Chayyara menghirup bau lembaran kertas yang sudah menjadi favoritnya. Matanya berbinar saat mulai memperhatikan rak-rak menjulang tinggi di depannya. Armor berdiri di sebelahnya sambil menggendong Valerio. Mereka sengaja mendatangi perpustakaan ibu kota untuk meminjam buku-buku yang dibutuhkan Chayyara.
Sebenarnya Armor sudah memaksa Chayyara untuk membeli saja buku-buku yang dibutuhkannya, tetapi istrinya itu menolak dengan alasan bahwa Chayyara ingin melihat dulu isi dari buku-buku yang ada di perpustakaan. Armor pun hanya bisa mengiyakan.
"Sayang, aku ke rak yang di sana ya." Chayyara menunjuk jajaran rak di sebelah kanan.
Armor mengangguk. Pria itu menepuk-nepuk pelan punggung putranya yang tertidur, terdengar suara Valerio yang tengah mendengkur halus. Seharian ini mereka telah menghabiskan banyak waktu bersama, dari mulai piknik di taman, bermain sepeda, dan membacakan cerita anak untuk Valerio sambil bersantai.
Langit sudah menunjukan warna senja, yang berarti siap menjemput gelapnya malam. Chayyara tiba-tiba teringat untuk meminjam buku-buku di perpustakaan ibu kota, alhasil Armor dan Chayyara menyempatkan diri untuk mengunjungi perpustakaan sebelum tempat itu ditutup.
Setelah Chayyara meminjam buku di perpustakaan. Armor mengajak mereka untuk makan malam. Valerio terbangun saat menyadari kini yang menggendong dirinya bukanlah Armor tetapi Chayyara.
Tidak banyak yang mereka bicarakan, setelah selesai makan malam, mereka langsung pulang.
Saat ini Chayyara tengah memperhatikan tumpukan buku novel di samping meja belajarnya. Lagi-lagi Chayyara menggelengkan kepalanya atas kelakukan suaminya itu. Bagaimana tidak? Tanpa sepengetahuan Chayyara, Armor membeli semua buku novel yang sengaja Chayyara masukan ke keranjang belanja di salah satu aplikasi E-Commerce.
Semua bermula saat Chayyara diberitahu Esty bahwa ada puluhan paket datang.
"Masuk, Mbak Esty..."
"Nyonya! Nyonya! Ada puluhan paket datang dan semua atas nama Nyonya!" ujar Esty dengan suara pelan sambil menghampiri Chayyara yang tengah menyusui Valerio.
Chayyara yang mendengar itu langsung dibuat terkejut, "Puluhan?"
"Iya, Nyonya! Banyak sekali!"
Chayyara memasang wajah kebingungan. Pasalnya Chayyara sedang tidak memesan apapun. Lantas siapa yang memesan puluhan paket itu?
"Kay tidak sedang memesan apa-apa kok, Mbak Esty."
"Tapi paketnya bertuliskan nama Nyonya semua."
"Coba nanti Kay ke bawah. Kay mau menidurkan Valerio sebentar," ujar Chayyara.
Esty yang mendengar itu pun mengangguk. Esty tersenyum saat menutup pintu kamar Tuan Muda Valerio. Semakin hari, Nyonyanya itu semakin terlihat cantik. Apalagi setelah menjadi Ibu. Esty ingat sekali masa dimana Nyonyanya itu masih remaja. Terlihat lugu dan menggemaskan.
Kini banyak perubahan yang terjadi pada Nyonyanya. Meski senyum manisnya masih seperti dulu, tetapi kini yang membedakannya, Nyonyanya terlihat lebih hangat dan keibuan. Tidak heran jika Tuannya itu betah sekali berada di rumah, kenyataannya karena semakin hari Nyonyanya tumbuh dewasa, wanita itu semakin terlihat cantik dan mempesona.
***
Chayyara menyilangkan kedua tangannya di dada, menggigit bibir bawahnya, terlihat kebingungan. Paket sebanyak ini miliknya? Tapi Chayyara ingat sekali bahwa dia tidak sedang memesan apapun.
Dengan rasa penasaran, Chayyara pun memutuskan membuka salah satu kardus paket. Meminta Esty untuk menggunting bagian tengahnya. Saat Chayyara melihat isi di dalamnya, mata Chayyara membelalak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chayyara
RomanceChayyara, gadis itu harus kehilangan masa remajanya ketika takdir menggariskan Chayyara yang harus menikah dengan pria dingin, kekasih dari kakaknya itu yang sudah menghamilinya. Penasaran dengan kisah selanjutnya? BISA BELI EBOOKNYA LANGSUNG YA, TE...