Chapter 82 - Nyonya Altamiz

5K 261 0
                                    

Lagi ada waktu luang jadi bae sempetin update hihi, semoga suka yaaaa!!!
.
.
.
Jangan lupa vote dan comment yang banyak biar bae semangat update!!!
.
.
.
***

"Dia hanya akan marah padaku, percayalah. Kamu tidak perlu memikirkan banyak hal tentangnya. Dia akan baik-baik saja." Armor menolehkan kepalanya ke samping, melihat jalanan kota yang terlihat macet oleh kendaraan-kendaraan di sana.

Mendengar itu, Feranda pun akhirnya mengangguk, mencoba percaya dengan apa yang dikatakan pria di hadapannya. "Aku akan pergi ke Singapura, aku akan menemani Papa berobat di sana."

"Bagaimana keadaannya?" tanya Armor.

"Luka bakarnya cukup parah, tapi syukurnya Papa masih diberikan kesempatan untuk hidup dan menyesali perbuatannya, aku yakin Papa akan berubah, Papa juga sudah setuju akan melanjutkan terapi pengobatan jiwanya setelah kondisi fisiknya sembuh," jelas Feranda.

Mendengar itu Armor hanya bisa mengangguk. Ya. Setelah kejadian itu, Armor mendengar kabar bahwa Delfon masih hidup, namun ia mengalami luka bakar yang cukup parah karena sempat tertimpa bangunan dan membuat sebagian tubuhnya terbakar. Beruntungnya pria paruh baya itu berhasil meloloskan diri dari kobaran api yang mencoba melahapnya, dan pada akhirnya ia selamat dan langsung tak sadarkan diri ketika para petugas melihat sosoknya yang sudah dipenuhi luka bakar dengan pakaian yang sudah tidak layak disebut pakaian lagi.

Armor mengangguk, "Jaga diri baik-baik."

Feranda tersenyum seraya menganggukkan kepala. "Kamu juga," ujar Feranda. "Aku harap kamu menjaga Kay dengan baik. Aku titipkan Kay padamu."

Armor mengangguk.

"Beritahu aku jika Kay sudah sadar."

Armor mengangguk.

"Berbahagialah kalian," ujar Feranda dengan senyuman tulusnya.

***

Armor mengendarai mobilnya menuju rumah sakit, sebelum itu ia menyempatkan dirinya berkunjung ke toko bunga.

"Hallo Tuan Armor!"

Armor tersenyum tipis.

"Seperti biasa?"

Armor menganggukkan kepalanya.

Melihat respon Armor, membuat Bunga, sang pemilik toko itu langsung memilih bunga-bunga yang biasa ia siapkan untuk pelanggannya yang satu ini.

"Bagaimana keadaan istrimu, Tuan?" tanya Bunga seraya mengambil beberapa tangkai bunga daisy.

Armor menggelengkan kepalanya seraya tersenyum tipis. Bunga yang mengerti pun hanya menganggukkan kepalanya. Pasalnya sudah hampir dua minggu istri dari pelanggannya itu belum sadar juga. Mengapa Bunga bisa tahu? Sebab hari pertama, ketika pria di hadapannya itu membeli bunga di tokonya, di situ pula ia mendapat kabar bahwa istri kecil pria itu tengah mengalami koma.

"Aku berharap dia cepat sadarkan diri. Dia harus melihat betapa indahnya bunga-bunga yang Tuan beli ini," ujar Bunga seraya memberikan buket bunga pesanan pria di hadapannya itu.

Armor mengangguk kembali, "Terima kasih."

Bunga mengangguk.

Armor langsung keluar dari toko bunga itu, lantas melihat buket bunga yang lagi-lagi sama seperti kemarin. Armor sengaja membeli buket bunga yang sama karena ia merasa bunga-bunga itu sangat menggambarkan sosok Chayyara.

Saat Armor akan membuka pintu mobilnya, tiba-tiba ponselnya berbunyi, hal itu membuat Armor melihat siapa yang meneleponnya dan langsung mengerutkan alisnya ketika melihat nama yang tertera di sana.

ChayyaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang