Eps 26: Dia?

469 21 0
                                    

Selamat membaca~

"Aku disini bukan untuk membunuh, tapi merenggut sesuatu yang hilang dariku dengan membuatmu sadar"
Someone

Calansha termenung di kamarnya sambil memperhatikann boneka barbie yang diberikan oleh si pelaku teror yang tak lain adalah AD.

Dua boneka barbie, kenapa harus dua?

Apakah dia tau segalanya?, batin Calansha.

"Nggak mungkin." Calansha mencoba menyangkal pikiran itu, rahasia yang ia simpan dari dulu tidak boleh diketahui oleh siapapun.

Calansha harus mengetahui hal itu, jika memang AD adalah Aluna Dafiza, ia tidak bisa membiarkan hal ini.

"Aluna Dafiza, jika kamu memang pelakunya, sebelum itu aku akan mengirimkan kamu ke tempat yang sangat jauh, sama seperti dengan dia." Calansha tersenyum miring sambil menatap kedua boneka barbie itu.

Calansha beranjak dari kasurnya dan pergi menaruh lagi boneka barbie itu ke tempat semula.

Tuk

"Siapa itu?" Calansha mendengar terdapat suara ketukan dari pintu balkon kamarnya.

Calansha menghampirinya dan membuka pintu itu. Ia tidak mendapati siapapun disana, tapi ada hal yang membuat Calansha janggal. Kalung, terdapat kalung entah siapa pemiliknya tapi sebelumnya tidak ada disini.

Calansha memperhatikan kalung itu dengan seksama, jantungnya berpacu dengan sangat cepat.

"Kalung ini? Kenapa ada disini?" Buru-buru Calansha masuk ke dalam kamarnya.

"Bukannya kalung ini punya dia? Tapi...kenapa ada disini?" Otak Calansha seakan-akan berhenti sesaat, dia tidak bisa mencerna dengan baik semua hal yang terjadi.

Calansha juga mempunyai kalung yang sama dengan kalung itu, kalung itu adalah pemberian dari orang tuanya.

"Calansha, ayo makan malam dulu." Gadis itu masih melamun memikirkan apa yang terjadi akhir-akhir ini.

"Kenapa, hm? Coba cerita sama mama." Kandra melihat Calansha akhir-akhir ini banyak merenung, entah apa yang dipikirkannya tapi dia tau Calansha sedang tidak baik-baik saja.

"Gapapa, Ma. Calansha capek aja, banyak tugas soalnya minggu ini." Bohong Calansha, ia tidak bisa menceritakan apa yang terjadi padanya. Bisa-bisa semuanya malah kacau.

"Aku mau istirahat aja, Ma." Kandra hanya mengangguk dan tersenyum. Ia menemani Calansha hingga ia terlelap.

🌻🌻

Keadaan Calansha pagi ini sudah membaik, ia juga sudah melupakan kejadian semalam.

Seperti biasa, Calansha berangkat ke sekolah bersama dengan Aarav.

Aarav dan Calansha kini sudah berada di sekolah, mereka tengah berjalan di koridor sekolah menuju ruang kelas Calansha.

"Belajar yang rajin." Aarav mengelus kepala Calansha dengan lembut sedangkan tangannya yang satu ia masih menggenggam tangannya Calansha.

"Kamu juga jangan bolos, awas aja." Aarav terkekeh melihat wajah Calansha yang menurutnya sangat menggemaskan, apalagi saat marah.

"Kok malah ketawa sih? Udah sana! Ke kelas, bukan ke warung." Setelah itu, Calansha masuk ke kelasnya. Aarav yang melihat itu hanya tersenyum tipis, niat awalnya ia ingin pergi ke warung tetapi ia urungkan karena mendengarkan perintah dari Calansha.

Aarav tiba di kelasnya, ia tidak melihat teman-temannya. Apakah mereka belum datang? Aarav lebih baik tidur menunggu bel masuk.

"WOI!!"

"Anjing." Umpat Aarav, ia menatap tajam ke arah Gibran. Gibran hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Sorry, udah ada gurunya." Aarav menoleh ke arah depan, benar saja apa yang dikatakan oleh Gibran.

🌻🌻

Calansha gadis itu ijin keluar kelas untuk menuju memenuhi panggilan alam. Ia berjalan di koridor dengan santai.

Sesampainya di toilet, ia melakukan kegiatannya. Saat sudah selesai ia bergegas untuk kembali ke kelas. Namun, matanya menangkap sebuah objek yang menarik perhatiannya.

Calansha mengikuti orang yang berbaju hitam itu, tiba-tiba orang itu berhenti membuat Calansha harus bersembunyi.

Saat Calansha melihatnya lagi, ia sudah tidak menemukan orang itu. Tapi, ada sebuah kotak kecil dimana orang itu berhenti.

Calansha menghampirinya dan mengambil kotak itu. Ia akan membukanya saat ia berada di rumah.

Singkat cerita, Calansha sudah berada di rumahnya. Ia sangat penasaran apa isi dari kotak itu.

Ia membukanya perlahan, kotak itu berisikan foto-foto yang berukuran tiga kali empat. Foto-foto itu adalah foto dan 'dia' saat berada di mana hanya 'dia' dan Calansha yang mengetahuinya.

Calansha melihat satu persatu foto itu, hingga di foto terakhir, foto dimana Calansha dan 'dia' sedang duduk dan 'dia' memegang sesuatu yang tidak lain tidak bukan adalah foto saat 'dia' kecil dengan seorang anak kecil tengah bermain. Foto itu diambil dari belakang, foto itu juga merupakan foto terakhir Calansha bersama dengan 'dia'. (Ada di Eps 22)

Tapi....siapa yang memotretnya? Apakah ada orang lain selain mereka berdua?

"Siapa?" Calansha bingung, siapa yang ada disana. Berarti orang itu juga melihat peristiwa itu.

"Nggak-nggak mungkin. NGGAK!!" Calansha berteriak, ini tidak mungkin terjadi. Siapa dia?

"Nggak, gue nggak bisa biarin ini. Aluna Dafiza, lo liat saja."

_
_
_
_
_
_
_
_

Apa ada yang bisa tebak, siapa yang potret Calansha dan 'dia'?
Komen ya, jangan lupa vote juga

Who Is She? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang