Chapter 3 - Pernikahan

94.4K 5.6K 42
                                        

Chayyara tidak menyangka jika semuanya akan menjadi seperti ini. Menikah dengan kekasih kakaknya bukanlah hal yang Chayyara inginkan. Bahkan Chayyara tidak bisa tidur karena terus memikirkan kakaknya, ia merasa bersalah dengan menikahi kekasih dari kakaknya itu, Feranda.

Chayyara memperhatikan para tamu undangan yang berdatangan, sedari tadi ia merasa cemas pada Feranda yang belum juga menunjukan diri di hari pernikahannya ini.

Di samping Chayyara yang mengharapkan kehadiran kakaknya, Chayyara justru dikejutkan dengan kehadiran tamu spesial. Ya. Kakek dan neneknya yang berasal dari Negeri Gingseng itu menghadiri pernikahannya.

"Sonja..." ujar Yeonna, memeluk Chayyara yang merupakan cucu kesayangannya itu.

"Halmeoni..." lirih Chayyara, membalas pelukan neneknya itu. Chayyara menangis bahagia.

"Banyak yang ingin Halmeoni tanyakan, tapi mungkin bisa nanti saja," ujar wanita paruh baya itu melempar senyum.

Pria paruh baya yang sedari tadi diam menyaksikan pun berjalan menghampiri Chayyara, ia tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca, lantas menatap ke arah Armor dan Chayyara secara bergantian, "축하합니다. 세상에서 가장 행복한 분이 되길 바랍니다," ujar Park Yoongi yang merupakan kakek Chayyara, ia ikut memeluk cucu kesayangannya itu. Chukahamnida. Sesangeso ghajang hengbokan dubuni dwegil baramnida. (Selamat. Semoga kalian berdua menjadi orang yang berbahagia di dunia ini).

Armor tersenyum tipis kepada kakek dan nenek dari Chayyara sekaligus Feranda yang baru saja ia ketahui. Meski terkesan kaku, Armor berusaha untuk terlihat sopan dan ramah di mata keduanya.

Pernikahan mereka hanya dihadiri oleh beberapa tamu undangan karena keluarga Armor memang menginginkan konsep intimate wedding dimana hanya keluarga dan kerabat dekat saja yang mereka undang.

Selama pernikahan berlangsung, Armor maupun Chayyara tidak ada yang memulai obrolan. Mereka hanya menyambut tamu, berbincang dan berfoto, selain itu tidak ada lagi. Mungkin terlihat aneh jika pasangan pengantin tidak terlihat akrab di hari pernikahan mereka yang membahagiakan. Namun seperti yang mereka tahu, pernikahan ini ada, bukan atas keinginan mereka sendiri.

Chayyara tersenyum saat kakaknya mulai terlihat memasuki aula, dari kejauhan Chayyara bisa melihat penampilan kakaknya yang sangat cantik, tak lupa juga tubuh tinggi semampai dengan gaun yang menampilkan punggung indah itu selalu membuat Feranda tampak memesona.

Untuk sesaat Armor terpana melihat kekasihnya—maksudnya mantan kekasihnya. Feranda memang cantik dan anggun, dengan postur tubuh model itu siapa yang tidak terpesona melihat aura yang memancar dari diri seorang Feranda.

Feranda langsung memeluk Chayyara, "Selamat atas pernikahan kalian." Chayyara bisa melihat sorot kesedihan dari pancaran mata kakaknya itu, mereka hanya berbincang beberapa menit hingga Feranda pun beralih kepada seseorang di samping Chayyara, perempuan itu menjabat tangan Armor.

Feranda berusaha tersenyum, wanita itu berusaha tegar saat melihat kekasihnya harus menikahi adiknya sendiri. "Selamat!" ujar Feranda dengan mata yang berkaca-kaca saat ia menatap wajah dingin Armor.

***

Chayyara tengah duduk bersama neneknya di kamar hotel yang sengaja disediakan untuk Chayyara berganti pakaian dan menata ulang riasan dan make-upnya.

Setelah Chayyara meminta waktu kepada Tante Oliana agar membiarkannya berbicara dengan neneknya untuk sebentar saja, kini hanya tersisa mereka berdua.

Chayyara terdiam untuk sesaat, melihat neneknya yang masih setia berdiri di depan pintu kamar hotel.

ChayyaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang