Terakhir kali, yang Marc dan Steven ingat adalah bahwa mereka ada di dalam Piramida Giza, mengurung Ammit di dalam tubuh Harrow, dengan bantuan Layla. Setelah semua itu selesai, setelah Marc meminta Khonsu untuk membebaskannya dan Steven, ingatan mereka pun kabur. Ketika terbangun, mereka tiba-tiba sudah ada di flat dengan kaki terikat pada tiang. Belakangan ini keduanya baru tahu, bahwa itu adalah ulah Jake.
Beberapa hari kemudian, Layla datang ke flat untuk mengecek keadaan mereka. Marc dan Steven senang bisa melihatnya lagi. Saat datang, Layla sudah tidak menjadi avatar lagi karena perjanjiannya dengan Taweret cuma temporary. Setelah pertempuran di Kairo berakhir, Layla langsung mengembalikan kekuatannya pada Dewi Pemandu alam Duat itu. Marc dan Steven senang mendengarnya. Memang, Layla bukanlah orang yang gila akan kekuatan maupun kekuasaan. Waktu itu, alasannya mau menjadi avatar cuma karena ia ingin menolong Marc dan Steven. Dan setelah peristiwa itu, ia cuma ingin hidup normalnya kembali.
Sebulan kemudian, Layla tiba-tiba mengeluarkan surat cerai yang pernah ia tunjukkan pada Steven waktu pertama kali ia memasuki flatnya. Baik itu Marc maupun Steven, keduanya tak tahu harus bersikap bagaimana. Layla berkata bahwa ia tak sanggup meneruskan hubungannya dengan Marc. Selama ini, ia selalu diliputi rasa bersalah. Ia mencintai Marc, tapi jauh di dalam sana, ia juga jatuh hati kepada Steven. Ia selalu terbayang-bayang waktu dirinya berciuman dengan Steven, dan merasa amat bersalah kepada Marc karena itu. Ia merasa berkhianat. Jahat. Meskipun Marc sudah memaafkannya soal itu, tapi Layla tetap tak bisa memaafkan dirinya sendiri. Intinya, ia tak sanggup jika harus menghabiskan sisa hidupnya untuk mencintai dua orang sekaligus. Secara harviah mungkin ia bisa, tapi secara batin... ia tersiksa.
"Aku tahu kalian berdua memiliki rupa yang sama, tapi tetap saja... kalian adalah dua orang yang berbeda. Sampai kapanpun, aku tak akan pernah bisa mencintai kalian dengan layak," Layla terisak dalam pelukan Marc.
Marc akhirnya memutuskan untuk membebaskan Layla sepenuhnya dari penderitaan ini. Ia pantas mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Sudah cukup ia membuang waktunya untuk mantan tentara bayaran yang jenjang karirnya penuh dengan catatan kriminal. Layla pantas mendapatkan pria yang jauh lebih baik dari dirinya.
Setelah menandatangani surat cerai itu, Marc dan Layla akhirnya bertemu di pengadilan sebulan kemudian. Keduanya bercerai dengan damai. Setelah itu, mereka pun berpisah, menjalani hidup masing-masing. Layla kembali sibuk melakukan ekspedisinya sebagai arkeolog, sementara Marc memilih untuk tetap di London bersama Steven. Hubungan mereka tetap baik. Mereka masih saling bertukar kabar setidaknya setiap tiga minggu sekali. Dan kemarin, Layla memberi kabar lagi. Ia memberi tahu Steven bahwa ia akan mampir di London untuk transit.
Ketika sampai di bandara, Steven mendapati Layla sudah menunggunya di sana.
"Oh, Layla, bagaimana kabarmu, sayang?" tanya Steven dengan lembut sambil memeluk wanita berdarah arab itu.
Layla tersenyum bahagia. "Aku baik, hanya telingaku saja yang sedikit sakit. Kau tahulah, perjalanan dengan pesawat selalu seperti itu," katanya dengan riang. "Bagaimana dengan kabarmu, Steven? Kau baik-baik saja?"
"Ya, aku baik," kata Steven, agak berat. Layla langsung menaikkan alis dan memicingkan matanya. Ia seperti dengan mudahnya menangkap sesuatu yang 'tidak baik-baik saja' dari Steven.
Keduanya hanya punya waktu satu jam sebelum penerbangan ke Kairo. Steven mengajak Layla makan di restoran sederhana yang terletak sekitar satu mil dari bandara.
"Apa yang terjadi dengan Marc?" Layla bertanya setelah mereka turun dari taksi. "Ia masih belum menyapaku sampai sekarang."
Steven menggigit bibir bawahnya. "Kita bicarakan dia nanti. Untuk sekarang, kita makan dulu," katanya pada Layla.

KAMU SEDANG MEMBACA
Headmates
Roman d'amour"You are the only real super power I ever had." Marc mengira Steven tidak bisa mendengarnya kala itu. Kalimat itu memang pendek, tak lebih panjang dari untaian pita yang biasanya menjadi hiasan bunga pernikahan, namun itu sudah lebih dari cukup untu...