Bab 22

1.6K 135 1
                                    

"Assalamualaikum" teriak Saga dan Shania secara bersamaan lalu berjalan saling merangkul pundak

"Heh kalian ini rumah bukan hutan jangan teriak" jawab Bunda dengan teriakan

"Bunda juga teriak" balas Shania membuat mereka berdua terkikik geli

"Aish anak-anak ini, kalian kenapa udah pulang?" tanya Bunda sambil membawa beberapa desain rumah btw Bunda mereka arsitek

"Aku d D.O Bun tau lah alasannya apaan" jawab Saga dengan santainya sambil menyenderkan badannya ke sofa

"Terus kamu kenapa dek?" tanya Bunda sambil melihat anak bontotnya

"Aku ngikut Abang aja Bun lagian bunda tau sendiri aku sekolah karena gabut doang" jawab Shania

"Oh ya Bun Ayah pulang malam kah?" tanya Saga

"Paling nanti sore nak kenapa gitu?" tanya Bunda yang saat ini memfokuskan kepada anak pertamanya

"Nanti aja deh Bun sekalian aku mau kasih tau sesuatu ke kalian semua" jawab Saga

"Yaudah kalian istirahat aja dulu Bunda mau lanjutin ini" ucap Bundanya

"Siap Bos" jawab mereka serentak lalu pergi ke kamar masing-masing

Di tempat yang berbeda ada seseorang yang saat ini sedang terdiam dan duduk tanpa ada niatan untuk berbicara atau melakukan apapun itu

"Girl gimana nih Jessi dari tadi cuma diem doang" ucap Stefi dengan nada sendu

"Biarin dulu aja nanti dia senyum lagi kok mungkin sekarang kita cuma bisa ngedukung atau ngehibur dia doang" jawab Naomi yang di setujui oleh mereka

Sedangkan saat ini di dalam pikiran Jessi sedang memutar kembali kejadian tadi malam yang membuat dia seperti sekarang ini

Flashback

Di sebuah kamar yang di didominasi warna pink terdapat seorang remaja yang saat ini sedang merasakan bahagia karena seseorang yang seharian ini menemani dirinya

"Gua berasa jadi orang gila" ucapnya sambil berguling-guling di kasur namun tak lama sebuah teriakan membutnya mendengus kesal

"Kenapa Mam?" tanyanya saat sudah berada di depan orang tua dan kakak-kakaknya

"Itu ada kiriman paket dari kurir" jawab Maminya

"Paket? Aku engga belanja apapun kok" jawab Jessi bingung

"Yaudah kamu coba liat dulu aja siapa tau kamu lupa" kata kakak pertama Jessi

"APA INI ENGGA MUNGKIN" ucap jessi sedikit berteriak yang membuat anggota keluarganya dengan cepat berdiri ke arahnya

"Ini cwo yang kemarin itu kan? Kok dia gini" tanya Maminya

"Putusin dia jangan pernah kamu dekat sama dia lagi anak berandalan" ucap Daddynya dengan suara tegas dan penekanan

Jessi pun melemparkan beberapa lembar foto itu lalu berlari ke kamarnya dengan menahan tangis

"Gua kira dia anak baik-baik ternyata brengsek" ucap kakak kedua Jessi

"Jaga adik kalian jangan sampai adik kalian dekat dengan dia, lagian Daddy lebih setuju Jessi dekat dengan Kevan dari segi tampan dia juga tampan dan jangan lupa pengaruh keluarganya yang bisa menjamin hidup Jessi kedepannya" jelas Daddy

"Iya Dad kita bakal jaga Jessi" ucap kedua kakaknya

"Aku pernah dengar juga kalau keluarga Narendra pernah tidak menganggapnya" ucap Jonathan kakak pertama Jessi

"Pantas saja mungkin karena dia urakan" jawab Jason

Sedangkan kini di kamar Jessi terdengar suara tangis memilukan yang berasal dari pemilik kamar

"Aku engga nyangka kamu kaya gini" ucap Jessi di sela tangisannya

"Aku kira kamu sebaik yang aku pikir tapi nyatanya kamu cuma kasih aku luka" lanjut Jessi

Jessi di ibaratkan sudah terbang karena perilaku dan sikap manis yang Saga berikan namun dengan cepatnya dia juga membuat Jessi jatuh seperti di hembaskan begitu saja

"Lo sejahat itu Gua harus bisa lupain dia" ucap Jessi sambil mengusap air matanya dengan kasar

Malam pun datang saat ini suasana di mansion Alexander sangat lah ramai karena ulah anak-anak mereka yang saling teriak karena kejahilan masing-masing hal itu tidak membuat orang tua mereka marah karena bagi mereka saat-saat seperti ini tidak akan pernah datang dua kali

"Bun Yah ada yang mau aku bicarakan sama kalian" ucap Saga membuat semua menatap ke arahnya

"Apa yang may kamu bicarakan?" tanya Bunda yang saat ini duduk di samping Ayah

"Iya Bang apaan?" tanya Shania dengan tidak sabaran sambil menggoyangkan tangan Saga

"Aku minta maaf sebelumnya sama kalian semua maaf kalo udah bikin kalian kecewa Aku cuma mau bilang kalo Aku Mr.Xera pemilik Perusahaan terbesar kedua setelah Perusahaan Ayah" ucap Saga sambil menundukan kepala karena dia merasa bersalah telah membohongi keluarganya

"Jadi kamu pemilik Xera.corp yang punya bisnis di berbagai bidang dan cabang?" tanya Ayahnya

"Iya Yah maaf udah bohongin Ayah,Bunda bahkan Adek, maaf udah bikin kalian kecewa tujuan aku membangun ini semua karena aku coba buat mandiri tanpa embel-embel nama besar keluarga kita" jelas Saga yang masih menunduk

Tanpa terduka mereka memeluk Saga dengan erat hal itu membuat Saga bingung karena perlakuan mereka

"Kita engga marah sama kamu kita malah bangga punya anak kaya kamu yang masih semuda ini sudah punya pemikiran untuk kedepannya Ayah, Bunda dan Shania engga kecewa sama kamu tapi kita bahagia bahawa kamu sudah berhasil" jawab Ayahnya

"Makasih Yah Bun Dek udah mau maafin Aku" ucap Saga tersenyum haru

"Jadi kamu yang udah bikin Ayah pusing sampai kalah waktu itu?" tanya Ayah penuh selidik

"Hehe ya dong lagian Ayah kurang berinofasi jadi yaudah aku yang menangin" jawab Saga

"Tetap jadi anak Bunda yang baik, penyayang dan juga rendah hati ya Nak jangan sampai kamu terbuai dengan segala yang kamu punya sekarang" pesan dari Bunda

"InsyaAllah aku pasti selalu ingat pesan Ayah dan Bunda kok makasih udah selalu ada buat aku sampai di titik ini dan makasih karena engga pernah menghakimi aku juga" Jawab Saga lalu memeluk

"Huaaaaaaa Abang aku bisa jadi Sugar Daddy" teriak Shania membuatnya mendapatkan jitakan di kepala oleh Saga

"Gundulmu" jawab Saga sambil menggelitiki Shania

"Tuhan terimakasih sudah menitipkan malaikat kecil seperti mereka untuk kami" batin Ayahnya saat melihat kearah keluarga kecilnya

"Yaudah sekarang kita makan malam aja dulu Bunda udah masakin masakan kesukaan kalian" ucap Bundanya

"Yey makan" jawab mereka termasuk Ayahnya

Lalu mereka pun menuju ruang makan dan melakukan makan malam tak lupa candaan dan obrolan ringan mereka lontarkan

Berbeda dengan suasana di mansion Alexander yang di selimuti dengan kebahagiaan di mansion Narendra hanya ada suasana keheningan dan tatapan datar dari mereka semua

"Nyesel banget Gua pernah nganggep dia Abang" batin Alenta

"Kenapa Gua sebodoh itu sih" batin Christy

"Gara-gara Lo anak sialan udah bikin semuanya kacau" batin Angel

"Dasar anak tidak berguna cuma bawa sial di keluarga" batin Papihnya

"Kamu dimana sekarang? Apa kamu sudah makan? Maafin Mommy yang engga bisa ngedidik kamu dan berakhir seperti ini" batin Mommynya sentu

Transmigrasi Sagara(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang