Eps 35: Aarav Cakra Danendra

450 20 0
                                    

Selamat membaca~

Aarav kini berada di rumah Calansha, ia sedang menemani Calansha yang sakit karena kejadian tadi siang.

"Jangan pergi..." Rengek Calansha pada Aarav yang kini tengah duduk di samping Calansha yang sedang berbaring.

"Nggak, sayang." Ucapnya sambil mengelus rambut Calansha yang terurai panjang.

"Elusin terus kepala aku." Calansha memposisikan tubuhnya agar lebih nyaman, ia memeluk pinggang Aarav.

Aarav menemani Calansha hingga tertidur pulas, ia tidak bisa disini hingga pagi karena ya.. kalian tau lah.

"Maaf ya, Calansha ngerepotin kamu." Tiba-tiba ibunya Calansha datang ke kamar Calansha.

"Nggak sama sekali, tante."

"Kamu mau balik sekarang?" Tanya Kandra, ibu Calansha.

"Iya, soalnya udah malem." Setelah itu, Aarav berpamitan pada Kandra dan pulang.

Keesokan paginya, Calansha sudah baik-baik saja. Sebenarnya sih emang dia baik-baik saja. Seperti biasa, ia dijemput oleh Aarav untuk pergi ke sekolah.

🌻🌻

"CALANSHA!!"

"AAA GUE KANGEN BANGET." Trita tiba-tiba datang menghampiri Calansha yang masih di parkiran bersama Aarav. Ia memeluk Calansha dengan erat, Calansha mengernyit heran.

"Kenapa?"

"Kangen sama Aarav." Perkataan Trita membuat Calansha melebarkan matanya. Apa yang Trita bilang tadi?

"Bercanda doang." Trita terkekeh kecil, sungguh menggemaskan saat menggoda Calansha, jarang-jarang kan.

"Ayo ke kelas!" Trita menarik tangan Calansha dengan tiba-tiba.

"Kak Aarav, Calansha-nya gue yang bawa ya!!"

Aarav hanya melihatnya sekilas, ia tidak tau kenapa sifat Trita sangat persis dengan temannya, Farzan.

Aarav melihat Stasya yang baru saja masuk dari gerbang sekolah.

Stasya menoleh ke arah Aarav yang memperhatikannya, tatapan mereka bertemu. Namun, tatapan Aarav bukanlah tatapan dingin seperti biasa tetapi tatapan kebencian.

Stasya hanya tersenyum tipis dan mengalihkannya pandangannya lagi ke arah depan dan berjalan menuju kelasnya.

"Liatin apaan lo?"

"Nggak!" Tegas Aarav.

"Gue udah tau kali, lo kalo mau kasih dia pelajaran kasih aja, tapi jangan kasar-kasar. Dia cewek, bro."

"Bawa." Aarav memberikan satu keresek jajan yang ia beli kemarin, Arsen melihat itu dengan mata berbinar.

"Tumben lo. Kesambet apaan?"

"Bunda gue beli kebanyakan, gue bawa aja kesini."

"Tante Safa emang the best dah." Arsen membawa lari keresek besar dengan isi jajan itu dengan kegirangan layaknya anak kecil yang diberi jajan oleh ibunya.

"WOII TARZAN!! GUE KASIH JAJAN NIH!!" Teriakannya menggema di koridor sekolah, padahal yang di panggil tidak ada disitu. Arsen masih berlari menuju kantin untuk menghampiri teman-temannya.

Semua murid yang menatap itu gemas, apalagi para siswi yang sudah mengambil momen itu.

"TARZAN!! YUHUU!!" Sesampainya di kanton, Arsen masih saja berteriak.

Farzan yang merasa terpanggil pun menoleh ke arah Arsen dengan wajah yang girang.

Oke, sekarang Farzan mengakui kalo dirinya adalah tarzan.

"Ngapain lo?"

"TARAA!!" Arsen memberi tau Farzan ala-ala konten creator.

Farzan yang melihat itu langsung menarik keresek itu dengan cepat. Senyum Arsen luntur seketika.

"Anjing, gue juga mau."

🌻🌻

Jamkos adalah waktu yang sangat disenangi oleh semua murid. Para guru di SMA Borge sedang melaksanakan rapat hingga jam pulang nanti. Jadi, jam pelajaran akan kosong sampai pulang.

Stasya memutuskan untuk pergi ke perpustakaan, karena di kelas ia akan bosan. Disana juga ia tidak mempunyai teman satupun.

Stasya berjalan santai menuju perpustakaan. Perpustakaannya sangat sepi, hanya ada dua sampai tiga orang yang sedang membaca buku.

Stasya mencari-cari buku untuk dibaca yang menurutnya menarik. Ia mengambil sebuah novel dengan genre misteri.

Ia mencari-cari tempat duduk yang sepi agar Stasya dapat membaca buku tanpa diusik siapapun.

Matanya menangkap seseorang yang sedang tertidur dengan menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya.

"Kak Aarav?"

Aarav mengangkat wajahnya, ia menatap Stasya gadis yang berada di depannya sekarang.

"Ngapain lo?"

"Aku mau baca buku."

"Jangan usik gue!!" Stasya mengangguk cepat, ia duduk tidak jauh dari Aarav dengan hati-hati agar tidak menimbulkan suara apapun.

Satu jam kemudian, Aarav masih saja tertidur dan Stasya juga masih nyaman dengan kegiatan membacanya.

Stasya meregangkan ototnya, ia menoleh ke Aarav untuk melihat cowok itu. Stasya tersenyum manis menatapnya.

"Aarav Cakra Danendra." Ucapnya pelan sambil menatap Aarav.

"Kangen banget."

Stasya menghampiri Aarav yang tertidur dengan mengendap-endap. Ia ingin mengelus rambut tebal itu.

Dengan hati-hati, Stasya mengelus rambut itu. Aarav sedikit terusik, namun ia kembali tertidur membuat Stasya bernapas lega.

"Tuhan, tolong hentikan waktu sejenak!"

_
_
_
_
_
_
_

Who Is She? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang