Bab 45

1.3K 100 6
                                    

Setelah berbincang dengan keluarga saat ini Saga sedang berada di kamar Sarah yang saat ini sudah menjadi kamarnya

"Kak mandi duluan aja" ucap Saga

"Heh apaan dah manggil kakak segala berasa tua banget" ucap Sarah hal itu membuat Saga hanya cengengesan aja lalu dia bangkit dari duduknya dan menghampiri Sarah yang saat ini sedang kesal padanya

"Kenapa hem ngambek sama aku?" tanya Saga sambil menatap pantulan Sarah di kaca hal itu membuat Sarah blushing

"Udah ya marahnya kalo lagi gini lebih gemesin tau jadi pengen nyubit" ucap Saga

"Pake bibir" bisik Saga hal itu membuat Sarah memelototkan matanya lalu berbalik dan mengejar Saga yang ternyata sudah berlari menghindarinya aksi mereka cukup lama hingga Sarah yang menyudahinya

"Lah masih ngambek" ucap Saga

"Hey udah ya ngambeknya hem senyum dong" lanjut Saga mencoba membujuk Sarah namun tetap tidak di tanggapinya hingga perlahan Saga semakin mendekati Sarah namun dia hanya tetap diam hingga akhirnya bibir mereka saling bertemu

"Mmmmpppp" suara bibir mereka berdua saling memagut tak ada yang mau mengalah hingga mereka saling bergulat lidah di kasur

Saling bertukar posisi yang membuat mereka nyaman saling tukar saliva pun tak bisa di hindarkan

"Mau sekarang atau gimana hem?" tanya Saga yang saat ini berada di atas tubuh Sarah

"Aku engga mau maksa kamu buat ngelakuin itu sama aku karena aku menikahi kamu bukan semata-mata karena aku bernafsu sama kamu, aku engga munafik buat punya keturunan sama kamu tapi aku engga mau memaksakan apa yang aku inginkan bukankah ini pernikahan yang seharusnya setiap apa yang di lakukan atas persetujuan kedua belah pihak" lanjut Saga

"Maaf aku belum siap" ucap Sarah dengan tatapan sendu

"Hey gpp kok itu bukan masalah buat aku, jangan anggap ini jadi beban ya nanti juga ada waktunya kok" ucap Saga yang saat ini sudah berada di samping Sarah

"Lah kok nangis" lanjutnya lalu menarik Sarah ke dekapannya

"Makasih udah baik sama aku udah ngertiin aku juga" ucap Sarah di pelukan Saga

"Iya udah jangan nangis hem nanti di kira aku ngapa-ngapain kamu lagi" ucap Saga sambil mengusap punggung Sarah

"Kamu mau mandi engga nih? Kalo aku sih engga tadi udah mandi juga sebelum ke sini" tanya Saga

"Engga deh udah malem juga" jawab Sarah

"Kalo aku tau ya sedari awal kita bakal nikah mungkin aku udah dari dulu nikahin kamu" ucap Saga sambil mengusap pipi Sarah

"Tapi engga apa-apa mungkin takdir Tuhan memang lebih baik ya kan" lanjut Saga lalu mencium kening Sarah

"Cantik banget ya kalo di liat sedeket ini aku baru tau" puji Saga membuat Sarah blushing

"Ish apaan sih" ucap Sarah mencubit pinggang Saga yang hanya di tanggapi dengan cekikikan saja

"Istriku sayang kalo ada apa-apa cerita aja ke aku anggap aja aku itu selain suami kamu ya kaya temen, sahabat adek kakak atau siapapun dah bisa ya jadi jangan sungkan ya sayang" ucap Saga

"Awwww istri kan jadi malu" batin Sarah mendengar panggilan baru dan statusnya

"Iya kamu tenang aja" jawab Sarah lalu mencium pipi Saga

"Udah malem kita tidur aja ya" ucap Saga setelah melihat jam ternyata sudah jam 12 malam

"Iya aku juga udah ngantuk banget" jawab Sarah mengertakan pelukannya

"Night sayang" ucap Saga lalu mencium kening Sarah dan memejamkan matanya

Tak lama Sarah justru membuka mata setelah mendengar dengkuran halus dari Saga dengan hati-hati dia mengelus pipi Saga

"Tuhan makasih telah menitipkan pria baik ini untukku dan terima kasih karena telah melepas seseorang yang memang kau ciptakan bukan untukku" ucap Sarah lalu mengecup bibir Saga singkat dan menyusul Saga ke alam mimpi

Transmigrasi Sagara(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang