Chapter 27 - Pindah

63.4K 4.8K 219
                                        

Maaf ini sebelumnya tapi aku ngakak banget pas kalian pada manggil aku Thor, Min, masih mending lah ya buat yang manggil 'kak' hihihi. Oke jadi gini, sebagai rasa akrab, sayang dan cinta kalian ke penulis, kalian boleh panggil aku 'Bae' atau 'Beb' yaaa, kebetulan itu nama panggilan dari temen-temen aku hihi

Oh iyah part kali ini sengaja aku buat panjang, hadiah buat kalian yang komentar di chapter sebelumnya<33
.
.
.
.
.
Ini part penuh ke uwuwan, jadi siapin bantal buat kalian gigitin nanti yaa hahahah! Jangan lupa follow akun aku, vote dan komentarnya! Terimakasih big luv<33
.
.
.
.
.

***

Armor membuka pintu kamarnya, ia melihat pemandangan Chayyara yang masih terlelap di balik selimutnya.

Armor menghampiri Chayyara, ikut tidur di samping Chayyara, memeluk tubuh istri kecilnya itu. Armor mengusap perut Chayyara pelan, ia juga mencium pipi Chayyara yang terlihat tidak terganggu oleh dirinya.

"Bangun, Chayyara..." bisik Armor di dekat telinga Chayyara.

Chayyara merasa tubuhnya meremang saat mendengar suara berat seseorang dan kecupan berulang kali di pipinya. Chayyara menggeliat dalam tidurnya, ia mulai merasa terganggu.

Armor tersenyum miring, pria itu lantas menggigit pipi Chayyara gemas, membuat istri kecilnya itu langsung membuka matanya, "Aw!" Chayyara mengaduh.

Nyawa Chayyara langsung terkumpul sepenuhnya saat ia disuguhkan pemandangan wajah suaminya itu, yang kini tengah memperhatikannya dengan intens. Chayyara meneguk ludahnya, ia mulai merasa gugup.

"Kak Armor...?" cicit Chayyara dengan suara khas bangun tidur.

Armor mengecup bibir Chayyara, "Bangun," ujar Armor dengan suara beratnya.

Chayyara mengerjapkan matanya, "Tapi kan ini hari libur, Kak. Kakak tahu kan, Kay suka bangun siang kalau hari libur..." ujar Chayyara memelas. Chayyara menahan dada Armor yang sepertinya ingin kembali menciumnya. Hei! Kenapa suaminya itu jadi sering menciumnya? Bukannya tidak boleh, tapi kan itu tidak baik untuk kesehatan jantungnya yang selalu ingin meloncat dari tempatnya.

"Kita akan pindah." Armor berujar, pria itu menjatuhkan kepalanya di dada Chayyara.

"Pin... dah? Kita... akan pindah kemana Kak?" Chayyara berusaha mengangkat kepala Armor yang terbenam di dadanya. Astaga! Armor pasti bisa mendengar suara detak jantung Chayyara yang menggila.

"Kak Armor... berat..." Chayyara mengeluh.

Armor tak menggubris, pria itu justru semakin menempel pada dada Chayyara, menghirup aroma tubuh Chayyara yang wangi, "Saya suka mendengar detak jantungmu," ujar Armor tiba-tiba. Pria itu merasa nyaman dengan posisinya itu. "Dan yang terpenting, di sini... terasa empuk." Armor mendusel hidungnya di dada Chayyara.

Tubuh Chayyara meremang dan pipinya langsung memerah saat mendengar penuturan Armor, Chayyara menjadi malu mendengarnya. Apa ini benar suaminya? Chayyara bertanya-tanya pada dirinya sendiri karena Armor sangat berbeda dari biasanya. Chayyara kira hanya akan bertahan saat Armor sakit saja. Tapi lihatlah saat ini?

Percuma saja Chayyara menarik kepala Armor dengan sekuat tenaga jika suaminya itu tetap bertahan pada posisinya tanpa bergerak sedikit pun. Akhirnya Chayyara menyerah dan membiarkan suaminya itu nyaman dengan posisi seperti itu.

Chayyara teringat kembali dengan ucapan Armor tadi. "Kak Armor belum menjawab pertanyaan Kay... kita akan pindah kemana, Kak?" tanya Chayyara lagi.

"Hm."

ChayyaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang