Selamat membaca~
Calansha berlari meninggalkan mereka semua. Ia sangat malu, bagaimana caranya?
Sekarang yang ia inginkan hanya pergi dari sini jauh-jauh. Dirinya tidak ingin mendekam di penjara untuk selamanya. Namun di seluruh penjuru sekolah sudah dijaga oleh polisi. Calansha memutar balikkan badannya menuju rooftop.
Ia benar-benar tidak ingin mendekam di penjara.
Calansha terus berlari sambil mengangkat dress-nya, heelsnya sudah ia lepas sedari tadi.
"Angkat tangan!!" Calansha tiba di rooftop, namun polisi berhasil mengejarnya. Teman-teman Calansha dan Aarav pun ikut mengejar Calansha. Begitu juga dengan orang tua Calansha dan orang tua Aarav karena Calansha merupakan calon menantunya.
"Jangan mendekat!! Kalo kalian semua mendekat, gue bakal loncat ke bawah." Calansha menatap nanar aspal di bawah sana, ia tidak ingin dipenjara tapi ia juga belum siap untuk mati.
Tapi, menurutnya lebih baik ia mati daripada harus di penjara.
"Pak, biarkan saya berbicara dengan dia." Ujar Kandra pada polisinya, bahkan Kandra saja tidak sudi menyebut Calansha dengan namanya.
Polisi itu mengangguk, ia memang sudah ditugaskan untuk menangkap Calansha tapi ia juga harus ditugaskan agar orang terdekat Calansha dapat berbicara dengannya sebelum Calansha dipenjara.
Plak
Plak
"DASAR ANAK KURANG AJAR!! BAGAIMANA KAMU BISA MELAKUKAN ITU HAH?!"
Calansha hanya diam menatap ibunya dengan tatapan dingin.
"Saya bahkan tidak sudi menganggap kamu sebagai anak saya. Apa yang membuat mu seperti itu? Saya tidak pernah mengajarkan semua itu kepada kamu. Saya kecewa pada kamu."
Calansha berdecak pelan, bahkan dirinya tidak merasa bersalah sedikitpun atas apa yang ia perbuat. Menurutnya yang dia perbuat merupakan hal yang benar.
"Aku melakukan itu karena mama dan papa."
Plak
Kandra menampar lagi pipi Calansha. Air matanya sudah mengalir sedari tadi, tatapan matanya bahkan menatap Calansha dengan benci.
"Kamu adalah pembunuh. Kamu telah membunuh ibu dan ayah saya dan...kamu juga telah membunuh anak saya, Calansha."
"IYA! AKU ADALAH PEMBUNUH. Itu aku lakukan agar aku bisa mendapat kasih sayang mama sama papa."
"Calansha, papa memberlakukan kamu sama kakak kamu dengan adil."
"Adil papa bilang? Kalo gitu, kenapa aku dikirim ke New York sedangkan dia nggak?!"
"Itu ka-"
"Cukup, lebih baik aku mati."
Kandra menarik tangan Calansha hingga ia tersungkur. Calansha menatap nyalang ibunya.
"Kamu tidak berhak menghentikan aku."
"Lepas!!" Calansha berusaha melepaskan cekalan ibunya, polisi tidak berani ikut campur urusan mereka. Begitu juga dengan teman-temannya dan termasuk Aarav.
"Cukup."
Semuanya menoleh menatap seseorang dengan jubah hitamnya dan wajahnya tertutup oleh tudung hitam itu. Seseorang itu hanya menampakkan bibirnya saja.
Calansha yang sedari tadi memberontak pun diam menatap seseorang dengan jubah hitam itu.
"Stasya?"
Ucapan Calansha membuat semuanya terkejut, benar apa yang dikatakan Calansha itu merupakan bibir Stasya.
Arel yang mendengarnya pun terkejut, tapi setelah itu ia tersenyum manis.
"Putri kecilku kembali."
"Stasya Azalea sudah mati. Bahkan, kamu tau siapa pembunuhnya."
Lagi dan lagi, semua orang terkejut. Stasya meninggal bukan karena kecelakaan? Tapi dibunuh? Siapa pembunuhnya?
Calansha maju ke depan, ia berdiri tepat dihadapan orang itu.
"Siapa lo? Lo nggak perlu ikut campur urusan gue."
Orang itu tersenyum membuat siapa saja yang melihatnya bergidik. Jantung Calansha sudah berdetak kencang, mengapa ia sangat mengenali senyum itu?
Semua orang masih menatap orang itu dengan tatapan bingung.
Lagi-lagi orang itu tersenyum sambil mengatakan, "Aku kembali untuk kedua kalinya."
Setelah itu, angin berhembus kencang membuat tudung hitam itu terbuka. Menampilkan seorang gadis cantik dengan iris mata coklatnya dan senyum miringnya.
Calansha terkejut bukan main. Keringat dingin sudah membasahi wajahnya. Jantungnya berdisko sangat kencang. Calansha berjalan mundur dengan mulut yang terbuka, ia sangat terkejut melihat seseorang dibalik tudung hitam itu.
"Sa-sayang?" Kandra mendekat, ia meraba-raba wajah orang itu. Apakah ini mimpi? Dua tahun lamanya, akhirnya ia berjumpa lagi dengan anaknya?
Orang itu memeluk Kandra dengan erat. Kandra terisak di pelukannya. Sedangkan semua masih menatap orang itu dengan berbagai tatapan.
Aarav, lelaki itu bingung setengah mati. Apa maksud semua ini?
"Mama." Orang itu ikut terisak sambil memeluk Kandra dengan erat. Sudah lama ia tidak bertemu dengan ibunya.
"Nak...." Abian pun memeluk orang itu dengan erat. Mereka bertiga berpelukan melepas rindu.
"NGGAK!! NGGAK!!" Teriak Calansha membuat mereka mau tidak mau melepaskan pelukan mereka.
"Calansha....dia telah..."
Orang itu menyuruh Kandra diam, ia tau Kandra masih syok dengan semua ini.
"Calantha Kayyana Borg."
Sudahlah, mereka semua sudah diberi kejutan terlalu banyak. Sebenarnya orang itu siapa?
"Calantha, lo harus mempertanggung jawabkan semuanya."
"NGGAK!!"
"Calansha, lo harus mati. Lo nggak boleh hidup!!"
Siapa sebenarnya yang Calansha? Dan, siapa sebenarnya yang Calantha?
Calansha dan Calantha merupakan anak kembar.
"Ma, ini Calansha. Bukan Calantha." Ucap orang itu.
Calansha merupakan Calantha dan Stasya merupakan Calansha yang asli.
Calantha menyamar menjadi Calansha agar ia mendapatkan semua yang di dapat oleh Calansha. Ia iri terhadap Calansha.
"Iya!! Gue adalah Calantha Kayyana Borg. Hahaha!!"
Eitss
Next episode
_
_
_
_
_
_
_
_
_
Faranisa Sanjita
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is She? [END]
Misterio / Suspenso"Kebangkitan seseorang untuk mengembalikan jati dirinya" Kisah ini menceritakan seorang gadis dengan kehidupan yang baru. Akankah gadis tersebut akan kembali ke kehidupan yang dulu atau dia akan tetap di kehidupan yang ia jalani sekarang? Gadis yang...