Selamat membaca~
"Lucu, lo lagi disana tapi
nama lo disini"
SomeoneTok tok
"Masuk aja!"
"Calansha sayang, kamu inget hari ini hari apa?"Calansha mencoba mengingat tapi nihil, ia lupa. Yang ia tau hari ini hari Kamis.
Ibu nya yang sudah menebak Calansha tidak tau pun langsung memberi tau, "Hari ini adalah hari kematian dia. Kamu ke makam ya? Jenguk dia," ucapnya sambil mengelus bahu Calansha.
Calansha yang teringat dengan 'dia' pun langsung menunduk. Mencoba menahan air matanya agar tidak jatuh.
"Iya, Ma. Habis ini Ansha kesana, Ansha kangen sama dia." Ucapnya sambil bergetar menahan tangis.
Ibu nya pun keluar kamar Calansha dan Calansha langsung bersiap-siap menuju makam 'dia'.
🌻🌻
Calansha sudah tiba di makam tempat 'dia'.
Calansha menatap dalam nama yang tertulis di batu nisan itu. Nama yang sangat indah, dia tersenyum saat membaca nama itu.Ia menaruh bunga yang tadi ia beli, setangkai bunga mawar merah.
"Lo tau? Kenapa gue kasih mawar merah? Seperti yang orang bilang, bunga mawar itu cantik tapi berduri. Sama kayak lo," air mata dari mata lentik Calansha menetes perlahan.
Setelah itu, dia menghapusnya dan tersenyum. "Gue bahagia disini dan lo juga. Makasih." Setelah mengucapkan itu, Calansha pergi dari makam itu.
🌻🌻
Calansha sedang duduk di sebuah cafe, menunggu teman-temannya. Setelah mengunjungi 'dia', ia ingin menenangkan pikirannya.
"Yang lain belum pada dateng?" Calansha menoleh menatap Fara, gadis itu baru saja datang. Calansha menggeleng menimpali Fara.
"Kamu kenapa?" Tanya Fara saat ia melihat keadaan Calansha tidak baik-baik saja.
"Gapapa." Setelah itu, Calansha kembali terdiam dan Fara tidak mau memaksa gadis itu untuk cerita.
"Calansha udah pesen makanan? Kalo belum, aku pesenin ya?" Dibalas anggukan oleh Calansha.
"Kayak biasanya kan?" Hanya dibalas anggukan lagi oleh Calansha.
"Eyyo, sorry Ansha. Hehe lama ya, gue jemput dua cecunguk dulu." Becca tiba-tiba datang bersama dengan yang lainnya.
"Si Fara udah dateng? Kemana dia?"
"Pesen."
"Oh, gue nyusul lah. Eh kalian berdua mau gue pesenin apa?"Keduanya pun menatap bingung ke arah Trita. Tumbenan, dia yang pesen. Biasanya juga nyuruh Nay atau nggak Becca.
"Kesambet apaan lo?" Tukas Nay.
"Ck, mood gue nih lagi baik. Jadi, cepetan deh kalian mau pesen apa?""Gue crepes cake sama ice greentea."
"Gue laper banget, jadi gue.... spaghetti bolognese sama es teh manis.""Siap!"
"Ansha, tumben lo yang ngajak hangout, nggak biasanya. Habis dari mana lo?" Becca curiga pada Calansha, tidak biasanya ia seperti ini dan penampilannya juga seperti orang habis ngelayat.
"Kalian nggak inget sekarang hari apa?"
"Hari ini, hari Kamis, emang kenapa?" Nay malah tanya balik ke Calansha."Bukan itu yang dimaksud, goblok." Becca mencoba berpikir, hari ini adalah hari Kamis dan tanggal...
"WHAT?! KENAPA LO NGGAK BILANG, AN?!!" Tiba-tiba Becca teriak membuat semua orang yang ada di kafe menoleh ke arahnya.
"Lo kalo ngomong nggak perlu teriak-teriak juga," bisik Nay dengan tatapan kesalnya.
"Hehe sorry-sorry, lo tadi habis jenguk si dia?" Melihat Calansha mengangguk membuat mereka menatap Calansha sedih.
"An, lo yang sabar ya. Dia pasti bahagia kok disana." Nay ikut menimpali dan Calansha hanya mengangguk dan tersenyum tipis.
"Ada apa nih? Kalian lagi rundingan buat rencanain ultah gue kan? Yaa...ultah gue kan bentar lagi," dengan pede-nya Trita mengatakan itu dengan membawa makanan yang dipesan tadi bersama Fara.
"Dih, pede banget sih lo. Ultah lo? Gue aja lupa ultah lo kapan." Nay sambil mengedikan bahunya.
"Jahat lo. Naydan bukan temen gue." Trita mengerucutkan bibirnya dan setelah itu diam saja.
Ngambek dong, batin mereka semua.
_
_
_
_
_Siapa sih 'dia'?
Dia kenapa ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is She? [END]
Misterio / Suspenso"Kebangkitan seseorang untuk mengembalikan jati dirinya" Kisah ini menceritakan seorang gadis dengan kehidupan yang baru. Akankah gadis tersebut akan kembali ke kehidupan yang dulu atau dia akan tetap di kehidupan yang ia jalani sekarang? Gadis yang...