Eps 13: Marah

843 30 0
                                        

Selamat membaca~

Seorang gadis masih saja duduk di kelasnya. Padahal langit cerah sudah mulai berganti dengan senja. Calansha, ia sedang menunggu Aarav yang akan mengantarkannya pulang.

Calansha tau, sekarang Aarav sedang ada latihan basket bersama temannya. Tapi, ini sudah terlalu lama. Apakah Aarav tidak mengantarkannya? Tidak mungkin, Aarav sendiri yang bilang tadi pagi bahwa ia yang akan mengantarkannya pulang.

Calansha menghembuskan napasnya perlahan. "Calansha, ayo pulang." Calansha langsung mendongak saat ia mendengar suara seorang cowok, tapi dia bukan Aarav. Melainkan temannya, Rafan.

"Aarav mana?" Calansha bertanya sambil berjalan ke arah Rafan.

"A-anu Aarav masih latihan, jadi gue yang suruh antar lo." Calansha sedikit curiga dengan alasan Rafan tapi ia tak mau memikirkan terlalu panjang, mungkin memang iya Aarav sedang latihan.

"Yaudah." Mereka berdua berjalan ke arah parkiran.

Rafan mengantarkan Calansha pulang dengan selamat dan sentosa.

"Huh, capek banget." Calansha merebahkan dirinya di kasurnya. Ia begitu lelah apalagi tadi ia diajak berkeliling sekolah bersama dengan Danesh.

Calansha tiba-tiba memikirkan Danesh, pria itu kembali lagi setelah sekian lama.

"Gue mandi aja deh." Calansha bergegas untuk mandi karena badannya sangat lengket.

Setelah mandi, Calansha berinisiatif untuk mengabari Aarav sekaligus bertanya kepadanya, apakah ia sudah pulang apa belum?

Aarav☺️

Me
Aar
Kamu udah pulang?
Aku juga udah sampe rumah

Aarav
Udah
Ya

Calansha mengerutkan keningnya, kenapa jawabannya singkat sekali? Apakah ia sedang istirahat? Calansha hanya membacanya tanpa berniat untuk menjawab. Calansha tidak ingin mengganggu Aarav yang sedang istirahat.

Disisi lain, Aarav kini memperhatikan foto seorang anak perempuan. Dia adalah Calansha.

Aarav teringat kejadian tadi yang membuatnya mendiami gadis itu. Aarav menggeram kesal, ia telah dibohongi.

"Kenapa lo bohongin gue?" Lirih Aarav, ia sangat kesal dan kecewa terhadap Calansha.

Aarav mengetahui semua yang telah dilakukan Calansha tadi pagi. Sebenarnya siapa lelaki itu? Aarav tidak pernah tau sebelumnya.

"ARGHH!! ANJING!" Geram Aarav saat mengingat kejadian itu, Calansha bahkan terlihat sangat senang. Aarav mengetahuinya, mata gadis itu menjelaskan semuanya. Kenapa ia harus berbohong untuk lelaki itu?

Telepon Aarav berdering, ia membukanya dan terpampang jelas disitu Calansha menelponnya. Aarav tidak peduli, ia masih kesal dengan Calansha.

Aarav tau, ia tidak memiliki hak untuk menentukan Calansha pergi dengan siapa dan apa saja yang ingin dilakukan oleh Calansha. Tapi, tidak sepatutnya untuk berbohong kan?

Sampai saat ini, Calansha belum menjelaskan apa-apa perihal itu. Apakah gadis itu tidak mengerti jika Aarav sedang kesal padanya?

Aarav tidak ingin memikirkan lebih jauh, ia merebahkan dirinya dan memejamkan matanya untuk menghilangkan rasa sakit di kepalanya.

🌻🌻

Pagi ini, Aarav tidak menjemput Calansha. Bahkan, pesan dari Calansha semalam ia tidak peduli.

Aarav kini sedang duduk di warung belakang sekolah. "Hai, bos. Kusut amat muka lo, belum di setrika?" Farzan, lelaki itu tiap hari sangat menyebalkan. Aarav disini untuk menenangkan pikirannya, tapi karena sosok itu, ia malah semakin badmood.

"Gue cabut." Farzan yang menatapnya bingung. Padahal kan dirinya baru saja datang, tapi dia malah nyelonong aja.

"Woi!! Aarav anjing! Mau kemana lo? Jangan tinggalin gue!!" Teriak Farzan tapi tidak digubris oleh Aarav, ia terus berjalan meninggalkan Farzan yang sudah mengejarnya.

Aarav sudah tiba di kantin, ia sekarang sedang bersama dengan teman-temannya. Mereka berlima memutuskan untuk bolos karena malas berhadapan dengan pelajaran.

"Gib, adek lo cantik juga." Kalian pasti tau kan pelakunya siapa? Farzan, dia sedang melihat-lihat Instagram dengan nama pemilik anbecca_storm

"Mau ngapain lo? Jangan macem-macem sama adek gue." Gibran takut, adeknya akan dibuat mainan oleh aligator darat itu.

"Wehh....santai brader. Saya siap menjaga tuan putri Becca." Kumat lagi.

"Mendingan lo diem aja deh. Urusin noh cewek lo satu-satu. Masih ada sepuluh lagi yang belum kelar." Arsen menimpali, ia tau niat sebenarnya seorang Farzan. Tidak mungkin ia serius dengan seorang cewek.

"Kena karma, mampus lo." Umpat Rafan, ia sudah sangat geram dengan Farzan.

"Aar....mereka jahat banget sama dede Farzan. Tolongin dede.." Rengek Farzan sambil menggoyang-goyangkan lengan Aarav.

"Jijik."

Drama itu telah berakhir dengan Farzan yang terkena tampolan dari Aarav. Sekarang mereka masih saja bolos, Aarav menangkap siluet seseorang. Ia memicingkan matanya, lelaki itu...

"Siapa dia?" Tanya Aarav kepada teman-temannya sambil menunjuk dengan dagunya.

"Oh...itu murid baru, namanya Danesh." Rafan menjawab.

Aarav berdiri dan berjalan menuju tempat Danesh berdiri.

Bugh

"Eh anjing! Si Aarav kenapa tuh?" Semua teman-temannya mendatangi Aarav.

"BANGSAT!!" Umpat Danesh, dia terkejut tiba-tiba mendapat pukulan yang lumayan kencang.

Tak berhenti sampai situ, Aarav tetap memukul Danesh dengan amarah yang tercetak jelas di matanya.

Bugh

Bugh

Plak

"Berhenti, Aar. Bisa habis tuh anak orang." Aarav berhenti dengan napas tersengal-sengal.

Sekarang mereka semua menjadi tontonan gratis para murid-murid SMA Borge.

"Siapa lo?" Tanya Aarav dengan nada yang sangat dingin. Danesh sekarang sudah tersungkur, wajahnya dipenuhi dengan lebam dan bibirnya sedikit berdarah.

"SIAPA LO?!! LO SIAPANYA CALANSHA?!!" Dan saat itu juga, Aarav melayangkan satu bogeman terhadap Danesh membuat Danesh meringis.

"BERHENTI!!"

_
_
_
_
_
_
_

Who Is She? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang