Bab 7

4.8K 319 2
                                    

Tak terasa pagi pun menyapa dengan suara burung yang saling bersautan hingga mereka berdua yang masih berada di dalam alam mimpi namun tak lama salah satu di antara mereka terusik tidurnya

"Hoam, udah pagi aja dah" ucap Saga setelah itu mengecup singkat kening Shania yang membuat si empu terusik tidurnya

"Pagi adeknya Abang" ucap Saga sambil tersenyum memperlihatkan lensung pipi dan mata sabitnya

"Uwaaahhhh bisa kaga sih Bang kita pacaran aja? Abang ganteng banget manis pula" girang Shania sambil memeluk Saga

"Hais kamu nih, gih sana mandi dulu Abang juga mau mandi terus mau balik lagi ke Jakarta" ucap Saga membuat Shania sedih

"Nanti Abang pasti kesini lagi kok Abang janji yah " lanjutnya sambil mengacak rambut Shania yang membuatnya mendengus

Setelah itu Shania pergi ke kamar mandi untuk melakukan ritual paginya begitu pula dengan Saga yang kembali ke kamarnya untuk mandi juga

Butuh waktu 30 menit untuk mereka menyelesaikan semuanya lalu mereka berjalan ke ruang makan yang ternyata di sana sudah ada Bundanya yang sedang menata makanan

"Pagi Bunda" ucap mereka serentak setelah itu mengecup pipi

"Pagi juga anak-anak Bunda" jawab Bunda dengan senyuman

"Pagi semua" ucap Ayah setelah itu mengecup pipi istri dan anaknya

"Emm Yah Bun aku nanti pamit balik ke Jakarta soalnya aku harus sekolah juga" ucap Saga sambil menyuapkan makanannya

"Engga bisa di undur aja nak atau kamu sekolah disini aja" jawab Bunda dengan lesu

"Bun maafin aku yah aku belum bisa di sini aku janji bakal sering pulang kesini" jawab Saga sambil mengelus tangan Bundanya

"Yaudah tapi kamu harus janji jaga diri kamu baik-baik di sana ya" jawab Ayah sambil mengelus rambut Saga

Setelah sarapan di selingi dengan candaan di pagi hari akhirnya waktu Saga untuk kembali pun tiba

"Bunda Ayah aku pamit pulang dulu ya" pamit Saga lalu mencium punggung tangan orang tuanya

"Iya kamu hati-hati" jawab Bundanya yang di balas anggukan

"Assalamualaikum" ucap Saga dan Shania

Saga mengendarai motornya dengan kecepatan rata-rata sambil menikmati suasana Bandung yang sangat dia rindukan pelukan hangat dari adiknya membuat suasana makin indah tak terasa mereka sudah sampai di sekolah SMA Bina Nusantara

"Udah nyampe dek" ucap Saga namun tak ada jawaban dari Shania yang membuatnya bingung

"Dek kenapa hem?" lanjutnya hanya di balas gelengan kepala

"Yaudah Abang antar sampai kelas aja ya" tawar Saga membuat Shania menatap Saga dengan berbinar

Mereka pun melepas helm seperti adegan slomotion yang membuat mereka jadi pusat perhatian

"Gila Shania sama siapa? Cakep bener"

"Pacarnya kali ya"

"Aa aku rela jadi yang kedua"

"Gua rela deh jadi yang keberapa juga"

"Bening banget pula"

"Mimisan dah ini mah"

"Mereka cocok banget"

Banyak lagi pujian yang tak di tanggapin oleh mereka berdua yang hanya berjalan sambil berpegangan tangan menuju ke kelas Shania

Banyak tatapan memuja yang di tujukan untuk Shania dan juga Saga namun tak sedikit juga tatapan iri dan benci yang di berikan kepada mereka

"Bang jangan balik ya" rengek Shania saat sudah sampai di dalam kelas lantas itu membuat teman bahkan sahabatnya heran karena Shania manja ke seorang pria kecuali Abang dan Ayahnya

"Kaga bisa dek nanti Abang pasti ke sini lagi kok tenang aja ya" jawab Saga mencoba menenangkan

"Yaudah tapi janji balik lagi ya" pasrah Shania

"Iya pasti kok" ucap Saga setelah itu mengusap pipi Shania dan memgecup keningnya

Hal itu tak luput dari tatapan teman sekelasnya yang membuat mereka memekik kegirangan namun mereka tahan

Lalu Saga pun berlalu pergi dari kelas Shania untuk segera pulang ke Jakarta walaupun dia berat untuk meninggalkan orang-orang yang mereka sayang namun tetap dia lakukan

Saga mengendarai motornya dengan kecepatan rata-rata karena dia tak terburu-buru yang membuat dia menikmati suasana perjalanan

Butuh waktu 4 jam untuk Saga sampai di Jakarta namun dia tak langsung pulang ke rumah dan mengendari motornya menuju cafe yang dia buat

Saga pun memasuki cafe tersebut banyak pelanggan yang mencuri-curi menatap Saga namun tak dia hiraukan

"Maaf Ka sarah ada engga?" tanya Saga ke kasir

"Ada mas maaf apa anda sudah membuat janji terlebih dahulu?" tanyanya yang hanya di jawab anggukan

"Silahkan ikuti saya" lanjutnya sambil berjalan di depan Saga

"Ini ruangannya silahkan masuk" ucapnya setelah itu pamit pergi

Tok tok tok

"Silahkan masuk" jawab seseorang disana

Saga pun membuat pintu dan terlihat perempuan dewasa yang sedang duduk sambil sibuk memeriksa berkas

"Silahkan duduk dulu saya selesaikan ini sebentar" ucap Sarah tanpa mengalihkan pandangnya

"Ternyata Kak Sarah kaga pernah berubah yah masih maniak kerja" ejak Saga yang sedari tadi memperhatikan Sarah hal itu membuat Sarah mengangkat kepalanya

"Aku tau aku cakep tapi biasa aja ngeliatnya" ucap Saga dengan Pdnya karena Sarah yang menatap dalam dirinya dan itu membuat Sarah tersadar

"Kamu siapa? Ada urusan apa juga?" tanya Sarah

"Aku Saga Adik kesayangan kakak aku tau mungkin kakak ini di luar akal sehat cuma ini yang aku alami" ucap Saga setelah itu menjelaskan semua hal yang terjadi dan tak lupa membuat aib Sarah tentunya

"Hey diam lah iya aku percaya" ucap Sarah setelah mendengar semuanya setelah itu dia memeluk Saga

"Sumpah kamu cakep banget dek" lanjut Sarah sambil membolak balikkan muka Saga yang membuat Saga kesal

Mereka berdua pun bercerita banyak hal sampai mereka lupa waktu ternyata hari sudah gelap Saga pun memutuskan untuk pamit pulang kerumah

Saga berjalan santai memasuki rumahnya yang terlihat sepi namun tak dia hiraukan

Plak

Suara tamparan keras yang membuat Saga terkejut dan juga merasakan perihnya di pipi suasana pun menjadi sangat hening

Suara tamparan keras yang membuat Saga terkejut dan juga merasakan perihnya di pipi suasana pun menjadi sangat hening

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Transmigrasi Sagara(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang