Bab 41

1.3K 91 1
                                    

Kembali ke Saga yang saat ini sedang mengemudikan mobilnya membelah keramian kota Jakarta berbeda dengan keadaan mobilnya yang sangat sunyi tanpa suara apapun

Hingga tak lama Saga sampai di kantor cabangnya yang ada di Jakarta dengan tatapan tajam dan aura dinginnya Saga berjalan ke dalam kantor banyak sapaan terhadapnya namun hanya di balas anggukan saja

"Pak Saga" panggil seseorang membuat Saga menghentikan langkahnya dan berbalik badan

"Kenapa?" tanyanya

"Hari ini ada meeting dengan beberapa clien  membahas tentang pembangunan hotel" jelas Sarah

"Siapkan semua nanti datang ke ruangan saya" jawab Saga dan berlalu pergi

"Pasti ada yang engga beres Gua kira kalo pindah raga bisa ilang sifatnya yang dingin ternyata sama aja malah makin serem" batin Sarah dan berlalu dari sana

Saat ini Saga hanya menatap keluar jendela sambil melihat suasana yang ada di sekitaran sana

"Ternyata sama aja, kadang yang kita inginkan tidak sesuai dengan hasil yang di dapatkan mungkin ekspetasi Gua terlalu tinggi buat ke depannya" batin Saga

"Tuhan ini sakit aku harap ini semua hanya sementara" lanjutnya sambil menutup mata

"Hey Saga semangat inget dulu sebelum dia hadir Lo kaga kenal sama dia sama sekali kan bahkan rasa itu kaga ada jadi Lo harus bisa hilangin itu semua karena Lo bisa lebih bahagia tanpa dia" ucap Saga menyemangati dirinya sendiri

Tok tok tok

"Masuk" ucap Saga tak lama seseorang pun masuk dengan membawa beberapa berkas yang ada di tangannya

"Maaf Pak ini berkasnya" ucapnya

"Kak" tegur Saga

"Hehe iya nih Ga berkasnya coba kamu lihat dulu" ucap seseorang itu yang ternyata Sarah seseorang yang sudah sejak lama di anggap kakak oleh Saga

"Iya kak, kakak duduk aja dulu" jawab Saga saat menerima berkasnya dan dengan teliti dia mempelajarinya

"Aku udah ngerti sama ini semua kak makasih buat bantuannya" ucap Sambil tersenyum menatap Sarah

"Jadi adik kakak yang yang paling ganteng ini ada masalah apa hem? Coba cerita ke kakakmu yang cantik ini" ucap Sarah dengan suara lembut

"Hah ternyata cinta engga seindah itu ya kak bahkan aku harus sakit buat yang kedua kalinya aku kira jatuh cinta seindah itu tapi mungkin yang aku pikirkan cuma cintanya doang sedangkan aku lupa tentang jatuhnya dan ini yang aku rasakan jatuh terlalu dalam karena cinta dan akhirnya aku terhempaskan sampai aku harus merasakan patah harapan" jelas Saga

"Oh jadi karena ini" batin Sarah

"Gini ya dek semua itu ada konsekuensinya entah manis atau pahit sekalipun jadi kita harus siap buat ngejalaninya kalo misalnya kita mau manisnya cinta tapi terkadang kita lupa pahitnya saat menjalaninya di sini engga ada yang salah engga ada yang benar semua sudah di takdirkan Tuhan jadi jangan sampai kamu terpuruk karena cinta apa lagi seseorang itu belum tentu jadi jodoh kamu di masa depan jadi semangat ya buat adik kakak yang paling kakak sayang ini jangan sampai terpuruk lagi sedih boleh tapi jangan sampai bikin diri kamu sakit juga cukup hati aja ya" ucap Sarah mencoba untuk menenangkan Saga yang saat ini sedang menangis karena ucapan Sarah membuat Sarah dengan cepat bangkit dari duduknya lalu memeluk Saga

"Menangislah bukan berarti kamu lemah akan suatu hal tapi anggap aja itu suatu kekecewaan sama diri kamu sendiri karena terlalu berharap dengan orang lain puasin dulu nangisnya sedihnya kecewanya setelah itu tatap kedepan berjalan lagi dengan tegap dan berani hancurkan semua rintangan yang ada di depan kamu oke" lanjut Sarah

"Makasih kak udah selalu ada buat aku udah selalu nasehatin aku hah kenapa bukan kakak aja sih yang jadi istri aku putusin aja pacar kakak itu" ucap Saga sedikit menjahili Sarah ucapannya itu membuatnya mendapatkan pukulan di lengannya

"Hey kurang ajar kamu" kesal Sarah

"Udahan ah nangisnya cape ntar aku laper malah repot aku mau cuci muka dulu kak" ucap Saga lalu berjalan meninggalkan Sarah

"Dasar anak muda" batin Sarah melihat kepergian Saga

Saat ini Saga dan Sarah berjalan beriringan menuju ruang meetingnya dengan aura yang sama-sama dingin membuat mereka berdua sangat di segani mungkin yang tidak tau mereka akan mengira sepasang kekasih namun kenyataannya berbeda

Di saat kedatangan mereka semua clien yang akan menjadi rekan pekerjaan bangkit dari tempat duduknya untuk memberi hormat membuat Saga dan Sarah melakukan hal yang sama hingga Saga mengedarkan pandangannya dan berhenti pada seseorang yang sangat dia kenali

"Dia ada di sini" batin Saga lalu segera duduk dengan tenangnya begitu pula yang lainnya

Transmigrasi Sagara(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang