Chapter 30 - Berubah

67.1K 4.5K 198
                                    

Maaf agak malem, seperti biasa, hari ini aku cukup lelah, tapi syukurnya aku masih bisa update hari ini. Oh iyah, makasih yaaa buat pembaca setia, dan selamat datang buat pembaca yang baru!!! Big luv<333
.
.
.
.
Jangan lupa follow akun aku, vote dan komentarnya, terimakasih! <333
.
.
.
.

***

Armor mengelus punggung telanjang Chayyara, pria itu terjaga sampai pagi karena terlalu sibuk memandangi wajah cantik istri kecilnya yang terlelap tidur.

Chayyara masih tertidur dengan berbantalkan lengan Armor. Wajah Chayyara terlihat damai, teduh dan hangat membuat Armor merasa terperangkap akan kenyamanan dan kehangatan yang istri kecilnya itu berikan.

Armor tidak menyangka jika semalam akan menjadi hal yang paling luar biasa dalam hidupnya, membuat ia tidak pernah merasa puas dan menginginkan Chayyara lagi dan lagi. Jika saja istri kecilnya itu tidak hamil mungkin Armor akan menggempurnya sampai pagi. Tetapi saat melihat wajah istrinya itu yang sudah kelelahan semalam membuat Armor menghentikan keinginannya. Bagaimanapun Armor masih memikirkan bayinya, ia tidak ingin bayinya terluka karena keegoisannya.

Armor mengusap perut Chayyara, berharap anak-anaknya nanti akan tumbuh sehat dan bisa membanggakan keluarga besarnya. Armor juga merasa bahwa dia adalah pria paling beruntung di dunia. Entah perasaan ini di mulai darimana, yang pasti fokusnya saat ini hanya Chayyara, semua isi kepalanya hanya dipenuhi Chayyara, dimana pun ia berada, sosok Chayyara lah yang selalu membuat ia ingin segera pulang dan melihat apa saja yang tengah di lakukan istri kecilnya itu.

Armor menarik Chayyara lebih dekat, mengecup bibir Chayyara berulang kali membuat Chayyara terusik dalam tidurnya. Chayyara terlihat mengerjapkan matanya, merasakan benda kenyal menyentuh bibirnya, perempuan itu sempat terdiam sesaat hingga akhirnya nyawanya terkumpul sepenuhnya. Ia bisa melihat wajah tampan Armor yang tengah memperhatikannya dengan senyuman lebar.

Chayyara merasa seperti mimpi melihat senyuman Armor yang selebar itu, suaminya itu terlihat lebih tampan saat tersenyum. Chayyara menatap mata Armor yang masih setia memperhatikannya, mata biru itu menatapnya dalam seakan ingin menenggelam Chayyara di saat itu juga.

Armor kembali mengecup bibir Chayyara, "Apa terasa sakit?" tanya Armor dengan suara seraknya.

Chayyara mengerjap, pipinya memerah saat menyadari jika semalam mereka habis melakukan—Oh astaga! Chayyara menutup wajahnya.

Armor terkekeh geli, menyingkirkan kembali tangan Chayyara, "Hei... kenapa?

"Kay malu Kak Armor..." cicit Chayyara pelan.

"Malu kenapa? Kan saya suami kamu."

Chayyara memejamkan matanya, "Kay kemarin pukul kepala Kakak... Kay juga cakar punggung Kakak... apa... apa itu sakit?"

Bukannya menjawab pertanyaan Armor, Chayyara justru balik bertanya tentang keadaan dirinya, hal itu membuat Armor merasa gemas. Langsung saja Armor menggigit pipi Chayyara, membuat istri kecilnya itu mengaduh. "Seharusnya yang bertanya itu saya... apa kemarin saya menyakitimu? Apa kemarin saya terlalu kasar?"

Chayyara mengusap pipinya, menatap Armor kesal hingga setelahnya mengangguk pelan, "Kak Armor kemarin menyebalkan," ujar Chayyara sembari mengerucutkan bibirnya. "Kay sudah teriak agar Kakak lebih pelan tapi Kak Armor tidak dengar..."

Armor tersenyum simpul. Oh astaga! Betapa menggemaskannya istri kecilnya itu saat mengatakan tentang perbuatannya semalam secara terus terang. Armor mendekatkan wajahnya ke leher Chayyara, menghirup wangi tubuh Chayyara yang memabukkan.

ChayyaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang