Trita pun beranjak dengan lesu diikuti oleh semuanya.🌻🌻
Setengah jam sudah berlalu, kegiatan upacara pun juga sudah selesai. Semua murid yang notabenya masih malas untuk ke kelas, mereka bersantai terlebih dahulu di kantin.
"Gue pengen banget ngehajar orang." Arsen dengan tampang tak berdosanya meninju lengan Farzan sedikit kencang.
"ANJING!! ASU!! GOBLOK!!" Berbagai umpatan dikeluarkan dari mulut Farzan.
"Bangsat lo!! Kalo lo mau adu jotos, ayo lawan gue!!" Farzan sudah berdiri dan mengambil ancang-ancang seperti petinju.
"Ayo!! Siapa takut." Arsen yang tak mau kalah pun ikut berdiri, saat mereka ingin memulai adu jotosnya, teriakan seseorang membuat semuanya terdiam.
"AARAV!! YUHUU" Seorang gadis dengan rambut sebahu dan iris mata coklat menghampiri meja Aarav dan langsung memeluk lelaki itu dengan erat.
Aarav sangat mengenali gadis ini, ia membalas pelukan itu. Aarav sangat rindu dengan gadis yang ada di pelukannya sekarang. Dia adalah Aluna Dafiza, sahabat kecilnya.
"Aku kangen banget sama kamu." Aluna, ia melepaskan pelukannya dan beralih duduk di samping Aarav membuat Gibran bergeser sedikit agar gadis itu dapat duduk.
"Aku juga." Aarav mengelus rambut gadis itu dengan lembut. Pemandangan itu tak luput dari keempat cowok yang sedari tadi memperhatikan mereka.
Mereka berempat juga mengenali gadis yang sekarang sedang bersamanya. Mereka berempat berteman akrab dengan Aluna.
"What's up, bro?" Farzan dengan Aluna memang seperti itu dari dulu.
"Marjan, lo makin cakep aja." Tak lupa panggilan kesayangan dari Aluna.
"Masih sama aja.."
"Gimana kabar lo?" Tanya Rafan, sedari tadi hanya menyimak.
"Baik, kalian semua pasti baik dong." Diangguki oleh semuanya dan mereka berenam mengobrol dengan asik, bahkan mereka bolos pelajaran.
🌻🌻
"An, ayo ke kantin." Ajak Becca
"Gue nunggu Aarav." Bel istirahat sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu. Tetapi, Calansha masih setia menunggu Aarav untuk menjemputnya.
"Ck, yaudah gue duluan." Becca berlalu menyusul teman-temannya yang sudah berada di kantin. Kini, Calansha dan beberapa teman sekelasnya masih belum beranjak dari tempat duduknya.
Lima belas menit sudah berlalu sejak bel istirahat berbunyi, tapi Calansha masih setia menunggu. Calansha membuka handphone-nya dan mengirim pesan pada Aarav, siapa tau Aarav sedang latihan?
Akhirnya, Calansha menyerah untuk menunggu lelaki itu. Ia pergi menyusul teman-temannya di kantin.
Suara yang sangat familiar terdengar di telinga Calansha, itu suara tawa Aarav. Aarav tertawa? Mustahil, bahkan saat bersamanya dia sangat jarang tertawa mungkin tersenyum saja.
Calansha melihat pemandangan di depannya, Aarav yang asik mengobrol dengan teman-temannya dan tak lupa satu gadis yang berada di samping Aarav.
Siapa cewek itu? Pikir Calansha.
Calansha tak menggubrisnya, ia melewati meja Aarav tanpa menyapa Aarav sedikitpun. Aarav yang melihat Calansha berjalan melewati mejanya begitu saja pun memanggilnya. "Calansha."
Calansha tetap saja berjalan, seolah-olah ia tidak mendengar apapun.
Aarav yang melihat itu pun menghampiri Calansha, ia mencekal pergelangan tangan Calansha sebelum gadis itu pergi lebih jauh.
"Tunggu." Calansha memutar bolanya malas, ia sungguh muak melihat wajah Aarav. Apalagi mendengar suaranya.
Calansha menaikkan satu alisnya acuh. "Kamu kenapa?" Lihat! Bahkan, dia tidak tau salahnya apa.
"Gapapa." Setelah itu, Calansha meninggalkan Aarav. Calansha malas berdebat dengan Aarav.
_
_
_
_
_
_Aarav Calansha
atau
Aarav Aluna
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is She? [END]
Mystery / Thriller"Kebangkitan seseorang untuk mengembalikan jati dirinya" Kisah ini menceritakan seorang gadis dengan kehidupan yang baru. Akankah gadis tersebut akan kembali ke kehidupan yang dulu atau dia akan tetap di kehidupan yang ia jalani sekarang? Gadis yang...