Hai?
.
.
.
Mau cek suara kira-kira siapa yang menunggu cerita ini versi ebooknya?😍
.
.
.
Jangan lupa baca sampe bawah ya***
Armor menatap nanar gundukan tanah di hadapannya, sedari tadi pria itu hanya diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Tangannya sibuk memainkan bunga yang sempat Armor tabur sebelumnya. Tak terasa air mata mulai menetes membasahi pipinya.
"Bang..." lirih seseorang dengan suara serak yang khas.
"Kenapa?" tanya Armor dengan nada dingin.
"Gue...Gue udah balik...Dan...." ujar Hendrick. "Kakak ipar Bang..."
"Apa?" jawab Armor cepat.
"Kakak ipar Bang..." Hendrick langsung menangis. Untuk pertama kalinya, ia mendengar suara tangisan adiknya. Terakhir kali ia mendengar adiknya itu menangis, saat sekolah menengah pertama. Itu pun karena adiknya tak sengaja menggeleng kucing di jalanan.
"Yang jelas, Hendrick Leon!" Armor mulai menggeram marah.
"She is..."
Armor menunggu dengan perasaan cemas sekaligus marah.
"She is...She is gone...She is gone!"
"Jangan bercanda, anjing!" bentak Armor memarahi adiknya itu.
"Apa gue kedengeran bercanda, Bang?" tanya Hendrick.
Tidak. Jangan hukum Armor dengan cara seperti ini. Apapun ambil saja, asalkan tidak dengan Chayyara. Armor belum sempat memberi kebahagiaan yang utuh untuk istri kecilnya itu. Setidaknya beri ia kesempatan mewujudkan permintaan sesungguhnya dari istri kecilnya.
Armor berlari sepanjang lorong rumah sakit. Pria itu memasuki ruang rawat inap Chayyara yang sudah dipenuhi keluarganya. Tatapan mata Armor jatuh pada perawat yang sedang melepaskan alat bantu pernafasan Chayyara.
"Berhenti!" ucap Armor dengan nada tinggi,"Jangan dilepas!" Armor menatap tajam perawat yang tidak jadi melepas alat itu dari tubuh Chayyara.
Semua orang menoleh.
"Ar," panggil Silva menghampiri Armor dengan wajah yang sudah banjir air mata.
"Kenapa kalian semua menangis?!" teriak Armor dengan mata memerah.
Semua menatap Armor dengan sorot terluka.
"Bang..." panggil Hendrick.
"Ini pasti akal-akalan lo kan?! Lo nyuruh Chayyara buat ngeprank lagi kan? Iya kan?!"
Hendrick menggeleng, "Nggak gitu bang," ujarnya dengan suara lemah.
"TERUS APA?!" bentak Armor.
"Tenangkan dirimu, Armor!"
Armor melepas cekalan Papanya, pria itu justru langsung menghampiri Chayyara yang masih terbaring lemah. Armor memeluk tubuh Chayyara dan menciumi setiap jengkal wajah istri kecilnya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Chayyara
RomansChayyara, gadis itu harus kehilangan masa remajanya ketika takdir menggariskan Chayyara yang harus menikah dengan pria dingin, kekasih dari kakaknya itu yang sudah menghamilinya. Penasaran dengan kisah selanjutnya? BISA BELI EBOOKNYA LANGSUNG YA, TE...