Chapter 23 - Serba Tiba-Tiba

65.9K 4.7K 68
                                    

Maaf updatenya malem banget karena tadi sempet ada bimbingan studi sama dospem dulu:( semoga di part ini kalian suka sih soalnya aku udah berusaha hiks <333
.
.
.
.
.
Jangan lupa Follow akun aku, Vote dan Comment yang banyak yaaa biar aku lebih semangat nulisnyaaa, terimakasih buat pembaca setia! Big Luv <333
.
.
.
.
.

***

Armor kira setelah Chayyara pulang, ia akan sembuh. Kenyataannya, sakit Armor semakin parah. Di pagi harinya Armor merasa panas dingin di sekujur tubuhnya, Armor juga tidak berhenti bersin, hal itu membuat ia merasa kesal.

Tak cukup sampai di situ, di siang harinya ia harus melihat wajah adiknya yang menjengkelkan.

"Gue gak nyangka kalau lo bisa sakit juga, Bang."

Armor mendelik tak suka. "Pergi lo!" usir Armor.

"Pusing ya nyariin Kay? Gue pinter kan nyembunyiin Kay? Gimana Bang rasanya hidup tanpa Kay?" tanya Hendrick, pria itu sengaja memasang wajah menyebalkan karena ini kesempatannya membuat kakaknya kesal tanpa mendapatkan sebuah bogeman.

Hidup hanya satu kali, jadi tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. Pikir Hendrick licik.

"Kakak ipar—Eh maksudnya Kay... kayanya lebih cocok jadi istri gue deh Bang, soalnya kalau sama lo hidup Kay keliatan suram."

"Berisik!"

"Lo gak percaya? Mau gue tunjukin video sama foto-foto gue selama seminggu ini sama Kay? Kay banyak ketawa kalau sama gue Bang, beda sama lo, banyak nangisnya," sindir Hendrick, namun memang benar itulah faktanya.

Armor ingin sekali menonjok wajah menyebalkan adiknya itu, tetapi kondisi tubuhnya tidak memungkinkannya untuk melakukan itu.

"Nih." Hendrick mendekatkan ponselnya ke arah Armor, memperlihatkan video Chayyara yang terlihat manja saat meminta sesuatu kepada Hendrick.

"Itu waktu Kay ngidam buah pepaya, Kay lucu banget Bang sampe gue gak bisa nolak."

Armor melotot tajam, hatinya terbakar, amarah mulai menguasai dirinya. Armor langsung merebut ponsel Hendrick. Pria itu menggulir seluruh isi galeri Hendrick, dan hampir seluruhnya foto Chayyara dengan adiknya. Langsung saja Armor membanting ponsel Hendrick ke tembok membuat sang pemilik melongo.

"BANG ITU HANDPHONE GUE!" teriak Hendrick tak terima, pria itu memungut kembali ponselnya yang sudah tidak berbentuk.

"BODO!" Armor balas berteriak. Sudah cukup kesabaran Armor menghadapi sikap adiknya itu yang memang senang membuatnya kesal.

Hendrick tersenyum miring, "Untung udah gue save datanya, jadi gue masih punya cadangan video sama foto-foto bareng Kay."

Armor memberikan tatapan membunuhnya, dalam keadaan sakit seperti ini, bisakah adiknya itu tidak membuatnya kesal? Jika saja dirinya tidak sakit, mungkin mereka akan berakhir dengan saling tinju di atas ring.

"Makannya, punya bini kaya Kay itu harusnya disyukuri, bukan disakiti."

"Kalau lo bener-bener gak butuh Kay, gue siap jadi suami cadangan Bang," ujar Hendrick mengedipkan sebelah matanya kepada Armor yang sudah mengibarkan bendera perangnya sedari tadi.

"Mending lo keluar sekarang, gue pusing dengernya." Armor memijat keningnya yang berdenyut. Lalu datanglah Chayyara dari arah pintu dengan semangkuk bubur di tangannya.

"Hen... sudah mau berangkat?" Chayyara bertanya pada pria yang tengah memegang sesuatu itu.

"Eh Kakak ipar! Iya nih, aku hanya ingin berpamitan sebentar."

ChayyaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang