Chapter 87 - Hyunjae

3.5K 298 12
                                    

Guys, maaf aku terlambat update. Ternyata kemarin adalah hari minggu dan sekarang hari senin. Bae sering lupa hari sekarang:((
.
.
.
Jangan lupa vote dan komentarnya! Terima kasih banyak ya!
.
.
.
***

Chayyara menggembungkan pipinya. Menatap Armor dengan mata berkaca-kaca. Sedangkan Armor tengah duduk di lengan sofa yang tersedia di kamar mereka.

Armor tersenyum sinis, "Hanya karena meminjamkan sebuah payung?"

Chayyara mengangguk.

"Kamu pasti pernah menyukainya kan?"

Chayyara membelalakan matanya, lantas menggeleng cepat, "Tidak! Kay tidak pernah menyukainya!"

"Lalu kenapa dia sering menyapamu?"

"Kay tidak tahu."

"Siapa namanya?"

Chayyara diam.

"Chayyara..." Armor mencoba bersabar.

"Hyun...Hyunjae," jawab Chayyara pelan.

Armor melangkahkan kakinya perlahan ke arah ranjang. Ia membuka kemeja kerja yang dikenakannya. Menjatuhkan kepalanya di paha Chayyara. Armor tahu jika istrinya itu mulai ketakutan, maka cara yang paling ampuh, Armor harus meredamkan amarahnya. Armor tidak mau sampai mulutnya mengatakan hal yang menyakitkan kepada Chayyara.

"Kak Armor masih marah?" tanya Chayyara pelan.

Armor tidak menjawab. Pria itu justru memilih memejamkan matanya. Tidak peduli dengan Chayyara yang hampir meneteskan air mata.

"Jangan menangis, aku hanya tidak suka melihatmu dengan pria lain."

Melihat Chayyara yang terlihat asyik mengobrol dengan pria lain membuat hati Armor terasa panas. Dulu Armor merasakan perasaan ini pada adiknya, Hendrick. Namun, perasaan panas yang membakar perasaannya saat ini sangat berbeda dengan yang dulu, dan Armor membenci hal itu. Armor tidak ingin cemburu berlebihan sebab Armor lebih tahu bagaimana sikap Chayyara.

Terjadi keheningan yang cukup lama diantara mereka. Chayyara memperhatikan wajah Armor yang terlihat lebih damai sekarang. Chayyara tahu bahwa suaminya itu belum tidur meski matanya sudah terpejam.

"Kalau Kay melihat Kak Armor dengan perempuan lain, Kay boleh marah kan?" tanya Chayyara memberanikan diri. Pertanyaan itu tiba-tiba muncul di dalam benaknya. Sebelumnya Chayyara belum pernah bertanya akan hal itu karena Chayyara belum cukup berani. Sebenarnya masih banyak pertanyaan yang ingin Chayyara tanyakan tapi Ia memilih untuk menyimpannya. Chayyara akan bertanya jika waktunya sudah tepat nanti.

Armor membuka matanya, mengerutkan keningnya. "Untuk apa?" tanya Armor. "Kamu tahu aku orang yang seperti apa, Chayyara."

Chayyara mengangguk, "Kak Armor selalu tidak ramah pada perempuan. Sama seperti pada Kay dulu."

"Maksud kamu?"

"Iya. Kak Armor itu dulu tidak ramah dan suka marah-marah."

Mendengar hal itu dari mulut manis istrinya, Armor tersenyum miring, suasana hatinya tiba-tiba meningkat drastis. Armor bangun dari posisi tidurnya. Kali ini mereka duduk saling berhadapan.

"Sekarang bagaimana?"

"Lebih baik meski kadang masih suka ada marah-marahnya. Apalagi kalau matanya sudah melotot. Kayanya kalau soal itu, Kak Armor susah berubah deh."

Armor tersenyum. "Lain kali aku tutup mata."

Chayyara tersenyum saat melihat senyum suaminya itu. Chayyara mengangkat tangannya, mengusap pipi Armor pelan.

ChayyaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang