Eps 21: Hilang

522 31 0
                                    

Selamat membaca~

"This game won't start if you start it"
AD

Calansha meninggalkan sekolah, mood nya sudah sangat buruk. Ia sangat malas menatap wajah Aarav dan mendengar suaranya. Apakah Aarav melupakannya hanya kehadiran sosok gadis itu?

Calansha memukul setir mobilnya, sungguh dia akan mencabik-cabik Aarav suatu saat nanti.

Calansha pergi menuju suatu tempat, hanya Calansha dan dia yang tau tempat ini. Tempat yang penuh dengan kenangan entah itu kesedihan, kebahagiaan atau.... kematian?

Calansha sampai di tempat itu, ia tersenyum manis menatap tempat itu.
"Tempat ini...." Calansha masuk ke dalamnya, di depannya terdapat sungai yang sangat indah. Tempat ini begitu sepi, karena tidak ada seorang pun yang tau.

Calansha duduk di pinggiran tempat itu, ia memandangi pemanasan sungai dan pepohonan yang indah dan suasana disini pun sejuk.

"Udah lama ya....kita nggak kesini. Lo apa kabar? Gue harap lo baik-baik aja dan....bahagia disana. Gue disini baik-baik aja kok, gue lupa nggak beli bunga mawar buat lo." Calansha berbicara, seolah-olah dia sedang berbicara dengan seseorang tapi...ia sendirian disana.

"Gue udah pacaran loh sama Aarav. Lo kangen nggak sama Aarav? Pasti kangen banget, tapi Aarav nggak tau apa-apa. Dan....Danesh, dia juga balik kesini. Semuanya ada disini disaat lo udah pergi. Tapi gapapa....lo tau? Aarav tuh ngeselin banget, gue marah sama dia. Gue rasanya pengen cabik-cabik dia sampe hancur. Berani-beraninya dia nyakitin orang yang lo sayang, ups. Hahahaha..... Udah ya, gue mau pulang tapi bukan sama lo, gue masih pengen nikmatin ini semua. Hasil kerja keras gue."

🌻🌻

Calansha sedang mengendarai mobilnya dengan santai, setelah berkunjung di tempat itu rasanya Calansha sangat bahagia dan ia tidak memikirkan kejadian tadi pagi.

Tiba-tiba tiga seorang preman berbadan besar mencegatnya. "Shit!!" Calansha kelimpungan, ia tidak tau harus meminta tolong siapa. Jalan ini sangat sepi, ia memang sengaja melewati jalan itu agar tidak melewati jalan raya yang penuh dengan kebisingan.

Calansha ingin menelpon seseorang untuk meminta bantuan, tapi sialnya baterai handphone Calansha habis.

"KELUAR LO!!" Calansha terperanjat saat salah satu preman itu menggedor kaca pintu mobilnya.

Calansha sangat takut, ia benar-benar tidak tau harus melakukan apa. Apakah ia harus keluar?

"WOI! Kalo lo nggak keluar, nih kaca mobil gue pecahin." Calansha semakin takut dengan ancaman preman itu. Dengan terpaksa, Calansha keluar mobilnya.

"Mau apa kalian? Kalo kalian mau duit gue kasih." Dengan sedikit keberanian, Calansha mengatakan itu semua. Ia berharap preman-preman itu akan melepaskannya.

"Kita nggak butuh duit lo, kita butuh lo." Jantung Calansha berdetak sangat kencang, keringat dingin sudah membasahinya dan badannya bergetar ketakutan.

Preman itu mendekat, ia mencekal tangan Calansha dan.... Calansha kehilangan kesadarannya. Setelah itu, ia tidak tau apa-apa lagi.

Sedangkan, disisi lain Aarav tengah mengkhawatirkan gadisnya, Calansha. Ia sungguh menyesal. Aarav sekarang uring-uringan sendiri, ia sudah mencari-cari Calansha dimana pun. Bahkan, ia juga sudah menelepon rumah Calansha tapi hasilnya nihil.

"Lo dimana?" Hari sudah mulai gelap, tapi Calansha masih saja belum ditemukan.

Calansha mencoba menelpon orang tua Calansha lagi, mungkin saja Calansha sudah di rumah.

Tut tut

"BANGSAT!!" Aarav membanting handphone-nya, kedua orang tua Calansha pun tidak bisa dihubungi.

Aarav mengambil kunci sepeda motornya dan pergi menuju kediaman Borg.

Calansha kini berada di ruangan yang gelap, tidak ada cahaya apapun disana. Hanya cahaya dari bulan yang masuk melalui celah-celah ruangan itu.

"Aws, kepala gue." Kepalanya rasanya sangat berat.

Pintu ruangan terbuka, menampilkan seseorang dengan pakaian serba hitamnya. Ia tidak bisa melihat begitu jelas wajahnya karena tempat ini sangat gelap.

"Siapa lo? Lepasin gue, bajingan!!"
"Woohoo...santai. Gue pasti lepasin lo, asal lo harus merasakan terlebih dahulu apa yang lo lakuin dulu." Calansha mematung di tempat, itu adalah suara perempuan. Siapa sebenarnya gadis di depannya?

"Gue nggak pernah lakuin apapun ke lo." Tegas Calansha, ia sudah muak.

"Oh yaa? Ututu, tapi sayangnya gue nggak percaya." Gadis itu tertawa meremehkan kepada Calansha. Sedangkan, Calansha menatap tajam gadis dengan balutan baju hitam.

Plak

Bugh

Bugh

"Arghh!! Sakit." Tanpa aba-aba, gadis itu langsung memukul perut Calansha dan menamparnya.

"Gimana rasanya?" Gadis itu memegang rahang Calansha dan menekannya kuat-kuat.

"Aws, sialan lo. Siapa lo?" Wajah gadis itu sudah tepat berada di depannya. Tapi sayang, ia memakai masker.

"Nggak semudah itu, bit*h." Lagi-lagi Calansha mendapatkan tamparan di pipinya. Sungguh perih.

Gadis itu lalu memasukkan secarik kertas pada saku pada pakaian Calansha. Calansha tidak bisa melakukannya perlawanan apapun, karena ia sudah tidak berdaya. Gadis itu menyuntikkan bius pada Calansha. Calansha kembali tak sadarkan diri.

_
_
_
_
_
_

Jangan lupa vote sama komen ya
Untuk casting nya, author bakal kasih tau di akhir-akhir eps
Enjoy semua

Who Is She? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang